Dam (Denda pelanggaran dalam ibadah haji) yang bersifat harta benda
(menyembelih kambing atau shadaqah pada 6 fakir miskin 3 Sho'/7,50 kg) hanya
boleh diberikan pada fakir miskinnya tanah haram dan tidak boleh di pindah ke daerah
lain seperti Indonesia, dan lainnya.
Keterangan tersebut diambil dari :
ويجوز أن يدفع لكل
منهم مدا أو أكثر
أو أقل إلا دم
نحو الحلق فيتعين لكل
واحد من ستة مساكين
نصف صاع كما مر
فإن عدموا من الحرم
أخر الواجب المالي حتى
يجدهم ولا يجوز نقله
بخلاف الزكاة إذ ليس
فيها نص صريح بتخصيص
البلد بخلاف هذا
Bagi setiap mereka boleh diberikan satu mud, lebih banyak atau lebih sedikit
kecuali dam akibat mencukur rambut maka bagi setiap seorang dari enam miskin
tersebut wajib diberikan separoh sho’ (1,25 Kg) seperti pada keterangan yang
telah lewat.
Bila mereka (fakir miskin) tidak diketemukan di tanah haram maka kewajiban
yang bersifat harta benda tersebut wajib diundur hingga mereka diketemukan dan
tidak diperkenankan memindahkan dam ke daerah lain. Berbeda dengan masalah zakat karena
dalam zakat tidak diketemukan dalil nash yang jelas dalam ketertentuan daerah
dikeluarkannya harta benda berbeda dengan masalah dam ini (Al-Minhaj al-Qawiim
I/625).
* (فرع)
قال القاصي حسين في
الفتاوي لو لم يجد
في الحرم مسكينا لم
يجز نقل الدم إلى
موضع آخر سواء جوزنا
نقل الزكاة أم لا
لانه وجب لمساكين الحرم
كمن نذر الصدقة على
مساكين بلد فلم يجد
فيه مساكين يصبر حتى
يجدهم ولا يجوز نقله
بخلاف الزكاة على أحد
القولين لانه ليس فيها
نص صريح بتخصيص البلد
بها بخلاف الهدى
Berkata al Qaadhi al-Husaain dalam Kitab Fataawa-nya “Bila di tanah haram tidak
diketemukan orang miskin tidak diperkenankan memindahkan dam (denda pelanggaran
dalam haji) ke tempat lain baik menurut pendapat ulama yang memperbolehkan
memindahkan zakat atau tidak, karena dam hanya wajib diberikan pada fakir
miskinnya tanah haram seperti halnya saat seseorang bernadzar bersedekah pada
fakir miskinnya suatu daerah (yang telah ia tentukan) kemudian ia tidak
menemukan fakir miskin didaerah tersebut maka ia wajib bersabar dan menunggu
hingga menjumpai mereka.
Dan tidak boleh dipindahkan dipindah ke daerah lain. Berbeda dengan masalah
zakat yang ada pendapat ulama yang membolehkan memindahnya karena dalam zakat
tidak diketemukan dalil nash yang jelas dalam ketertentuan daerah
dikeluarkannya harta benda berbeda dengan masalah dam ini (Al-Majmuu’ alaa Syarh al-Muhaddzab
VII/500). Wallaahu A'lamu Bis Showaab.
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/doc/271787452844070/
Ust. Masaji Antoro
Posting Komentar