(صحيح
البخاري)
Sabda
Rasulullah SAW, “aku lebih utama dari setiap orang beriman atas diri mereka
sendiri, maka barangsiapa yg wafat dan menanggung hutang dan ia tidak
meninggalkan harta untuk melunasinya, maka akulah yg akan menanggung hutangnya,
dan barangsiapa yg wafat dan meninggalkan harta, maka untuk ahli warisnya”
(Shahih Bukhari)
Hadits ini menerangkan betapa cintanya Sang Nabi SAW kepadaku dan kepada
kalian. “Ana awla bil mu’miniina min anfusihim” Aku lebih utama, lebih patut
didahulukan oleh orang – orang mukmin dari diri mereka sendiri. Inilah
bentuk kemuliaan Allah Swt kepada Sang Nabi SAW untuk setiap pribadi muslimin –
muslimat. Betapa dekat dan eratnya dan tidak bisa terputusnya Sang Nabi SAW
dengan umatnya karena beliau “awla bil mu’miniina min anfusihim”.
Lalu apa Sang Nabi SAW memberikan kepada kita? “Faman mata wa alaihi
dainun, walam yatruk wafa’an fa’alaina qadhauhu” jika ada diantara kalian (di
masa itu) yang wafat dan tidak punya harta untuk membayar hutang – hutangnya,
maka aku yang membayar hutangnya. Sang penebus hutang umatnya, ialah
Sayyidina Muhammad SAW. “Waman taraka malan faliwa rasytihi” kalau masih
meninggalkan harta maka untuk ahli warisnya.
Jadi pada hakikatnya yang
lebih berhak kepada ahli waris itu adalah Nabi Muhammad SAW. Karena beliau SAW
lebih berhak daripada keluarganya tapi Sang Nabi SAW mengatakan kalau ada
hutang, baru aku yang ambil. Kalau ada hartanya ambil oleh keluarganya tapi
kalau ada hutangnya, aku (Nabi SAW) yang akan membayarnya. Inilah sang penebus
umatnya di dunia dan di akhirat. Sehingga di yaumal qiyamah, beliau SAW juga
yang berusaha menebus dosa umatnya dengan bersujud untuk pengampunan demi
seluruh pendosa diantara aku dan kalian. Inilah Sayyidina Nabi Muhammad SAW.
Hadits ini merupakan penjelasan dari firman Allah “Annabiyyu awla bil
mu’minina min anfusihim”QS. Al Ahzab : 6. Bahwa Nabi SAW itu lebih mulia
dan lebih patut didahulukan dari orang yang beriman atas diri mereka sendiri.
Paling pantas dicintai lebih dari diri kita yaitu Sayyidina Muhammad SAW.
Karena apa? Karena beliaulah manusia yang paling mencintai kita. Kalau selain
Sang Nabi SAW, tidak ada yang lebih mencintai kita kecuali Allah. Sang Nabi SAW
manusia yang paling cinta kepada kita karena disaat semua yang cinta pada kita
lupa pada kita, beliau SAW tidak lupa kepada kita. Saat semua orang menghindar,
para Nabi dan Rasul menghindar, beliau SAW tidak menghindar bahkan mencari kita
dimanapun umatnya berada. Di jembatan ashshirat, keberatan dosa didalam
timbangan amal atau sudah jatuh ke dasar neraka?
Beliau SAW tetap tidak ingin senang sebelum umatnya terangkat dan terbebas
dari neraka. Inilah idola, inilah Sayyidina Nabi Muhammad SAW yang sudah
dijelaskan oleh Allah bahwa beliau SAW lebih patut didahulukan daripada diri
kita sendiri. Kenapa? Karena beliau SAW mendahulukan kita daripada diri beliau
sendiri. Beliau SAW mendahulukan umatnya daripada diri beliau sendiri. Sampai
musuh – musuhnya pun masih didoakan, masih menginginkan hidayah-Nya. Beliau SAW
memerangi musuh – musuh yang memeranginya tentunya. Jika membahayakan muslimin,
beliau memerangi dengan senjatanya. Namun besarnya keinginan Sang Nabi SAW agar
musuh- musuhnya itu kembali ke dalam hidayah. Mereka yang sudah diperangi
tentunya sudah jelas diperangi untuk membela dirinya dan tidak membiarkan
dirinya mereka bunuh begitu saja.
Akan tetapi beruntung mereka yang berada di jalan Sayyidina Muhammad SAW.
Mereka bersabar dan ketika mereka melawan musuhnya, jika mereka menang maka
mendapatkan ghanimah (hasil rampasan perang) dan jika mereka kalah maka
mereka sebagai syuhada (orang yang wafat dijalan Allah). Tidak ada
kerugian sebagai para pembela Muhammad Rasulullah SAW. Menang mendapat pahala
dan ghanimah, kalah maka syahid. Kalau tidak wafat maka ia mendapatkan pahala
besar dihadapan Allah Swt sebagai fisabilillah. Tidak ada ruginya mengikuti
Muhammad Rasulullah SAW.
Habib Munzir al Musawwa
Posting Komentar