Negeri ini memang sedang banyak dilanda
krisis, di banyak sisi membutuhkan kesabaran. Tidak satu waktu pun kita
lewati tanpa masalah. Tapi, apa ini lantas dapat menjadi pembenaran untuk
kita mengangankan kematian karena keputus-asaan ? Na`udzubillahi
mindzalik...
Banyak terjadi... karena tidak sabar
menghadapi ujian hidup, seseorang mampu membunuh dirinya sendiri.
Semoga kita tidak termasuk yang
demikian, karena agama kita memang melarang pemeluknya untuk melakukan tindakan
keji, bunuh diri. Allah swt berfirman ;
وَلا
تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
”...dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. ” (QS. An Nisa’ : 29)
Rasulullah saw bersabda ;
مَنْ تَرَدَّى مِنْ
جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا
مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ
فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
وَمَنْ قَتَلَ
نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ
بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
”
Barangsiapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung hingga membunuh dirinya, maka
ia akan menjatuhkan dirinya selama-lamanya di neraka jahannam kelak. Siapa yang
meminum racun hingga membunuh dirinya, maka ia akan meminum racun tersebut
untuk selama-lamanya di neraka jahannam kelak, Siapa yang membunuh
dirinya sendiri dengan besi (benda tajam), maka besi tersebut akan berada di
tangannya, lalu ditikamkan ke perutnya untuk selama-lamanya di neraka jahannam
kelak."(HR. Bukhori-Muslim-Abu Dawud).
Sungguh, perkara ini bukanlah hal yang
sepele. Bahkan para ahli fiqih berpendapat bahwa orang yang bunuh diri
itu tidak boleh dimandikan, tidak boleh disholatkan, serta tidak boleh dimakamkan
di pemakaman kaum muslimin, karena ia mati dalam keadaan berputus asa dari
rahmat Allah.
قَالَ
وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلاّالضَّالُّونَ
”Ibrahim berkata, ’Tidak ada orang yang
berputus asa dari rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat’.” (QS.
Al Hijr : 56)
Ujian memang sering kali membuat
manusia bertindak melampaui batas. Namun sesungguhnya manusia harus
berhati-hati, karena bukan hanya ujian berupa kesusahan saja yang dapat
menjerumuskan manusia, tapi ujian berupa kenikmatan pun mampu menjerumuskan
manusia kepada keburukan.
وَنَبْلُوكُمْ
بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
”Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al Anbiya’ : 35)
Semisal di Swedia, bangsa Swedia
memiliki pendapatan perkapita tertinggi di dunia, jelas secara materi mereka
memperoleh kenikmatan yang luar biasa. Namun apa kenyataannya?
Persentase pelaku bunuh diri di Swedia pun ternyata tertinggi. Sungguh
ironi memang. Hal ini mengisyaratkan kepada kita untuk senantiasa
memperhatikan keseimbangan suplai nutrisi bagi Jasad, Ruhani dan fikiran kita.
Seluruh perkara sungguh telah
ditetapkan dengan takdir Allah ’Azza wa Jalla, yang baik maupun yang
buruk. Dan keimanan kita sebagai seorang muslim terhadap takdir yang baik
maupun buruk juga termasuk bagian dari keimanan.
قُلْ لَنْ
يُصِيبَنَا إِلاّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُؤْمِنُونَ
”Katakanlah, ”Sekali-kali tidak akan
menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami.
Dia-lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus
bertawakal”.” (QS. At Taubah/9 : 51)
Sering pula kita berharap memperoleh
sesuatu yang kita fikir baik untuk kita dan sering pula kita membenci sesuatu
yang kita fikir buruk buat kita. Hendaknyalah kita beradab sebagaimana
adabnya para Nabi terhadap Rabb langit dan bumi.
عَسَى
أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا
وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (QS. Al Baqaroh : 216)
Hanya Allah swt yang Maha Mengetahui,
sedangkan kita tidak mengetahui. Mohonlah pertolongan selamanya hanya
kepada Allah. Jangan pernah lemah dan berputus asa dari rahmat
Allah. Jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolong.
وَلا
تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
”Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqaroh : 153)
Marilah kita simak sebuah hadits yang
memberikan gambaran tentang penduduk surga yang tingkatannya paling rendah,
agar hati kita merasakan tenang dan nyaman. Lalu, bagaimana dengan yang
tingkatannya paling tinggi…? Subhanallah…
Mughirah bin Syu’bah menuturkan bahwa
Rasulullah saw bersabda :
سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ مَا أَدْنَى
أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً قَالَ هُوَ رَجُلٌ يَجِيءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ ادْخُلْ
الْجَنَّةَ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ
وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ فَيُقَالُ لَهُ أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ
مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ رَضِيتُ رَبِّ فَيَقُولُ لَكَ
ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ..
"Musa
bertanya kepada Rabb-nya, ”Bagaimanakah (sifat) penduduk surga yang
tingkatannya paling rendah?” Allah menjawab, ”Seorang lelaki yang masuk
surga setelah penduduk surga dimasukkan ke surga. Kemudian dikatakan
kepadanya, ’Masuklah ke dalam surga!’ Ia berkata, ’Wahai Rabb-ku,
bagaimana (saya bisa masuk), sedang orang-orang telah mengambil tempat dan
bagiannya masing-masing.’ Maka dikatakan kepadanya, ’Apakah kamu ridha
jika bagianmu sama dengan sebuah kerajaan dari kerajaan-kerajaan dunia?’
Ia berkata, ’Saya ridha wahai Rabb-ku.’ Allah berkata, ’Itulah bagianmu,
dan sebanyak itu lagi, dan sebanyak itu lagi, dan sebanyak itu lagi, dan
sebanyak itu lagi’.”(HR. Muslim)
Betapa meruginya kita jika tidak sempat
merasakan kenikmatan yang luar biasa ini hanya karena kita menzholimi diri kita
sendiri dengan bunuh diri. Yang
seharusnya kita lakukan adalah menentukan pilihan terbaik bagi diri kita dan
mempersembahkan kebaikan yang luas bagi diri kita.
إِلاّ
الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
”Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala
yang tiada putus-putusnya.” (QS.
At Tiin : 6).
Ust. Saat Mubarak
Posting Komentar