Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ceramah Abuya Maliki Tentang Ekstrim Dalam Pemikiran Beragama dan Munculnya Radikalisme (1)

Ceramah Abuya Maliki Tentang Ekstrim Dalam Pemikiran Beragama dan Munculnya Radikalisme (1)

Tragedi penyerangan dan penembakan brutal yang membabi buta terjadi pada Saudara kita ummat muslim saat sedang mendirikan sholat Jumat di Masjid Rawda, Sinai, Mesir. hal ini menjadi topik perbincangan hangat sekaligus kabar yang mengejutkan karena korban tewas sedikitnya mencapai 305 jiwa ummat muslim. 

Di Indonesia sendiri, peristiwa ini tidak terlalu diviralkan. Tidak sehebat gaung pada saat para pengungsi Muslim Rohingnya disakiti ataupun peperangan di Palestina, bahkan cenderung tidak ada aksi solidaritas sama sekali. Namun, perlu kita perhatikan bahwa yang menjadi sasaran dari pembunuhan maasal ini adalah masyarakat sufi, yang sering dituduh penyembah kuburan, pelaku kesyirikan, dibid'ah-bid'ah kan, dikafir-kafirkan,  dan tuduhan-tuduhan jahat lainnya oleh sebagian ummat muslim yang lain. Pelaku dari serangan teror ini belum diketahui hingga tulisan ini dimuat, tetapi beberapa bukti telah mengarah kepada suatu kelompok ekstrimis tertentu.

Dengan pengantar tersebut, kami ingin membagikan kepada para sahabat ceramah dari Abuya Maliki Al Hasani tentang Ekstrim Dalam Pemikiran Beragama dan Pengaruhnya Pada Kemunculan Tindakan Anarkis dan Terorisme. Ceramah beliau ini tidak ada hubungannya dengan kejadian tersebut, tetapi apa yang kami berikan di sini semoga dapat memberi pemahaman bagi para pembaca. karena isi ceramah beliau cukup panjang, maka kami membaginya menjadi 8 bagian.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut gembira terhadap undangan yang mulia ini. Saya merasa sangat senang dengan munculnya ide yang agung ini. Betapapun itu terlambat, tetapi urgen dan harus dilaksanakan andai saja hal ini dilaksanakan sebelum percikan api membesar dan sebelum bahaya menggurita.

Saya ingin mengingatkan kembali bahwa seruan dan ajakan untuk berkumpul dan berdialog menyamakan persepsi dan pemahaman telah kami lontarkan sejak dua puluh tahun lalu dalam buku saya “Mafaahim Yajibu an Tushohhah”. Saya juga telah memberikan peringatan akan masalah–masalah yang muncul dan dampak negatif yang mesti terjadi sebagai akibat dari sikap ekstrem (ghuluw/tathorruf) yang dibiarkan dan tidak dipedulikan dalam buku saya “at Tahdziir Minal Mujaazafah bit Takfiir” yang telah dicetak sepuluh tahun lalu. Sungguh langkah yang mulia ini datang tepat pada waktunya.

Kenyataan memang telah membuktikan pada tempatnya dan datang dari pihak yang memang berkompeten. Sungguh langkah ini dinanti oleh seluruh penduduk dunia sebab semua menggantungkan harapan dan prasangka baik mereka pada kerajaan (mamlakah), para penguasa, politikus, dan ulamanya.

Mereka juga menganggap semuanya sebagai suatu standar (miizan), komentar dan fatwanya sebagai hikmah hasanah, akal yang sempurna serta pendapat yang paling tepat. Sungguh realitas ini adalah bagian dari nikmat Allah.Saya sendiri yakin bahwa langkah–langkah bijak yang dilakukan dengan serius oleh pemerintah ini akan memberikan penjelasan yang memuaskan sebelum keluarnya penjelasan yang dinantikan dari Anda sekalian.

Dan satu hal yang mesti disepakati, ditetapkan, dan disiarkan —sebelum dialog dan diskusi ini berjalan lebih lanjut– adalah penjelasan global bahwa tindakan teror dan pengafiran yang terjadi di negeri ini dengan mengatasnamakan agama harus dihentikan. Klaim sepihak dan ulah brutal, penghinaan terhadap para imam kaum muslimin, pelecehan atas al Qur’an dan as Sunnah, mengapling surga dan neraka untuk orang-orang yang mereka kehendaki dengan seenaknya, dan semboyan mati syahid bagi siapa saja yang ikut dan menjadi simpatisan mereka harus segera diberantas. Sungguh telah banyak kaum yang lemah dan yang miskin yang lenyap menjadi korban masalah ini.

Padahal, sebenarnya mereka adalah orang–orang yang penanya tidak memiliki ruang gerak, tak ada suara bergelombang dari mereka yang bisa didengarkan dan sama sekali tak ada hasil pemikiran mereka yang layak disebarluaskan dalam media informasi model apapun. Mereka telah termakan kezholiman.

Mereka pergi begitu cepat dan hilang dalam sekejap, justru saat lawan–lawan mereka bisa duduk dan berdiri dan bisa bebas melakukan gerakan. Benarlah jika ada orang yang berkata, “Udara telah kosong untukmu maka cetaklah putih atau kuning (sesuai seleramu)”. Dalam situasi pintu tertutup, ruang gerak dibatasi, dan pusat komando dihentikan seolah terdapat sebuah peraturan dan keputusan pemerintah yang tidak bisa diganti atau diganggu gugat. Mengomentari kondisi seperti ini sangat layak bila dikatakan,

“Kondisi ini seperti nash Allah Azza wajalla, keputusan Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam yang tidak bisa dilawan dengan pendapat, masukan, perdebatan, atau protes apapun.” Sungguh Allah telah memberikan pertolongan-Nya kepada para pemegang kebijakan (instansi pemerintahan), utamanya yang mulia, Khodimul Haromain, yang memprakarsai dan memberikan perhatian istimewa pada Muktamar Pemikiran dan Dialog Ilmiah yang tenang (dan menyenangkan) ini.

Sungguh, (sekali lagi ini) adalah usaha mulia yang mendapatkan taufik dari-Nya dalam mengantisipasi bahaya besar dan memberikan manfaat yang besar pula. Langkah dan usaha semacam ini pasti membawa manfaat berupa terhindarkannya pertumpahan darah, kehormatan yang terjaga, aib dan cela yang terlindungi, dan lubang- lubang mengangah yang tertutupi.

Formalitas seperti ini juga menjadi pertanda jelas akan kemuliaan yang dikirimkan oleh Allah ke negeri kita yang berupa para penguasa yang sejak semula memiliki komitmen kuat untuk menyebarluaskan agama, ilmu dan kekayaan ilmiah, dan membangun peradaban manusia yang modern dengan aroma rasa sosial yang kuat dengan dasar–dasar yang kokoh dan metode yang jelas.

Kemuliaan yang dikirimkan Allah tersebut telah berlangsung sejak masa almarhum Raja Abdul Aziz yang telah mengikis fanatisme, mempersatukan dan menghilangkan perbedaan–perbedaan, dan merobohkan sekat–sekat latar belakang. Usaha tersebut sama sekali tidak menyisakan tempat bagi para penyeru keburukan maupun agen–agen asing untuk bisa masuk dan menjadi benalu dalam tatanan masyarakat Saudi yang kokoh dan bersatu yang sangat loyal dengan kepemimpinan beliau yang penuh dengan cinta dan kredibelitas.





Abuya Prof. DR. Assayyid Muhammad bin Alwi Almaliki Alhasani
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger