Beriman terhadap adanya telaga Nabi Muhammad SAW, yang
orang-orang beriman akan minum dari air telaga itu sebelum memasuki surga dan
setelah melewati titian (shirath). Orang yang minum dari air telaga itu satu
kali saja tidak akan merasakan dahaga selamanya
Kajian kita masih berbicara tentang aqidah Ahlussunnah wal
Jama’ah. Kali ini pengarang menjelaskan ihwal Telaga Al-Kautsar, telaga Nabi
SAW di akhirat kelak. Ini salah satu keistimewaan beliau di akhirat kelak.
Jadi, bukan hanya di dunia beliau memiliki berbagai keistimewaan dan kelebihan
dibandingkan dengan para rasul yang lain, melainkan juga di akhirat.
Selanjutnya pengarang menjelaskan perihal perhitungan amal di
akhirat nanti, salah satu aqidah yang wajib kita imani. Bagaimana nasib
orang-orang mukmin yang amal keburukannya lebih banyak dibandingkan amal
kebaikannya? Jika dosa-dosa mereka sangat banyak dan tak ada sama sekali
kebaikannya, hanya memiliki iman, apakah mereka akan kekal di neraka? Kita akan
menyimak penjelasan pengarang tentang hal itu dan perkara lain yang berkaitan.
Setelah itu pengarang menjelaskan masalah keyakinan kita kepada para sahabat
Nabi SAW. Mari kita perhatikan dengan seksama.
Pengarang mengatakan:
Selain itu, beriman terhadap adanya telaga Nabi Muhammad
SAW, yang orang-orang beriman akan minum dari air telaga itu sebelum memasuki
surga dan setelah melewati titian (shirath). Orang yang minum dari air telaga
itu satu kali saja tidak akan merasakan dahaga selamanya. Luasnya sejauh jarak perjalanan
satu bulan, warna airnya lebih putih daripada susu, dan rasanya lebih manis
daripada madu. Di sekelilingnya ada gelas-gelas yang jumlahnya sebanyak
bilangan bintang di langit, di sana terdapat pancuran air yang mengalir dari
Telaga Al-Kautsar.
Lalu beriman terhadap perhitungan amal dan perbedaan
manusia dalam perhitungan amalnya. Ada yang diperhitungkan secara ketat, ada
yang diperhitungkan secara mudah. Serta ada yang masuk ke surga tanpa harus
diperhitungkan amalnya, dan mereka adalah orang-orang yang selalu bertaqarrub
kepada Allah SWT.
Ia akan menanyai siapa saja yang dikehendaki-Nya dari para
nabi dalam menyampaikan risalah, menanyai siapa saja yang dikehendaki-Nya dari
orang-orang kafir yang telah mendustakan para rasul, menanyai orang yang berbuat
bid‘ah tentang sunnah, dan menanyai kaum muslim tentang amal perbuatan
mereka.
Juga beriman bahwa orang-orang beriman yang mengesakan
Allah SWT akan dikeluarkan dari api neraka setelah dihukum, sehingga di dalam
neraka tidak tersisa lagi orang yang mengesakan-Nya dengan berkat kemurahan
Allah SWT. Di samping itu, beriman dengan syafa’at para nabi, lalu ulama, lalu
para syahid, dan semua orang yang beriman, masing-masing sesuai dengan kedudukan
dan derajatnya di sisi Allah SWT.
Adapun yang tersisa dari orang-orang beriman yang tidak
ada orang yang memberikan syafa’at kepada mereka, mereka dikeluarkan dari
neraka dengan kemurahan Allah SWT sehingga tidak ada satu orang mukmin pun yang
abadi di neraka, bahkan orang yang di dalam hatinya hanya ada sebiji sawi
keimanan akan dikeluarkan juga.
Kemudian pengarang menjelaskan keyakinan yang lain, yaitu
keyakinan mengenai para sahabat Nabi SAW, dengan mengatakan:
Juga meyakini keutamaan sahabat-sahabat Nabi dengan
urutannya, dan bahwa yang paling utama setelah Rasulullah SAW adalah Abu
Bakar RA, kemudian Umar RA, Utsman RA, lalu Ali RA. Selain itu, hendaknya
berbaik sangka terhadap semua sahabat dan memberikan pujian kepada mereka, sebagaimana
Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan pujian kepada mereka.
Kesemuanya itu berdasarkan riwayat-riwayat hadits dan
atsar-atsar. Barang siapa meyakini semua itu, ia menjadi bagian kelompok yang
benar dan menepati sunnah, serta berseberangan dengan kelompok sesat dan
bid‘ah. Kita memohon kepada Allah SWT agar diberi keyakinan yang sempurna dan
keteguhan di dalam agama, untuk kita semua dan seluruh kaum muslimin. Sesungguhnya
Dia Paling Penyayang di antara yang penyayang.
Kajian Kitab Al-Mursyid Al-Amin Karya Al-Ghazali, Diasuh oleh: K.H. Saifuddin Amsir

Posting Komentar