Sesungguhnya Allah SWT
tidak pernah menurunkan agama untuk memecah belah umat manusia, tidak
juga untuk memberikan kemadharatan dan rasa takut kepada umat manusia
tetapi Dia menurunkan agama sebagai cahaya petunjuk dan rahmah serta
kasih sayang. Dimana umat Islam merupakan makhluk yang sangat jauh dari
berbagai tindakan yang berbau terorisme serta tindakan-tindakan
kekerasan pertumpahan darah serta menyia-nyiakan manusia.
Saya secara
pribadi tidak pernah menemukan satu buku pun dalam agama lain di dunia
ini yang mengancam setiap pelaku kejahatan terorisme dan pertumpahan
darah dengan hukuman yang sangat berat sebagaimana terdapat dalam kitab
suci umat Islam. Dimana Islam mengancam pelaku kejahatan dengan siksaan
yang sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian,
bagaimana mungkin Islam dijuluki sebagai agama teroris, padahal Islam
adalah agama yang diproklamirkan oleh Rasulnya bahwa Islam adalah yang
menjamin setiap manusia merasa aman dan selamat dari tindakan dan
perkataan tetangganya.
Rasulullah bersabda, Setiap muslim terhadap
muslim lainnya haram meneteskan darah, merampas harta dan kehormatan.
Islam juga tidak hanya melarang pembunuhan dan penetesan darah, bahkan
Islam juga melarang sikap menakut-nakuti orang lain meskipun hanya
bercanda. Oleh karena itu, saya tidak mungkin, dan tidak masuk akal,
agama ini dituduh sebagai agama terorisme dan haus kekerasan padahal
Rasulnya disebut sebagai pembawa kasih sayang kepada seluruh umat
manusia.
Al-Qur’an sendiri mengajarkan bahwa kata kasih sayang yang
disebut berulang-ulang dalam al-Qur’an dan diikuti dengan kata-kata
kejujuran, keadilan, amanah, memaafkan dan memenuhi janji berkali-kali
bahkan kata kasih sayang yang diajarkan Islam disebut dalam Alquran,
bukti lain adalah bahwa kasih sayang yang diajarkan oleh Islam tidak
hanya untuk sesama muslim tetapi harus berlaku untuk seluruh umat di
seluruh dunia, baik makhluk hidup maupun benda mati. Jika Anda
memperhatikan sejarah nabi Muhammad maka Anda akan terkejut dengan
perilaku beliau yang sangat penuh dengan nilai-nilai cinta kasih yang
terwujud dalam perilakunya baik kepada manusia, hewan maupun makhluk
lainnya.
Untuk itu saya berharap agar seluruh hadirin dapat
memperbandingkan antara akhlak dan nilai luhur yang diajarkan oleh Islam
bahkan pada saat terjadi peperangan dalam bentuk sikap adil kepada
musuh, dilarang membunuh wanita, orang tua serta anak kecil. Sikap ini
membuktikan bahwa Islam sangat menekankan nilai-nilai kasih sayang
meskipun kepada musuh. Oleh sebab itu sangat tidak masuk akal jika saat
ini dengan sangat serampangan Islam dihukumi sebagai agama penyebar
kekerasan.
Jika saat ini ajaran agama Islam dikotori dengan perilaku
sebagian umatnya yang berani melakukan pembunuhan meneteskan darah umat
Islam dan umat lainnya dengan menilai perbuatan ini sebagai jihad di
jalan allah demi menegakkan Negara Islam, mengkafirkan orang-orang yang
berseberangan dengan mereka, ini merupakan tindakan yang tidak diajarkan
oleh Islam bahkan Islam sangat menentang perbuatan tersebut.
