Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Masih Ada Harapan

Masih Ada Harapan


Negeri ini memang sedang banyak dilanda krisis, di banyak sisi membutuhkan kesabaran.  Tidak satu waktu pun kita lewati tanpa masalah.  Tapi, apa ini lantas dapat menjadi pembenaran untuk kita mengangankan kematian karena keputus-asaan ?  Na`udzubillahi mindzalik...  

Banyak terjadi... karena tidak sabar menghadapi ujian hidup, seseorang mampu membunuh dirinya sendiri.

Semoga kita tidak termasuk yang demikian, karena agama kita memang melarang pemeluknya untuk melakukan tindakan keji, bunuh diri. Allah swt berfirman ;

وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
”...dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ”  (QS. An Nisa’ : 29)
                          
Rasulullah saw bersabda ;

مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
                                 
” Barangsiapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung hingga membunuh dirinya, maka ia akan menjatuhkan dirinya selama-lamanya di neraka jahannam kelak. Siapa yang meminum racun hingga membunuh dirinya, maka ia akan meminum racun tersebut untuk selama-lamanya di neraka jahannam kelak,  Siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan besi (benda tajam), maka besi tersebut akan berada di tangannya, lalu ditikamkan ke perutnya untuk selama-lamanya di neraka jahannam kelak."(HR. Bukhori-Muslim-Abu Dawud).

Sungguh, perkara ini bukanlah hal yang sepele.  Bahkan para ahli fiqih berpendapat bahwa orang yang bunuh diri itu tidak boleh dimandikan, tidak boleh disholatkan, serta tidak boleh dimakamkan di pemakaman kaum muslimin, karena ia mati dalam keadaan berputus asa dari rahmat Allah.

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلاّالضَّالُّونَ

”Ibrahim berkata, ’Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat’.”  (QS. Al Hijr : 56)

Ujian memang sering kali membuat manusia bertindak melampaui batas.  Namun sesungguhnya manusia harus berhati-hati, karena bukan hanya ujian berupa kesusahan saja yang dapat menjerumuskan manusia, tapi ujian berupa kenikmatan pun mampu menjerumuskan manusia kepada keburukan.

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
”Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).  Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.”  (QS. Al Anbiya’ : 35)

Semisal di Swedia, bangsa Swedia memiliki pendapatan perkapita tertinggi di dunia, jelas secara materi mereka memperoleh kenikmatan yang luar biasa.  Namun apa kenyataannya?  Persentase pelaku bunuh diri di Swedia pun ternyata tertinggi.  Sungguh ironi memang.  Hal ini mengisyaratkan kepada kita untuk senantiasa memperhatikan keseimbangan suplai nutrisi bagi Jasad, Ruhani dan fikiran kita.

Seluruh perkara sungguh telah ditetapkan dengan takdir Allah ’Azza wa Jalla, yang baik maupun yang buruk.  Dan keimanan kita sebagai seorang muslim terhadap takdir yang baik maupun buruk juga termasuk bagian dari keimanan.

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلاّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

”Katakanlah, ”Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami.  Dia-lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”.”  (QS. At Taubah/9 : 51)

Sering pula kita berharap memperoleh sesuatu yang kita fikir baik untuk kita dan sering pula kita membenci sesuatu yang kita fikir buruk buat kita.  Hendaknyalah kita beradab sebagaimana adabnya para Nabi terhadap Rabb langit dan bumi.

عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqaroh : 216)

Hanya Allah swt yang Maha Mengetahui, sedangkan kita tidak mengetahui.  Mohonlah pertolongan selamanya hanya kepada Allah.  Jangan pernah lemah dan berputus asa dari rahmat Allah.  Jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolong.

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
”Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqaroh : 153)

Marilah kita simak sebuah hadits yang memberikan gambaran tentang penduduk surga yang tingkatannya paling rendah, agar hati kita merasakan tenang dan nyaman.  Lalu, bagaimana dengan yang tingkatannya paling tinggi…?  Subhanallah…
Mughirah bin Syu’bah menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً قَالَ هُوَ رَجُلٌ يَجِيءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ ادْخُلْ الْجَنَّةَ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ فَيُقَالُ لَهُ أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ رَضِيتُ رَبِّ فَيَقُولُ لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ..

"Musa bertanya kepada Rabb-nya, ”Bagaimanakah (sifat) penduduk surga yang tingkatannya paling rendah?”  Allah menjawab, ”Seorang lelaki yang masuk surga setelah penduduk surga dimasukkan ke surga.  Kemudian dikatakan kepadanya, ’Masuklah ke dalam surga!’  Ia berkata, ’Wahai Rabb-ku, bagaimana (saya bisa masuk), sedang orang-orang telah mengambil tempat dan bagiannya masing-masing.’  Maka dikatakan kepadanya, ’Apakah kamu ridha jika bagianmu sama dengan sebuah kerajaan dari kerajaan-kerajaan dunia?’  Ia berkata, ’Saya ridha wahai Rabb-ku.’  Allah berkata, ’Itulah bagianmu, dan sebanyak itu lagi, dan sebanyak itu lagi, dan sebanyak itu lagi, dan sebanyak itu lagi’.”(HR. Muslim)

Betapa meruginya kita jika tidak sempat merasakan kenikmatan yang luar biasa ini hanya karena kita menzholimi diri kita sendiri dengan bunuh diri.  Yang seharusnya kita lakukan adalah menentukan pilihan terbaik bagi diri kita dan mempersembahkan kebaikan yang luas bagi diri kita.

إِلاّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
”Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At Tiin : 6).


Ust. Saat Mubarak
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger