Wahai orang yang sedang tidur, perjalanan telah dimulai.
Wahai yang membuat bangunan di atas tangga-tangga yang penuh dengan air bah,
cepatlah melakukan amal sebelum umurmu punah… janganlah engkau melupakan Dzat
Yang menghitung hembusan nafasmu saat perjumpaan denganmu.
Saudaraku tercinta…
Ambillah rizki secukupnya,
ambillah yang jernih dari kehidupan ini.
ini semua akan berakhir,
bagaikan lentera ketika padam.
Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata, “Dunia adalah tempat kesibukan,
sedangkan akhirat adalah tempat terjadinya hal-hal yang menakutkan. Dan
senantiasa seorang hamba ada di antara kesibukan dan juga kegoncangan (hal-hal
yang menakutkan) sehingga datang kepadanya keputusan, ke Surgakah ia atau ke
Neraka.”
Siapa yang mencurahkan kemampuannya untuk berfikir dengan sempurna, dia akan
memahami bahwa dunia ini adalah sebuah perjalanan, maka dia akan selalu
mengumpulkan perbekalan untuknya. Dia juga tahu bahwa perjalanan tersebut
dimulai dari punggung seorang ayah, menuju perut seorang ibu, lalu ke dunia, ke
kuburan, setelah itu menuju alam Mahsyar, dan yang terakhir menuju tempat yang
abadi.
Inilah tempat keselamatan dari segala “penyakit,” yaitu tempat yang
kekal abadi. Sedangkan syaitan menawan kita untuk tetap menuju dunia, sehingga
kita terus bersemangat dalam keluarga yang hancur berantakan, kemudian dia
selalu mendorong kita menuju tempat kita semula. Ketahuilah bahwa batas kehidupan
di dunia hanyalah hitungan nafas, perjalanan yang cepat dan tak terasa bagaikan
perjalanan sebuah kapal yang tidak dirasakan oleh penumpang yang duduk di
atasnya.
Sudah semestinya, dia harus memiliki bekal, dan tidak ada
bekal menuju perjalanan akhirat kecuali ketakwaan. Oleh karena itu, seseorang
haruslah sabar dan merasakan lelahnya kehidupan dalam melaksanakan ketakwaan,
sehingga dalam perjalanannya dia tidak berkata, “Ya Rabb-ku! Kembalikanlah
aku.”
Dan dikatakan kepadanya, “Tidak!” Maka hendaklah orang yang lalai
mewaspadai sifat malas dalam perjalanannya, karena sesungguhnya Allah akan
memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang yang memutuskan
perjalanannya sebagai ancaman baginya dengan harapan agar mereka tidak
menyimpang dari jalan yang lurus. Siapa yang menyimpang dari jalan-Nya yang
lurus lalu melihat sesuatu yang ditakutinya, maka kembalilah kepada Allah dari
jalan yang dilaluinya dengan bertaubat dari kemaksiatan.
Keadaan di dunia sebagaimana disifati oleh ar-Rabi' bin Khaitsam, ketika beliau
ditanya, “Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai Abu Yazid?” Beliau menjawab, “Di
pagi ini aku berada dalam keadaan lemah dan penuh dengan dosa, kita memakan
rizki kita sambil menunggu ajal kita.”
Syumaith bin ‘Ajlan jika mensifati ahli dunia dengan berkata, “Mereka semua
bingung dan mabuk, penunggang kudanya berlari, sedangkan pejalan kaki berjalan
dengan kakinya, yang fakir dan yang kaya tidak pernah merasa puas di dalamnya.”
FP Serial Obat Hati
Posting Komentar