قَلَ رسول
الله صلّى اللهُ عليه وسلّم
اللّهمّ
فَأَ يُمَا مُْؤْمِنٍ سَبَبْتُهُ فَاجْعَلْ ذَلِكَ لَهُ قُرْبَةً اِلَيْكَ يَوْمَ
الْقِيَا مَةِ
( صحيح
البخاري)
Sabda Rasulullah SAW:
Allah, maka siapapun orang yang beriman yang pernah aku mencelanya, maka
jadikanlah hal itu baginya kedekatan pada-Mu di hari kiamat ” (shahih bukhori)
Diriwayatkan bahwa adanya hadits ini
bukan berarti Rasul pernah mencela orang lain, ini yang perlu digaris bawahi.
Karena Rasul itu orang yang mulia akhlaknya. Hadits ini menggambarkan betapa
indahnya Islam dan betapa indahnya akhlak Rasul, memuliakan orang yang di hina
dan mendo`akannya unuk mendapatkan tempat yang mulia di hari kiamat nanti. Adanya hadits ini bukan berarti kita
dibolehkan menghina orang lain, justru sebaliknya Islam sangat melarang untuk
menghina orang.
Menghina, membicarakan aib orang itu
sama saja. Pernah diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ” Seandainya
diperlihatkan aib seseorang niscaya orang tersebut akan menangis dan sibuuk
menutupi aibnya daripada memikirkan aib orang lain”. Bisa dibayangkan
malunya kita, dan sangat berdosanya kita jika kejelakkan kita di perlihatkan,
mau di taruh dimana muka ini? kalau kita sibuk membicarakn orang lain. sedang
jelas-jelas aib kita dibuka sangat lebar?
Orang yang mencela biasanya adalah
orang yang menganggap dirinya mempunyai kelebihan atas orang yang di cela, padahal boleh jadi orang yang di cela lebih baik dari yang mereka cela.
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi
yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Q.S. Al Hujuraat :11)”.
Islam tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk menghina.
Namun bila ada umat-umat muhammad yang suka menghina, itu bukanlah perintah
dari agamanya tapi adalah atas kemauannya sendiri. Menghina tidak akan membuat
orang lain respect kepadanya tetapi justru akan dijauhi oleh orang lain.
عن أنس بن مالك ـ رضي الله عنه ـ قال : لم يكن النبي ـ صلى
الله عليه وسلم ـ سبّاباً ، ولا فحشاً ، ولا لعّاناً . وكان يقول لأحدنا عند
المعتبة : ماله ترب جبينه ? رواه البخاري
Imam Bukhari meriwayatkan Dari Anas bin Malik ra berkata, Sesungguhnya orang yang paling baik dari kalian adalah yang
paling baik akhlaknya. Dari hadits ini bisa kita lihat kesaksian para sahabat
tentang sikap rasul yang sebenarnya.
Inilah pesan penting yang dibawa oleh Rasul namun sering
terlupakan hingga menganggap remeh ucapan-ucapan kasar yang keluar dari
lidahnya. Tirulah rasul yang selalu berwajah cerah ketika berhadapan dengan
orang yang salah maupun orang yang benar.
Aisyah bertanya: Ya Rasulullah, Ketika Engkau melihat
orang itu Engkau katakan kepadanya, begini-begini, kemudian Engkau berwajah
cerah di hadapannya, dan Engkau lapangkan baginya. Rasulullah saw menjawab: “Ya
Aisyah, kapan kamu melihatku berkata kotor? Sesungguhnya manusia paling buruk kedudukannya
di sisi Allah adalah orang yang ditinggalkan manusia lain karena takut
keburukannya.
Seperti bunyi hadits di atas, orang
Muslim yang mendapat celaan akan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah,
maka sebaliknya bagi orang yang mencela balasannya adalah derajatnya di
rendahkan di sisi Allah. Semoga kita bukan termasuk di dalamnya.
Istana Assegaf
+ comments + 1 comments
Benar. sebaiknya kita menutup aib saudara kita sesama muslim. terima kasih atas pencerahannya
Posting Komentar