Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Orasi Perdamaian Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Muhammad al-Thayyeb (1)

Orasi Perdamaian Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Muhammad al-Thayyeb (1)

Saya memulai ceramah saya dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan kepada saya serta rombongan, baik dari Al-Azhar maupun dari Majelis Al-Hukama Muslim, untuk mengunjungi Republik Indonesia dan bertemu dengan rakyatnya yang sangat baik, terutama dengan saudara-saudara kami seagama. Mereka adalah umat Islam yang sangat menghargai Mesir, hal itu tercermin dalam kuatnya hubungan antara kedua belah pihak sepanjang sejarah umat Islam dimana keduanya berpegang teguh pada aqidah dan akhlaq Islam yang mulia.
 
Mungkin saya tidak berlebihan jika saya memuji bangsa Indonesia dengan mengatakan bahwa Indonesia telah Allah pilih sebagai negeri tempat menyebarkan Islam sebagai agama yang menyerukan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat serta menjaga orisinalitas dengan tetap menerima segala hal baru yang keduanya dipadukan secara baik dalam individu maupun masyarakat Indonesia.
 
Bangsa Indonesia juga telah mampu menyingkap khazanah keislaman yang suci serta nilai-nilai hukum Islam dan akhlaknya dengan mewujudkan nilai keadilan, persamaan, sikap terbuka pada orang lain serta memotivasi untuk memiliki sumber-sumber kekuatan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menyandarkan diri pada Allah semata, disertai usaha yang optimal sehingga kekuatan materi dan rohani tetap tercapai secara bersamaan.
 
Untuk itu, kemampuan bangsa Indonesia memadukan antara ilmu, iman dan amal telah menjadikan Indonesia mampu melakukan lompatan-lompatan sehingga menjadi salah satu negara termaju di kawasan Asia. Bahkan Indonesia telah menjadi macan Asia. Indonesia juga telah menjadikan Islam sebagai agama untuk membangun kehidupan dunia dan mencapai kebahagiaan ukhrawi, bahkan merupakan agama kemanusiaan secara universal.
 
Indonesia juga telah mampu membantah bohongnya tuduhan yang disampaikan oleh musuh-musuh Islam bahwa Islam adalah agama kemalasan dan tidak produktif sehingga masyarakatnya tidak maju bahkan Islam dianggap sebagai agama yang menghambat kemajuan ekonomi dan politik. Saat ini Indonesia telah menjadi model Negara Muslim yang dapat dibanggakan oleh umat Islam seluruh dunia, karena Indonesia telah mampu mencapai kemajuan ekonomi yang luar biasa terutama di Asia Tenggara.
 
Indonesia memeluk agama Islam melalui perantara para pedagang muslim. Kawasan Nusantara telah Allah jadikan berhati lembut dan sangat tertarik kepada Islam, karena ajaran dan akidah Islam yang sangat jelas toleran dan penuh keadilan. Selain itu kawasan Nusantara merupakan kawasan di Asia yang pertama kali menerima Islam yang dari waktu ke waktu Islam terus mengalami kemajuan di kawasan Nusantara sehingga Indonesia menjadi negara muslim terbesar dunia, dan mereka juga merupakan bangsa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta al-Qur’an dan ajarannya.
 
Adapun terkait hubungan antara bangsa Indonesia dan Mesir seperti disampaikan para sejarawan bahwa hubungan tersebut telah dimulai beberapa abad yang lalu melalui hubungan dagang, pendidikan dan kebudayaan, dimana saat itu banyak para jamaah haji Indonesia yang sengaja datang ke Mesir untuk menuntut ilmu di Al-Azhar. Para sejarawan Eropa mencatat bahwa pada pertengahan abad ke 19 M telah dimulai kedatangan mahasiswa pelajar Indonesia di Al-Azhar yang menuntut ilmu dari para ulama Al-Azhar di Mesir.
 
Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, tinggal di asrama-asrama yang di sebut dengan ruwak Jawa. Selain itu banyak penerbit Mesir yang menerbitkan berbagai karya ulama Indonesia. Pelajar Indonesia di Mesir juga banyak terpengaruh oleh gerakan-gerakan pembaharuan Mesir terutama yang dilkukn oleh Sheikh Mohammad Abduh dan para muridnya, ditambah dengan gerakan kebangsaan yang dipimpin oleh Mustafa Kamel serta para tokoh nasional Mesir lainnya saat itu.
 
Saat ini ada sekitar 5000 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang belajar di Al-Azhar di antara mereka ada yang menapatkan beasiswa. Saat ini setiap tahun Al-Azhar memberikan 20 beasiswa kepada mahasiswa Indonesia selain itu setiap tahun Al-Azhar mengirim guru bahasa Arab ke sekolah sekolah di Indonesia dengan jumlah 31 orang.
 
Zaman kita sekarang ini menghadapi berbagai macam persoalan dan krisis yang sangat serius, terutama di bidang politik ekonomi dan lingkungan hidup. Persoalan seperti ini yang paling banyak terjadi terutama di dunia ketiga yang mengancam keamanan kesehatan, masyarakat serta Negara tersebut. Selain itu kita juga menghadapi ancaman hilangnya rasa perdamaian yang diikuti oleh menyebar luasnya kekacauan dan kegelisahan serta dominasi kekuatan pihak tertentu yang menguasai orang-orang lemah. 

