Bagi anda yang suka datang
terlambat saat ibadah Jumat, saya ingatkan bahwa kehadiran anda tidak dicatat
oleh Malaikat. Ukuran terlambat adalah saat khatib mulai naik mimbar. Jadi
kalau anda datang ke masjid setelah khatib naik mimbar anda termasuk orang
terlambat dan kehadiran anda tidak ada catatannya di buku malaikat. Sudah
berapa puluh tahun ikut ibadah Jumat tapi ternyata tidak ada dalam catatan
Malaikat.
Sebagai ibadah yang sangat penting,
ibadah Jum’at semestinya dilaksanakan oleh kaum muslimin yang dapat menunjukkan
kesungguhan atau keseriusan, karenanya kaum muslimin sudah harus datang ke
tempat pelaksanaan ibadah Jum’at sebelum waktu Jum’at tiba dan lebih bagus lagi
bila ia bisa datang lebih pagi lagi sehingga ia akan memperoleh nilai keutamaan
yang besar, Rasulullah SAW bersabda:
مَنِ اغْتسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَ نَّمَا قَرَّبَ بُدْ نَةً، وَمَنْ رَاحَ
فىِ السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَ نَّمَاقَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِى
السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَ نَّمَا قَرَّبَ كَبْشًااَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِى
السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَ نَّمَاقَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِى
السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَ نَّمَاقَرَّبَ بَيْضَةً، فَاِذَا خَرَجَ
اْلاِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ.
Barangsiapa yang mandi seperti
mandi junub pada hari Jum'at, kemudian dia pergi ke masjid pada kesempatan
pertama, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan seekor unta.
Barangsiapa pergi ke masjid pada kesempatan kedua, maka pahalanya seperti
pahala berkorban dengan sapi. Barangsiapa pergi ke masjid pada kesempatan
ketiga, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan seekor kambing.
Barangsiapa pergi ke masjid pada kesempatan keempat, maka pahalanya seperti
pahala berkorban dengan ayam. Barangsiapa tiba ke masjid pada kesempatan
kelima, maka pahalanya seperti pahala berkorban dengan sebutir telur. Jika imam
(khatib) telah keluar, para malaikat hadir mendengarkan khutbah (tidak ada yang
mencatat siapa yang datang setelah itu). (HR. Muslim).
إِذَا كَانَ يَوْمُ
الْجُمُعَةِ, وَقَفَتِ الْمَلاَئِكَةُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ يَكْتُبُوْنَ
اْلأَوَّلَ فَاْلأَوَّلَ وَمَثَلُ الْمُهَجِّرِ كَمَثَلِ الَّذِى يُهْدِى
بَدَنَةً, ثُمَّ كَالَّذِى يُهْدِى بَقَرَةً, ثُمَّ كَبْشًا, ثُمَّ دَجَاجَةً,
ثُمَّ بَيْضَةً، فَاِذَا خَرَجَ اْلاِمَامُ طَوَوْا
صُحُفَهُمْ, يَسْتَمِعُوْنَ الذِّكْرَ.
Jika tiba hari Jumat, para
malaikat berdiri di pintu-pintu masjid menulis yang hadir pertama dan yang
seterusnya. Dan perumpamaan orang yang berangkat pertama adalah seperti orang
yang berkorban seekor unta, kemudian seperti orang yang berkorban sapi,
kemudian seekor domba, kemudian seekor ayam, kemudian sebutir telur. Jika imam
telah hadir, maka mereka menutup buku catatan dan menyimak dzikir (khutbah).
(HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah).
Ust. Ahmad Yani

Posting Komentar