Inilah sejarah pertamanya korban di
Hari Raya Qurban. Yang kita peringati pada pagi hari ini. Allah Maha Penyayng.
Korban yang diperintahkan tidak usah anak kita, cukup binatang ternak, baik
kambing, sapi, kerbau maupun lainnya.
Pengorbanan Nabi Ibrahim AS yang paling besar dalam sejarah umat umat manusia
itu membuat Ibrahim menjadi seorang Nabi dan Rasul yang besar, dan mempunyai
arti besar.
Dari sejarahnya itu, maka lahirlah kota Makkah dan Ka’bah sebagai kiblat umat
Islam seluruh dunia, dengan air zam-zam yang tidak pernah kering, sejak ribuan
tahunan yang silam, sekalipun tiap harinya dikuras berjuta liter, sebagai
tonggak jasa seorang wanita yang paling sabar dan tabah yaitu Siti Hajar dan
putranya Nabi Ismail.
Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan shalat Idul Adha, bahwa hakikat
manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah taqwanya. Dan bagi yang
menunaikan ibadah haji, pada waktu wukuf di Arafah memberi gambaran bahwa kelak
manusia akan dikumpulkan dipadang mahsyar untuk dimintai pertanggung jawaban.
Di samping itu, kesan atau i’tibar yang dapat diambil dari peristiwa tersebut
adalah:
Pertama, perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh
Allah SWT, harus dilaksanakan tanpa reserve. Harus disambut dengan tekad
sami’na wa ‘ata’na. Nabi Ibrahim, istri, dan anaknya, telah meninggalkan contoh
bahwa bila perlu, jiwa sendiripun haruslah dikorbankan, demi melaksanakan
perintah-perintah Allah.
I’tibar kedua yang dapat kita tarik dari peristiwa tersebut, adalah kegigihan
syaitan yang terus menerus mengganggu manusia, agar membangkang dari ketentuan
ilahi. Syaitan senantiasa terus berusaha menyeret manusia ke jurang kejahatan
dan kehancuran. Allah sendiri mengingatkan kepada kita.
وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ
عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Ketiga, jenis sembelihan berupa bahimah (binatang ternak), merupakan gambaran
bahwa hawa nafsu hawaiyah harus dihilangkan.
Keempat, bahimah bila dilihat dari unsur gizinya, mengandung suatu arti bahwa
makanan, disamping halal harus yang diutamakan juga masalah gizinya.
Tepatlah apabila perayaan Idul Adha digunakan menggugah kesedihan kita untuk
berkorban bagi negeri kita tercinta yang tidak pernah luput dirundung
kesusahan.nDalam kondisi seperti ini sebenarnya kita banyak berharap dan
mendoakan mudah-mudahan para pemimpin kita, elit-elit kita, dalam berjuang
tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya, tapi untuk
kepentingan bangsa dan negara. Pengorbanan untuk kepentingan orang banyak
tidaklah mudah, berjuang dalam rangka mensejahterahkan umat memang memerlukan
keterlibatan semua pihak. Hanya orang-orang bertaqwalah yang sanggup
melaksanakannya.
Sumber: Khutbah Idul Adha NU Online
Posting Komentar