Hal yang lebih buruk lagi hal seperti itu terwujud dengan banyaknya kejahatan dalam bentuk peperangan serta penumpahan darah mengatasnamakan agama, terutama dengan mengatasnamakan agama Islam dengan sengaja menyematkan sifat teroris pada Agama Islam, di mana pada saat yang bersamaan tidak ada satupun agama samawi yang disifati dengan sifat teroris. Tentu saja penyifatan ini merupakan sebuah kedzaliman dan menipu akal serta pemahaman yang benar serta tuduhan ini sangat bertentangan dengan realitas dan sejarah umat Islam. Sebab banyak pemeluk agama lain yang justru banyak menggunakan kekerasan dan tindakan kejahatan yang menggunakan atas nama agama mereka, hal ini sebagaimana diakui oleh mereka sendiri baik oleh para tokohnya ataupun oleh para pemeluk biasa. 

Jika tidak percaya silahkan jelaskan apa yang terjadi dengan perang salib di dunia timur Islam serta perang atas nama agama di Eropa, ditambah dengan pengadilan-pengadilan yang menjatuhkan vonis pada penganut agama Yahudi dan umat Islam. Tidakkah semua tindakan dan peperangan ini merupakan salah satu bentuk terorisme dan kejahatan yang merusak tata nilai kemanusiaan sepanjang sejarah?
 
Ada orang yang mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut merupakan kesalahan sejarah yang telah terjadi sudah sangat lama dan tidak ada pengaruh apapun pada kehidupan kita hari ini. Jika seperti itu silahkan anda dalami apa yang disebut dengan perang salib dua, di mana peperangan ini telah menjadi pintu masuk konflik panjang di dunia arab dan dunia Islam. Bahkan seorang penulis Amerika: John Fifer, menulis buku yang berjudul Perang salib II: perang barat dan penjajahan baru terhadap Islam. Tentu saja saya di sini tidak dapat menjelaskan secara detail apa yang dijelaskan oleh penulis tersebut tetapi saya ingin menekankan bahwa tindakan melanggar batas di luar ketentuan Islam yang dilakukan oleh sebagian kecil penganutnya di mana tindakan ini sangat ditentang oleh para ulama Islam serta para pemikirnya bahkan orang awam pun tidak dapat menerimanya, sikap melanggar batas tersebut juga ada pada pemeluk agama lain dimana para pelakunya dijanjikan akan mendapatkan surga.
 
Saya tegaskan bahwa dengan membaca kembali sejarah perbandingan terorisme, jelaslah bahwa umat Islam merupakan umat yang paling adil dan objektif di mana mereka dapat membedakan antara agama dan sikap sebagian pengikutnya. Umat Islam menilai peperangan yang dilakukan oleh orang barat terhadap Islam sebagian peperangan orang Eropa terhadap orang Islam dan tidak menuduh agama yang dianut oleh orang Eropa sebagai landasan ideologis tejadinya peperangan tersebut. Hal ini untuk membedakan antara nilai-nilai agama dengan perilaku para pemeluknya yang menjual belikan agamanya, dengan harga yang sangat murah. Hal ini merupakan salah satu wujud penghormatan umat Islam terhadap keyakinan agama lain mekipun umat Islam di seluruh penjuru dunia banyak ditindas dan selalu disingkirkan. Hanya saja kita tidak mungkin berdiam diri atas sikap yang menyududkan umat Islam, pembunuhan massal terhadap umat Islam seperti yang terjadi di Myanmar di tengah-tengah diamnya masyarakat dan media internasional, padahal mereka mengaku sebagai masyarakat yang sangat menghargai nilai-nilai kemanusiaan tanpa membedakan antara muslim dan non-muslim.
 
Kita juga tidak mungkin berdiam diri terhadap apa yang saat ini menimpa masjidil aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam dan tempat isra’ mi’raj Rasulullah, dari penjajahan dan penghinaan yang dilakukan oleh Negara lain sehingga sangat menghinakan nilai-nilai dan peninggalan umat Islam. Jika seperti ini dunia barat banyak meneriakkan terhadap segala sesuatu sikap permusuhan yang menimpa orang Kristen di timur, padahal mereka di dunia timur bisa hidup dengan damai dan berdampingan dengan umat Islam, mereka juga berdiam diri terhadap setiap permusuhan yang menimpa umat Islam menghancurkan para wanita dan anak-anak mereka. 

Untuk itu saya katakan jika lembaga-lembaga keagamaan di barat yang sangat besar membolehkan dirinya untuk menyuruh umatnya dalam menyikapi peristiwa-peristiwa tersebut, maka saya juga harus memainkan peran saya untuk menyeru mereka yang memiliki akal dan perasaan di seluruh dunia untuk menyelesaikan problem serta sikap permusuhan umat non-muslim kepada umat Islam baik di timur maupun di barat. Hal ini saya lakukan demi mewujudkan perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan baik di timur maupun di barat.



Pidato disampaikan dalam orasi Perdamaian dan Kemanusiaan di Auditorim Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa 23 Februari 2016 yang dilansir dalam Website Resmi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,  ditulis oleh Luthfy Rijalul Fikri.
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger