Adapun hakikat lahir itu, ialah:
Berdiri,
Membaca,
Ruku’,
Sujud dan seumpama itu dari tugas-tugas Shalat yang lahir.
Adapun hakikat batinnya, ialah seperti
Khusyu’,
Menghadirkan hati,
Tulus ikhlas yang sempurna,
Meneliti dan memahami makna-makna bacaan,
Tasbih dan seumpama itu dari tugas-tugas Shalat yang batin.
Tugas Shalat yang
lahir ialah bagian badan dan anggota. Manakala tugas Shalat yang batin ialah
bagian hati dan rahasia kebatinannya. Yang kedua inilah tempat yang
diperhatikan Allah terhadap setiap hambaNya, yakni hati dan rahasia dalam
dirinya.
Berkata Imam Ghazali
rahimahullah, "Perumpamaan orang yang mendirikan Shalat secara hakikat
lahir saja, serta meng-alpakan hakikat batinnya, seperti seorang yang
menghadiahkan seorang puteri yang sudah mati, tiada bernyawa Jagi, kepada
seorang maharaja agung. Dan perumpamaan orang yang alpa dalam mendirikan
hakikat Shalatnya yang lahir, seperti seorang yang menghadiahkan seorang puteri
yang putus kaki-tangannya, buta pula matanya, kepada seorang raja. Kedua-dua
orang ini akan dimurkai raja disebabkan hadiahnya. Mereka akan disiksa dan
dianiaya oleh raja kerana menghina kedudukan raja, serta mengabaikan
haknya."
Imam Ghazali
menyambung lagi, "Samalah perumpamaannya dengan anda yang menghadiahkan
Shalatmu itu kepada Allah Ta’ala . Awas, janganlah sampai anda menghadiahkan
Shalat itu dengan sifat-sifat yang tersebut, sehingga anda patut menerima
siksaan Allah Ta’ala."
Al Habib Abdullah
BIn Alwi Al Haddad dalam Nashoih Ad Diniyyah
Posting Komentar