Untuk itu
Al-Azhar mengemban amanat yang sangat besar untuk menyapaikan pesan ini
sebab kami akan ditanya dihadapan Allah di hari kiamat untuk selalu
mengingatkan dan memperbaiki sikap serta pemikian sebagian kecil pemeluk
agama islam yang menyimpang, bahwa sikap-sikap tersebut bukan bagian
dari ajaran Islam, dimana ini sangat merusak citra Islam serta
nilai-nilainya yang sangat suci, serta membuka pintu kepada para musuh
Islam untuk menghina Islam dan merendahkannya.
Untuk itu Al-Azhar
menyeru para pemuda yang terpengaruh pemikiran-pemikiran yang menyimpang
tersebut agar mereka segera sadar dan kembali kepada jalan yang benar
serta mengingatkan bahwa perilaku mereka yang bersikap ekstrim merupakan
perilaku yang sangat dilarang Islam. Untuk itu dalam rangka mengemban
amanah mengingatkan umat Islam, terutama para pemuda tersebut, saya
serukan kepada mereka yang mengotori agama ini agar segera kembali dan
menyesali tindakan mereka, dan segera bertaubat kepada Allah SWT atas
tindakan yang telah mengotori ajaran agama Islam.
Di sini saya juga
ingin mengingatkan diri saya dan para ulama umat di mana kita semua akan
dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat untuk
menghabiskan segala daya upaya untuk saling menasehati dalam rangka
menjaga keutuhan umat serta kemurnian akidah mereka dari ajaran-ajaran
yang ekstrim serta tindakan-tindakan bodoh sebagian kecil pelakunya.
Kita juga perlu mengingat perlunya segera menanamkan fikih yang penuh
kemudahan dalam rangka memerangi fikih ekstrim dengan terus berupaya
mengantisipasi upaya westernisasi dan penghancuran identitas umat Islam
serta ajaran agamanya, secara bersungguh-sungguh. Kita juga perlu untuk
memperbaiki sitem pendidikan dalam menanamkan fikih penuh kemudahan
menerima orang lain secara berdampingan berdasarkan al-Qur’an dan sunah
dengan menghindarkan berbagai perbedaan kecil dalam hal-hal yang
bersifat tidak prinsipil.
Saya juga menyeru agar umat ini banyak
meminta fatwa kepada para ahli ilmu yang dalam yang menganut faham
sunni, serta dari mereka yang menguasai temuan-temuan moderan di abad
ini. Mereka juga perlu segera sadar banyaknya tantangan yang dihadapi
oleh umat Islam, di mana fanatisme terhadap golongan telah menjadi hal
utama menjadi penyebab perpecahan umat, sehingga para musuhnya dengan
mudah dapat memecah belah umat Islam dan menyebarkan kebencian kepada
umat Islam.
Terakhir tidak ada yang dapat kita lakukan saat ini
kecuali berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah untuk menghindarkan
perpecahan umat. Selain itu kita sekalian sebagai ulama umat ini perlu
megingat kembali peringatan dari Rasulullah SAW yang menyerupakan umat
akhir zaman ini sebagai menu makanan yang dapat disantap dengan mudah
dan diperebutkan oleh para musuh Islam, untuk itu kita harus benar-benar
sadar akan peringatan nabi ini untuk menghindarkan perpecahan yang
menjadikan umat islam sebagai umat yang hanya menjadi objek umat lain
dan tanpa daya upaya. Kita perlu memaksimalkan segala daya upaya yang
kita miliki untuk memaksimalkan segala sumber daya yang kita miliki
untuk memperbaiki kondisi umat agar lebih baik, sehingga jika ini
benar-benar kita laksanakan maka umat Islam akan mendapatkan kejayaan
sebagaimana kejayaaan yang pernah dialami masa lalu. Semoga ini menjadi
pengingat bagi kita semua.
Pidato
disampaikan dalam orasi Perdamaian dan Kemanusiaan di Auditorim Harun
Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa 23 Februari 2016 yang dilansir dalam Website Resmi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ditulis oleh Luthfy Rijalul Fikri.
Posting Komentar