Iman berarti
membenarkan dengan penuh kemantapan hati tentang segala yang disampaikan dan
diajarkan oleh baginda nabi SAW dari hadirat allah SWT. Wajib bagi kita, atas
keimanan ini, untuk meyakini dan membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan
lisan, serta mengamalkan dengan perbuatan.
Adapun pondasi yang mendasari teguhnya iman ada 6, yakni: Iman kepada Allah
SWT, Iman kepada Para Malaikat, Iman
kepada Kitab-Kitab Allah, Iman kepada Para Utusan Allah, Iman kepada Hari
Akhir, Iman kepada Ketetapan Allah, yang kita rasakan baik maupun yang jelek.
1. Beriman Kepada Allah ‘Azza Wa Jalla
Setiap manusia yang dikaruniai akal serta bisa membaca keadaan dan kejadian
alam, tidak akan memungkiri eksistensi (keberadaan) Dzat Yang Maha Kuasa,
Mahatunggal dalam Kemuliaan-Nya, yakni Allah SWT.
Inilah dasar daripada Keimanan Kepada Allah; yakin dan membenarkan
eksistensi AllahTa’ala, meyakini bahwa pasti ada Dzat Yang Maha Menguasai, Yang
pasti wujud-Nya, Mahatunggal, Maha Merajai, Mahakuasa, Mahahidup, Mahategak
tanpa sekutu, Maha Terdahulu tanpa permulaan, Mahaabadi tanpa penghabisan!!!
Serta meyakini bahwa Dzat tersebut Maha Mengetahui segala sesuatu, tiada
satupun yang menyerupai-Nya, Maha Mendengar Maha Melihat, Mahasuci dari
penyerupaan dan penglihatan, Mahasuci dari sekutu dan bawahan, Dzat Yang tiada
terkungkung waktu dan zaman, tiada terlingkupi arah dan tempat, tidak
berubah-ubah keadaan-Nya.
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Dzat Ini adalah Maharaja Yang mutlak
Kekayaan-Nya, muara kebutuhan bagi selain-Nya. Maha Menciptakan segenap
makhluk-Nya, Maha Mencipta perbuatan makhluk-Nya. Maha Memberi petunjuk,
pengampunan dan keridhaan kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya, pun Maha
Memelencengkan dan Memurkai setiap orang yang Ia kehendaki.
Dialah Dzat Yang telah menawarkan kepada hamba-hamba-Nya kebahagiaan abadi,
pun Dialah Dzat Yang memperingatkan kita dengan murka-Nya yang pedih saat tak
berguna lagi penyesalan.
2. Beriman Kepada Para Malaikat
Wajib pula bagi kita untuk meyakini dan membenarkan bahwa para Malaikat
adalah hamba-hamba Allah yang mulia, tiada pernah sekalipun melenceng dari
perintah Allah.
Adapun para Malaikat ini merupakan makhluk Allah dalam bentuk yang halus,
tercipta dari cahaya, dikaruniai kemampuan menyerupai, tiada bersifat lelaki
maupun wanita, hanyalah Allah Yang Mahatahu jumlah para Malaikat-Nya.
Tiada sejengkal pun tempat di langit dan di bumi melainkan ada Malaikat
berpijak di atasnya. Bagi kita, wajib mengetahui sepuluh malaikat beserta tugas-tugas
mereka, yakni;
A. Malaikat Jibril; menyampaikan wahyu
B. Malaikat Mikail; bertugas menebar rizqi dan menurunkan hujan
C. Malaikat Isrofil; bertugas meniup sangkakala hari akhir
D. Malaikat Izroil; bertugas mencabut nyawa
E. Malaikat Ridhwan; bertugas menjaga surga
F. Malaikat Malik; bertugas menjaga neraka
G. Malaikat Munkar dan
H. Malaikat Nakir; sebagai interrogator di alam kubur
I. Malaikat Roqib dan
J. Malaikat ‘Atiid; mendampingi kita manusia yang Mukallaf (Aqil Baligh),
bertugas mencatat amal baik maupun amal jeleknya. Keduanya tiada berpisah dari
kita melainkan pada saat kita buang hajat, bersetubuh dan mandi. Pada saat kita
mati, keduanya duduk di atas kubur kita, pada saat kita dibangkitkan dan
dikumpulkan, keduanya pun turut dikumpulkan bersama kita. (QS.Al-Infithor:10-12; QS.Qof:17-18).
3. Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Selain beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kita pun semestinya beriman
terhadap segala yang disampaikan para malikat dari Allah, wahyu kepada para
utusan Allah, para rasul. Meyakini bahwa firman-Nya dalam kitab-kitab-Nya
adalah qadiim (terdahulu, bersandar pada sifat qadiim Allah),
serta meyakini bahwa segala yang terkandung di dalam kitab-kitab-Nya adalah benar
tiada keragu-raguan sedikitpun.
Sedangkan kitab-kitab yang diturunkan berjumlah 104; 50 untuk Nabi Syits
bin Adam, 30 untuk Nabi Idris, 10 untuk Nabi Ibrahim, 10 untuk Nabi Musa
(selain Taurat), serta: Taurat bagi Nabi Musa, Injiil bagi Nabi
Isa, Zabuur bagi Nabi Dawud dan Al-Quran untuk Nabi Muhammad saw
dan untuk penyempurna kitab-kitab terdahulu.
Dinukil dari kitab karya Al-Amil Al-Faqih Al-Murabbi Al-Habib Zain bin
Ibrahim bin Smith Al-‘Alawiy yang berjudul “Syarah Hadits Jibril: Hidayatut Thalibin fi Bayani Muhimmatid Diin” oleh Ribat Nurul Hidayah

Posting Komentar