Ingatkan diri pribadimu untuk selalu berbuat baik, karena setiap perbuatan baik -termasuk menjauhi maksiat- tersedia pahala bagi yang melakukannya.
Kecuali jika engkau termasuk orang yang kafir, balasan dari Allah hanya diberikan semasa hidup di dunia. Tiada sisa pahala bagi mereka yang kafir di akherat kelak.
Kecuali jika engkau termasuk orang yang kafir, balasan dari Allah hanya diberikan semasa hidup di dunia. Tiada sisa pahala bagi mereka yang kafir di akherat kelak.
Nabiyullah SAW menyampaikan wasiat dari Allah Azza Wa Jalla, “Sungguh aku benar-benar diberi wahyu, bahwa siksa Allah adalah bagi yang mendustakan dan berpaling”.
Mendustakan adalah tanda ketiadaan iman dalam dirimu. Berpaling berarti engkau tidak mau mengikuti jalan Rasulullah. Dulu lingkaran sahabat menunjukan kepercayaannya dengan mengikuti dan melaksanakan apa yang dilakukan oleh Nabi SAW tanpa memandang apakah wajib atau sunnah. Imam-imam yang terkemudian menyadari bahwa tingkat keimanan umat semakin lama melemah. Untuk itu mereka memilah-milah hukum yang wajib dan yang sunnah, membedakan yang makruh dan yang syubhat dan lainnya. Semua itu adalah bentuk perayaan atas wasiat Allah yang ditujukan untuk seluruh mahluk-Nya, Kasih sayang-Ku meliputi segala sesuatu.
Dia Maha Tahu bahwa setan selalu berusaha membujukmu untuk berbuat maksiat. Setelah engkau melakukan maksiat, setan akan membuatmu semakin nekat bermaksiat. Jika engkau telah benar-benar tenggelam dalam lumpur maksiat, kembali setan akan membisikkan rasa putus-asa dari rahmat Allah dalam hatimu. Sungguh engkau mesti meyakinkan dirimu bahwa Rahmat-Nya mendahului Murka-Nya. Bahwasannya Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu.
Nabi SAW berwasiat, siapa yang membaca: Asyhadu an laa ilaha illalahu wahdahula syarika lahu wa anna Muhammadan abduhu warasuluhu, wa anna Isa abdullahi warasuluhu (wabnu amatihi) wa kalimatuhu al qaaha ila Maryam waruhun minhu, wal jannatu haq wan naru haq. (Yang artinya: Aku percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah yang Esa dan tiada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad hamba Allah dan utusan-Nya, dan bahwa Isa juga Hamba Allah dan utusan-Nya (putra dari hamba-Nya) dan kalimat Allah yang telah diturunkan kepada Maryam, dan surga itu benar, neraka juga benar), pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga meski bagaimana pun amalnya.
Inilah satu dari sekian banyak bukti betapa Maha Pemurah Allah ta’Ala kepada hamba-Nya. Hanya dengan mengucakan wirid pendek tersebut surga telah dijanjikan untukmu tanpa mempedulikan banyak atau sedikitnya amalmu. Walaupun begitu, sangat tidak bijak jika engkau bermalas-malasan dalam beribadah. Ingatlah bahwa tanda baiknya ke-Islaman seseorang adalah selalu mencari keutamaan-keutamaan. Sejauh mana engkau beramal, sejauh itu pula tempatmu di surga.
Penulis berasal dari Pondok Pesantren Roudlotul Fatihah, Kampung Santri, Kulon Gunung Sentono, Pleret, Bantul, Yogyakarta.
Posting Komentar