Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Suara Indahmu Untuk Apa? (Bag. 2)

Suara Indahmu Untuk Apa? (Bag. 2)

Diceritakan dari Yahya bin Mu’adz ar-Razi, yang mengatakan, “Suara yang indah merupakan hiburan dari Allah SWT bagi hati yang di dalamnya ada rasa cinta kepada Allah.” Sementara itu yang lain mengatakan, “Lagu yang indah adalah hiburan dari Allah SWT yang digunakan untuk menghibur hati yang terbakar oleh api cinta Allah SWT”

Saya mendengar Ahmad bin Au al-Wajihi mengatakan bahwa beliau mendengar Abu Ali ar-Rudzabari Rahimahullah yang mengatakan, “Bahwa Abu Abdillah al-Harits bin Asad al-Muhasibi pernah berkata: 

Ada tiga hal bila ditemukan maka akan menjadi hiburan, sementara saya telah kehilangan semuanya yaitu Suara yang indah dengan tetap berpegang teguh pada agama, Wajah yang cantik dengan tetap menjaga diri, dan Persaudaraan yang baik dengan penuh kesetiaan.”

Dari Bundar bin al-Husain Rahimahullah yang mengatakan, “Suara yang bagus merupakan hikmah yang mengakibatkan kebijakan yang selamat. Suara yang merdu dan perkataan yang halus merupakan takdir dari Allah SWT Yang Mahaagung lagi Mahatahu.” Termasuk kelembutan yang Allah ciptakan pada keindahan suara adalah ketika seorang anak kecil menangis dalam buaian karena ada sesuatu yang dirasakan sakit, kemudian mendengar suara yang indah, maka ia akan berhenti menangis dan bisa tidur.

Suatu hal yang sudah cukup terkenal, bahwa orang-orang terdahulu mengobati orang yang sakit empedu dengan menggunakan suara yang indah. Dimana pada akhirnya si pasien bisa sehat kembali.


Di antara rahasia yang Allah ciptakan di dalam suara yang merdu dan indah akan memberi semangat baru. Coba Anda perhatikan unta yang melintasi gurun pasir, ketika telah lelah dan tidak mampu meneruskan perjalanannya, maka orang yang menggiringnya akan melantunkan senandung untuknya. Unta akan asyik mendengarkan lantunan senandungnya dengan memanjangkan lehernya dan memasang telinganya ke arah orang yang bersenandung, kemudian jalannya menjadi cepat sehingga barang-barang bawaannya bergoncang. Tapi barangkali nafasnya akan habis bila orang yang menggiring tidak melantunkan senandungnya lagi, setelah ia berjalan dengan cepat dan beban bawaannya cukup berat, dimana sebelumnya ia merasa ringan pada saat mendengar keindahan dan kemerduan suara orang yang menggiringnya.

Ketika ad-Duqqi di Damaskus, ia pernah bercerita kepadaku tentang suatu kisah yang searti dengan hal di atas, dimana ia ditanya mengenai hal itu, maka ia bercerita:

“Ketika berada di gurun pasir aku mendatangi salah satu kabilah Arab, kemudian salah seorang dan mereka menyambutku dan mempersilakan masuk ke dalam sebuah kemah. Di dalam kemah aku melihat seorang budak hitam yang diikat dengan rantai, sementara di depan kemah kulihat beberapa ekor unta yang telah mati dan ada seekor unta kurus dan lunglai seperti mau mati. Maka si budak yang diikat oleh tuannya itu berkata kepadaku, ‘Pada malam ini Anda adalah tamu tuan saya. Sementara Anda adalah orang yang dihormatinya, maka tolonglah saya agar ia mau melepaskan saya dari ikatan ini, karena ia tidak mungkin menolak permintaan Anda’.

Ketika mereka menyuguhkan makanan kepadaku, maka aku tidak mau makan. Dan hal ini membuat temanku (tuan rumah) terasa sangat berat, lalu Ia bertanya kepadaku, ‘Mengapa Anda tidak mau makan?’

Maka aku menjawab, ‘Aku tidak akan makan makanan ini sebelum Anda mau memberitahu kepadaku tindak kejahatan budak ini dan melepaskan rantai yang mengikatnya.’

Ia pun menceritakan kasus kejahatannya, ‘Oh tuan yang mulia, sesungguhnya budak ini telah membuat saya miskin, menghancurkan semua harta saya dan membuat hidup saya dan keluarga saya sengsara.’

Kemudian aku bertanya kepadanya, ‘Apa yang telah ia lakukan?’

Ia menceritakannya, ‘Budak ini memiliki suara yang sangat indah, sementara hidup saya sangat bergantung pada punggung unta-unta ini. Ia telah memberi muatan yang sangat berat di atas punggung unta-unta ini, kemudian ia bersenandung dengan merdunya yang diperdengarkan untuk unta-unta ini sehingga mereka berjalan dengan cepat, dimana perjalanan yang semestinya ditempuh tiga hari hanya ditempuh semalam karena kemerduan suaranya yang disenandungkan untuk mereka. Namun begitu unta-unta ini telah sampai dari perjalanannya dan semua barang muatannya diturunkan, mereka langsung mati kecuali seekor unta ini yang keadaannya juga mengenaskan. Anda adalah tamu saya, dan demi menghormati Anda, maka ini saya berikan kepada Anda.’

Akhirnya ia melepaskan rantai yang mengikat budak hitam tersebut, dan kami juga makan makanan yang disuguhkannya. Ketika pagi hari aku ingin mendengarkan kemerduan suara budak hitam itu, kemudian aku memintanya agar ia memperdengarkan keindahan suaranya kepadaku seraya memerintahnya agar ia bersenandung untuk seekor unta yang masih hidup yang telah diberi minum dari air sumur yang ada di seberang sana. Kemudian ia berangkat dan mulai menggiring untanya dengan bersenandung. Ketika ia mengeraskan suaranya, maka unta ini pergi sehingga memutus tali kendalinya. Maka saya jatuh tersungkur ke tanah dan sama sekali tidak pernah mendengar suara sebagus suaranya. Kemudian tuan budak itu berteriak, ‘Wahai laki-laki, apa lagi yang Anda inginkan dari saya? Anda telah mencelakakan unta saya. Pergilah dari sini!’

Ini sebagaimana yang diceritakan oleh ad-Duqqi atau searti dengan apa yang ia ceritakan. Dan hanya Allah Yang Mahatahu.”

Saya mendengar Ahmad bin Muhammad ath-Thili di Anthakiyah pernah mengatakan, “Saya pernah mendengar Bisyr al-Hafi berkata:

‘Saya bertanya kepada Ishaq bin Ibrahim al-Maushili, “Siapakah orang yang bagus suaranya dalam berlagu?”

Ia menjawab, “Adalah orang yang memungkinkan nafasnya dan sanggup menahannya serta betul-betul memahami seluk-beluknya dengan teliti.”



Syeikh Abu Nashr As-Sarraj
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger