Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Amal Yang Paling Dicintai Allah SWT

Amal Yang Paling Dicintai Allah SWT

Nabi SAW ditanya : “Amal apa yang paling dicintai Allah?, sabda Rasulullah SAW : Shalat pada waktunya. Lalu apa?, sabda beliau SAW : Bakti pada ayah bunda. Lalu apa?, sabda beliau SAW Jihad di Jalan Allah” (Shahih Bukhari)

Kita jelaskan yang pertama dahulu, di dalam shalat tepat pada waktunya itu kita harus punya pemahaman, bukan berarti mutlak setiap habis adzan harus segera shalat qabliyah, dilanjutkan shalat dan shalat, bukan mutlak begitu. Karena ada riwayat lainnya Shahih Bukhari menjelaskan bahwa “antum fi shalah maa iltum tantadhiruunaha” (kalian tetap dalam pahala shalat selama kalian menantikan untuk mendirikan shalat) dan Rasul SAW dalam beberapa riwayat (bukan dalam satu riwayat) Shahih Bukhari “mengakhirkan waktu shalat, menunda waktu shalat”. Jamaah sudah menunggu, Rasul SAW ada urusan kesana, urusan kesini, Sahabat menunggu. Itu terjadi beberapa kali, ketika Rasul SAW datang, Sahabat masih menunggu dalam shaf bahkan dalam salah satu riwayat adalah saat shalat Isya’, Bilal sudah adzan, Sahabat sudah rapi shafnya, Rasul SAW baru keluar ditengah malam. Sahabat ada yang tertidur sambil duduk, ada yang tetap berdzikir lantas Rasul SAW berkata “kalian tetap dalam pahala shalat selama menunggu shalat”. Jadi kalau sudah waktunya adzan, sunnah yang paling bagus sunnah qabliyah, lalu amalan yang sangat dicintai Allah sebagaimana hadits ini adalah langsung shalat, jangan kemana mana dulu, ada sms taruh dulu, ada telefon taruh dulu, aku mau berjumpa dengan Rabbul Alamin, ini penting! Tidak ada yang lebih penting dari Allah, toh hanya beberapa menit

Tapi jika kesibukkan itu berupa kesibukkan yang ukhrawi boleh ditunda. Misal zaman sekarang orang kalau taklim habis shalat maghrib, majelis taklimnya terus baru selesai jam 8. Apa ini mereka koq tidak mau shalat Isya’ tepat waktu? Ketahuilah Rasul SAW juga mengajari kalau ditundanya itu karena hal – hal yang bersifat ukhrawi (ibadah), maka penundaannya itu mendapat pahala. Sebagaimana Rasul SAW tadi bersabda “kalian tetap dalam pahala shalat selama duduk menanti shalat”. Duduk saja menunggu shalat itu sampai waktu shalat dihitung pahala shalat, jadi kalau majelis taklim misalnya, majelis taklim kita tentunya setelah shalat Isya’tapi banyak majelis – majelis taklim sekarang ini diprotes oleh sebagian kelompok orang. “ini sudah waktunya shalat, masih saja ini ustadznya terus ngajar”, bukan begitu tapi ada hukumnya. sebagaimana riwayat Shahih Bukhari yang menjelaskan bahwa Rasul SAW menunda waktu shalat dan Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa kalau penundaan itu untuk hal – hal yang bersifat duniawi maka ia kehilangan pahala shalat pada waktunya tapi kalau hal – hal yang bersifat ukhrawi dan ibadah maka penundaannya itu mendapat pahala jika sudah duduk di shaf. Ini penjelasan yang utama. 

Al Imam Ibn Hajar dalam mensyarahkan hadits ini, berkata : ini hadits bukan mutlak, ada hadits – hadits lain yang mengatakan sebaik – baik amal adalah jihad fisabilillah. Ada hadits lain juga riwayat – riwayat shahih yang meriwayatkan “afdholul a’mal adalah shadaqah”. (sebaik baik amal shadaqah) Maka Al Imam Ibn Hajar menjelaskan ini tergantung kondisinya, jangan tinggalkan shalat pada waktunya. Kejar shalat pada waktunya, itu pahala besar, amal yang paling dicintai Allah. Tapi ada waktunya lagi untuk “afdholul a’mal jihad fisabilillah”, (sebaik baik amal adalah Jihad di jalan Allah) ada waktunya begitu. Kampungnya sudah diserbu oleh orang – orang non muslim, masjid mau diruntuhkan tadi kita dengar penyampaian dari Hb soleh Alidrus dari Poso, semua muslimin wajib jihad itu. Bukan shalat pada waktunya yang kita dahulukan, terjun jihad. Namun maksudnya bukan meninggalkan shalatnya, shalat tetap fardhu tetapi diakhirkan waktunya atau dipertengahan waktu, tidak apa – apa. Karena apa? karena ada hal yang lebih pantas didahulukan pada kondisinya. Demikian hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah.

Diriwayatkan pula didalam Shahih Bukhari, Rasul SAW selesai shalat buru – buru pergi, sahabat sedang dzikir karena memang sunnah dzikir selesai shalat adalah dzikir. 

