Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Siti Masyitoh

Siti Masyitoh


Ketika itu Nabi Musa AS yang masih bayi dimasukkan oleh ibunya ke dalam peti dan kemudian dihanyutkan ke sungai Nil, agar selamat dari pembantaian raja Fir’aun. Yang membuat peti adalah Hizqil suami Masyitoh. Maka dengan ketentuan Allah SWT peti yang berisi bayi Musa itu ditemukan oleh Siti Asiah isteri Fir’aun yang sudah beriman kepada Allah SWT secara diam-diam. Atas izin suaminya Asiah memelihara dan mengasuh Nabi Musa sampai dewasa.


Hizqil memiliki isteri solehah dan bekerja sebagai tukang sisir puteri raja Fir’aun. Karena profesinya itu ia sering dipanggil dengan panggilan “Masyitoh”. Dia senantiasa taat terhadap Kitab Taurat yang diajarkan oleh Nabi Musa AS. 

Pada suatu ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri raja, tanpa disadari sisirnya terjatuh, maka sepontan Masyitoh menyebut nama Allah SWT. Dan terdengarlah ucapan itu oleh sang puteri seraya berkata “Jangan sebut nama itu, sebut saja nama ayahku, kalau tidak aku adukan kepada ayahku”. Masyitoh menjawab “Tidak… Tuhanku hanyalah Allah SWT, dan Dia Tuhan ayahmu juga”. Maka diadukanlah Masyitoh kepada Fir’aun.


Ketika berhadapan dengan Masyitoh, Fir’aun bertanya “Siapakah Tuhanmu?”… “Tuhanku hanyalah Allah SWT yang Maha Satu” jawab Masyitoh tegas. Maka Fir’aun murka dan mengancam akan melemparkan Masyitoh ke dalam minyak mendidih. Namun Masyitoh tetap dalam pendiriannya dengan berkata “Saya hanya takut kepada Allah SWT. Dan tidak ada tuhan selain Allah SWT”. Akhirnya Fir’aun memerintahkan pengawalnya membuat belangga (sejenis kuali raksasa), dan kemudian diisi dengan minyak mendidih.


Maka dilemparlah Masyitoh beserta anak-anaknya ke dalam minyak itu. Dan kini tinggal anaknya yang masih bayi. Sehingga karena kasihan Masyitoh pun ragu. Maka dengan kehendak Allah SWT bayi itu dapat berbicara, “Sabarlah wahai ibuku, sesungguhnya kita dalam pihak yang benar”. Akhirnya hilanglah keraguan Masyitoh, dengan penuh gembira dan ikhlas karena Allah SWT sambil membaca “Bismillahi Tawakkaltu ‘alallah Wallahu Akbar”, Siti Masyitoh dan bayinya terjun ke dalam minyak mendidih. 

Akhirnya tulang-tulang Masyitoh dan anak-anaknya dikuburkan di suatu tempat atas permintaan Masyitoh sendiri yang dikabulkan oleh Fir’aun.  Hingga saat ini kuburan Masyitoh tetap harum semerbak, bahkan Nabi Muhammad SAW sempat menciumnya ketika perjalanan Isro’ dan Mi’roj.


ﻴﺎﺍﻴﻬﺎ ﺍﻟﺬ ﻴﻦ ﺍﻤﻨﻭﺍ ﺍﺘﻖ ﺍﷲ ﺤﻖ ﺘﻘﺘﻪ ﻭﻻ ﺘﻤﻭﺘﻦ ﺍﻻ ﻭﺍﻨﺘﻡ ﻤﺴﻠﻤﻮﻦ

“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imron : 102)


Habib Abu Bakar bin Alwi Al Habsy
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger