Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Tanda-tanda Kecintaan Hamba Kepada Allah SWT

Tanda-tanda Kecintaan Hamba Kepada Allah SWT

1. Taat dan patuh pada perintahNya dan meninggalkan laranganNya.

Inilah tanda yang paling tampak jelas dari seorang hamba yang mengaku sebagai pecinta Allah dan hal ini sudah maklum kita ketahui, seorang kekasih pasti akan tunduk dan patuh kepada apapun yang diperintah kekasihnya, bahkan dia akan tetap mencintai kekasihnya itu seklaipun semua orang membencinya. Bahkan merupakan kesempurnaan sifat cinta adalah mencintai apa yang dicintai yang kekasih dan membenci apa yang dibenci oleh sang kekasih.

Jadi intinya mustahil seorang mengaku cinta kepada Allah tapi perbuatannya membuat Allah murka, tidak mungkin dia mengumandangkan takbir mahabbah (kecintaan) kepada Allah sedang dia sama sekali tidak beribadah, tidak taat, dan tidak menyenangkan Allah SWT. Ini adalah cinta pendusta (Mahabbatul Kadzdzaabin) bukan cinta pencinta (Mahabbatul Muhibbin).

Ketika Allah mensifati para Nabi, sahabat Rasulullah Saw, Auliya’ dan sholihin, maka yang ditampakkan dari mereka adalah kedekatannya dan kepatuhannya kepada Allah SWT. Jadilah mereka Kekasih-kekasih Allah yang mana Allah cinta kepada mereka dan mereka cinta kepadaNya. Tapi sebaliknya manakala Allah menerangkan perihal kaum atau seseorang yang Dia murkai maka yang ditampakkan adalah kedurhakaan dan pelanggaran mereka terhadap Allah dan Nabi-nabi mereka. Maka jadilah mereka musuh-musuh Allah dan pembangkang. Hal ini banyak sekali disebutkan dalam Al Quranul Karim.

Dalam sebuah syair disebutkan :

“ Kamu bermaksiat kepada Allah, lalu kamu tampakkan kecintaan padaNya. Sungguh menurutku ini adalah sesuatu yang nyata dibuat-buat “.
“ Jika cintamu padaNya benar dan sungguh adanya, pasti kamu akan taat perintahNya. Karena sesungguhnya para pecinta akan selalu taat pada kekasihnya “.

2. Mencintai dan mentaati Rasulullah SAW.

Al Habib Abdullah bin Alawi al Haddad mengatakan :” ketahuilah, bahwa mencintai Rasulullah SAW, para nabi, para malaikat, dan hamba Allah yang soleh serta segala sesuatu yang membantumu untuk taat kepada Allah, maka semuanya adalah termasuk mencintai Allah SWT “

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “ Cintailah Allah karena Dia telah memberikan beragam nikmat kepadamu, dan cintailah aku sebab mencintai Allah dan cintailah Ahlu Bait (keluargaku) sebab mencintai aku “ (HR. At Tirmidzi dan al Hakim dari Ibnu Abbas)

Dan diantara tanda yang paling inti dari rasa cinta yang benar adalah kesempurnaan di dalam mengikuti Rasulullah SAW, baik ucapan, perbuatan maupun akhlak beliau. Allah SWT berfirman (yang artinya) : “Katakanlah (wahai Muhammad) jikalau kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian …” (QS. Ali ‘Imran 31)

Lihatlah, betapa Allah memuliakan Nabi Muhammad, kecintaan kepadaNya dikaitkan kepada sampai dimana si hamba mengikuti dan beruswah kepada Rasulullah SAW. Dengan demikian seberapa besar ukuran kadar cinta kepada Allah, ditentukan oleh seberapa besar dia mengikuti kekasih Allah SWT.

3. Menerima (ridho) atas semua ketentuan dan takdir Allah

Ini pun tanda yang menonjol dari seorang pecinta, apapun yang diberikan kekasihnya, sedikit atau banyak, mahal (berharga) atau tidak, bukan persoalan baginya, sebab dia hanya melihat siapa yang memberikan itu.

Sakit dan kesulitan hidup yang ditentukan Allah kepada dia, justru menjadikan dia tambah cinta kepadaNya, sebab sakit dan ujian diberikan karena dia diperhatikan oleh Allah, demikian kata salaf kita. Sehingga jika diantara mereka lama tidak diberi sakit atau ujian, mereka menangis, khawatir Allah telah melupakan mereka.

Begitpula jika yang diberikan Allah itu berupa kenikmatan atau kesenangan mereka tidak akan lupa untuk mensyukuri nikmat tersebut. Dan di hadapan mereka adalah sama antara nikmat atau ujian, sebab yang memberikan adalah satu yaitu Allah Dzat yang Maha Pemurah lagi Pengasih.

Maka dengan keridhoan dan pasrah terhadap ketentan Allah inilah mereka mendapat kedudukan mulia disisi Allah, dan karena mereka ridho maka Allah pun mencurahlkan keridhoanNya, sebagaimana dalam sebuah hadits : “ Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, akan Allah uji kaum tersebut, maka siapa yang ridho (pasrah) maka baginya Ridho (Allah) dan siapa yang murka (tidak senang) maka baginya murka (Allah) “.

4. Mendapat penjagaan dari Allah SWT.

Seorang kekasih akan selalu menjaga kekasihnya, jangankan terluka, tergorespun dia tidak akan tenang sampai benar-benar hilang bekas goresan itu di tangan kekasihnya. Jika itu adalah kecintaan sesama manusia maka bagaimana dengan si hamba yang telah menjadikan Allah sebagai kekasihnya. Allah tidak akan membiarkan siapapun menyakiti dan melukainya. Bukankah dalam hadits Qudsi Allah berfirman (yang artinya): “ Barangsiapa menyakiti kekasihKu, maka dia telah mengajak Aku untuk berperang dengannya “ (HR. Abu Nu’aim, Ibnu ‘Asakir dll dari Anas bin Malik)

Suatu ketika seorang pencuri memasuki rumah Rabi’ah Al ‘Adawiyah, dia mengambil beberapa perkakas rumah, sedang saat itu Rabiah masih tidur. Setelah usai mengambil barang itu, dia bergegas menuju pintu keluar. Ketika dekat, tiba-tiba pintu rumah tidak ada, menghilang dari penglihatannya. Dia bingung, lalu ditaruknya barang itu, saat itu tampak lagi pintu rumah. Lalu dia ambil lagi barang curiannya, ketika diambil hilang lagi pintu itu dari penglihatannya sehingga dia tidak tahu dimana jalan keluarnya, dan begitu seterusnya. Akhirnya dia meletakkan kembali barang yang hendak dicurinya lalu pergi meninggalkan rumah Rabiah. Ketika keluar pintu dia mendengar suara : “ Jika sang pecinta (Rabiah) tidur maka ketahuilah yang dicintainya (Allah SWT) tidak pernah tidur (akan selalu menjaganya) “.

Lebih daripada ini, jika seorang hamba telah dicintai Allah, maka Allah akan menjaga mata, tangan, mulut dan tubuhnya. Sehingga tidak dipakai oleh si hamba tadi dalam kemaksiatan. Jadilah dia hamba yang benar-benar bertaqwa.

5. Al Bisyarah (Kabar gembira)

Al Imam Muslim dan Imam At Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ Jika Allah Ta’ala mencintai seorang hamba, Dia bertitah kepada Jibril :” Hai Jibril sungguh Aku telah mencintai si Fulan, maka cintailah dia “. maka Jibril pun turut cinta kepadanya, kemudian Jibril berseru kepada penduduk langit :” sesungguhnya Allah telah mencintai si Fulan maka cintailah dia “, maka seluruh penduduk langit mencintainya. Kemudian hamba itupun menjadi manusia yang diterima baik di bumi (dicintai penduduk bumi) “. Wallahu A’lam.



Al Habib Sholeh bin Ahmad bin Salim Al Aydrus
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger