Jika diteliti dengan seksama, maka masih banyak riwayat yang menerangkan keistimewaan ziarah ke lembah Uhud. Kedatangan Rasulullah SAW bersama ketiga orang shahabat setianya ke atas lembah Uhud, adalah sebagai bukti betapa mulianya amalan berziarah ke lembah Uhud ini. Jadi mengikuti perilaku Rasulullah SAW untuk berziarah ke gunung lembah adalah termasuk sunnah Nabi SAW.
Allah
berfirman dalam surat Al-ahzab ayat 21 yang artinya: \"Sungguh di dalam
diri pribadi Rasulullah itu, terdapat teladan yang baik bagi kalian \".
Ayat ini bersifat umum, bahwa yang dimaksud keteladanan pada diri Rasulullah
SAW adalah meneladani setiap gerak-gerik beliau SAW, termasuk yang bersifat
manusiawi, seperti tata cara makan, tata cara bepergian, kesenangan beliau SAW
dalam memilih warna pakaian, termasuk juga kedatangan beliau SAW ke gunung
Uhud.
Pada
ayat di atas, Allah tidak membatasi misalnya \"fi ibadati rasulillahi
uswatun hasanah\" (di dalam ibadah Rasulullah, terdapat teladan yang
baik), tetapi secara umum Allah menyebutkan \"fi rasulillahi uswatun
hasanah\" (pada diri pribadi Rasulullah terdapat teladan yang baik).
Ayat ini
menunjukkan bahwa segala amalan umat Islam yang diniati mengikuti dan
meneladani perilaku Rasulullah SAW, adalah termasuk amalan sunnah yang
diperintahkan oleh Allah. Sedangkan umat Islam yang mengamalkan salah satu dari
ayat suci Alquran, serta mencontoh perilaku Rasulullah SAW, pasti tidak akan
sia-sia baik di dunia apalagi di akhirat, dan pasti mendapatkan pahala yang
besar dari Allah. Karena mengamalkan isi Alquran dan Hadits Nabi SAW inilah
hakikat dari bersyariat Islam.
Dari
peristiwa ini, maka semakin jelas bagi umat Islam adanya upaya pembodohan
terhadap umat Islam, yang dilakukan oleh para muthawwi\` yang kini gencar
menghalangi-halangi para jamaah haji dan umrah agar tidak berziarah ke lembah
Uhud.
Padahal
Rasulullah SAW justru mengajak tiga orang shahabatnya untuk berziarah ke lembah
Uhud, bukan sekedar mendatangi lembahnya, melainkan mendaki gunung tersebut.
Hal ini beliau SAW lakukan, karena beliau SAW sangat mencintai gunung Uhud yang
bersejarah itu. Perlu diingat pula, bahwa Beliau SAW mendatangi lembah Uhud
ini, karena tidak lepas dari keberadaan makam pamanda Beliau SAW yang juga
sangat dicintainya, yaitu Sayyidina Hamzah bin Abdil Mutthalib ra. Untuk
membuktikan argumentasi ini, perlu kiranya membuka ulang peristiwa perang Uhud,
yang terjadi pada awal-awal tahun hijrah Rasulullah SAW ke kota Madinah. Karena
disitulah Ummat islam dapat mengenang Sayyidina Hamzah bin Abdil Mutthalib
ra.
Penulis
adalah alumni Makkah-Madinah 1983-1991, merangkap sebagai Pengasuh Ribath
Almurtadla Al-islami, Singosari Malang
Posting Komentar