Rasul SAW pergi meninggalkan shaf padahal sunnah dzikir setelah shalat namun Rasul pergi, Sahabat berkata “koq Rasul buru – buru pergi dan meninggalkan dzikir..?”. “Ya Rasulullah apa yang membuat engkau pergi?”, Rasul berkata “aku lupa ada barang barang untuk fuqara masih belum kusampaikan di rumah”. Itu beliau SAW menunda hak fuqara sampai salam dan beliau meninggalkan dzikirnya untuk menyampaikan kepada fuqara. Kan dzikir hanya beberapa menit, beliau tidak mau menunda itu demi hak hak orang miskin. Subhanallah!! Inilah akhlak Nabiyyuna Muhammad SAW.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, hadits yang sebagaimana kita baca tadi “lalu apa?”, lalu “birrul walidain” (bakti kepada orangtua jangan dilupakan). Banyak keluhan kepada saya “ayah saya itu orang yang fasiq, dia banyak berbuat dosa maka boleh tidak kalau saya mencaci - maki dan benci padanya”, “ibu saya itu jahat, tidak mau pakai jilbab, saya juga tidak suka melihatnya” Subhanallah!! Kita bukan Allah Al Hakim (yang menghakimi dosa – dosa) ayahbunda kita. Kita ingat, Itu ayahbunda kita, saat kita lahir. 

Diriwayatkan dalam satu riwayat yang tsigah ada anak datang kepada Rasul SAW mengadu “Ya Rasulullah hartaku ada yang diambil oleh ayahku”, kasarnya begini, ini orang mengadukan bapaknya mencuri hartanya. Rasul panggil ayahnya “kau mencuri harta anakmu?” maka orang itu berkata “Ya Rasulullah 20 tahun yang lalu, aku kelahiran seorang bayi pria. Aku terdiam dengan airmata dan keringat dingin menanti kelahiran sang bayiku. Tidak lama kudengar jeritan kelahiran bayiku, dan aku menangis gembira, tidak ada yang lebih membuatku gembira dari mendengar tangisnya, tangis bayiku. Seandainya dipilihkan untukku untuk dikuliti dan dilemparkan ke dalam bara api demi keselamatan bayiku yang lahir itu, akan kuperbuat. 

Dia lahir dengan selamat dan aku gembira, aku peluk, aku sambut dia dengan adzan, ku adzankan di telinga kanannya dan ku iqamahkan di telinga kirinya, akulah orang yang pertama kali memeluknya dengan gembira. Lapar dan hausku kutinggalkan demi bayiku, agar kesehatannya dan kemaslahatan sang bayiku ini, Aku lapar, kudahulukan makanan untuk bayiku, aku ngantuk kutinggal tidurku demi bayiku. Semua untuknya, semua hajatku kusingkirkan yang penting anakku bayiku sampai dia tumbuh dewasa. Aku mengajarinya makan, minum, berjalan, aku mengajarnya berbicara dan semuanya selama 20 tahun untuknya kukorbankan. Dan sekarang bayi itu, bayiku yang sangat kucintai telah dewasa dan kaya raya, lalu ia berkata “aku adalah pencuri”. Maka Rasul SAW menangis seraya berkata “harta itu milik ayahmu, wahai anak”. Demikian hadirin, ini ayah. Dan ibu lebih – lebih lagi dari itu.

Sebagian muncul pertanyaan pada saya di website “Habib, ibu saya itu tidak mau memakai jilbab, apakah saya mesti berbakti padanya atau tidak?”. Tentunya pengingkarannya terhadap syari’ah mutaharrah kita nasehati dengan lemah lembut tapi ingat ibu kita itu terkejang – kejang menjerit saat kita lahir, ia teriak dengan teriakan yang dahsyat dan kepedihan yang tidak ada yang melebihinya kecuali sakaratul maut. 

Bayangkan wajah ibumu yang sedang menjerit dan sedang dalam keadaan terkejang – kejang menahan kelahiran kita. Sampai sekarang kita berkata “aku tidak perlu bakti kepadanya…..??”. Rasul berkata “tsumma birrul walidain…” (lalu bakti kepada ayahbunda). Hati – hati ayahbunda kita. Hadirin- hadirat, jika mereka mengingkari syari’ah, nasehati dengan lembut kalau bisa, kalau tidak cari orang lain (teman mereka, saudara mereka) agar menasehati mereka.

Yang ketiga “jihad fisabilillah”. Jihad adalah membela agama Allah SWT. Mereka yang mampu jihad dengan pedang, dengan senjata. Jihad dengan senjata wajib kalau seandainya dikampung – kampung halamannya ada serangan non muslim, wajib jihad. Tapi kalau ditempat lain, lihat keadaannya dulu. Kalau dikampungnya masih butuh orang – orang yang menegakkan dakwah Islamiyyah, jangan ramai – ramai meninggalkan kampungnya. kita gembira saudara – saudara kita bahkan ada yang berangkat ke Palestina. Semoga mereka diberikan kesabaran dan keselamatan oleh Allah SWT.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

+ comments + 2 comments

23 September 2011 pukul 14.29

sekarang aku paham, pernah dulu ketemu masjid yg waktu isya masih ceramah, aku tunggu ga sholat2 juga, mana aku musafir

seandainya aku tahu masjid lain (aku dengar adzan dari masjid lain) maka aku akan sholat di masjid lain

sayang aku musafir aku ga tahu adazan dari masjid mana yg berkumandang

23 September 2011 pukul 21.41

Rasul SAW bersabda “kalian tetap dalam pahala shalat selama duduk menanti shalat”.

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger