Dalam rangka Hari Santri Nasional 2017, Para santri dan Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kudus melakukan kunjungan silaturrahim ke kediaman Romo KH. Sya’roni Ahmadi di daerah Langgar Dalem Kudus.
KH. Sya’roni Ahmadi Al Hafidz yang rutin mengisi kajian Tafsir Al qur’an
di Masjid Menara Kudus merupakan ulama sepuh kharismatik yang dimiliki dan
dibanggakan oleh masyarakat Kudus. Masyarakat Kudus selaluberbondong-bondong
menghadiri pengajian beliau dan berharap mendapatkan ilmu-ilmu hikmah yang
selalu disampaikan beliau dengan tutur kata yang lembut dan ramah.
Pada saat kunjungan ke rumah KH. Sya’roni Ahmadi, Romo Kyai
tidak lupa memberikan petuah kepada para santri yang berkunjung tersebut. Dalam
petuah yang diunggah ke Kanal You Tube tersebut, KH. Sya’roni Ahmadi memaknai
arti Santri. Berikut ini kurang lebih petuah yang diberikan oleh beliau:
Menyambut Hari Santri Nasional, saya ingin mengungkapkan maksud dari judul “Santri”. Apa dan siapa santri itu?
Santri adalah gabungan dari kata “Sa” dan Kata “Tri”. “Sa”
itu artinya satu dan “tri” itu berarti tiga.
Jadi santri itu adalah tiga yang menjadi satu. Dari kata “Sa” dan “Tri”
tersebut muncul istilah “Satria” yang
berasal dari kata “Santriyo”.
Orang yang disebut satria itu ya berasal dari kata santri. Seseorang
bisa disebut santri jika memiliki tiga hal berikut ini yaitu:
1. Syariat
2. Thoriqot
3. Hakikat
Di dalam Alfiyah karya Imam Nawawi Al Bantani dijelaskan “Santri
itu harus bisa memiliki tiga hal yaitu syariat thoriqot dan haqiqot.”
Dalam Ilmu balagoh, Santri itu berasal dari Sa Tri, jadilah
Santriyo, pungkas beliau.
Posting Komentar