Bersikap qana’ahlah dengan duniamu dan relalah dengan yang
ada padamu, karena di dalamnya tidak ada kesenangan selain kesenangan badan.
Siapa saja yang mempersiapkan dirinya untuk berjumpa dengan Allah, dan
menggunakan waktunya untuk melakukan amal-amal yang bemanfaat baginya, maka
Allah akan memberikan kemanfaatan baginya di hari Kiamat.
Oleh karena itu, dia
akan berbahagia pada suatu hari di mana harta dan anak tidak berguna. Hari di
mana lembaran-lembaran bertebaran dan hati bergetar. Pada hari itu engkau
melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka sama sekali tidak mabuk,
akan tetapi penyebabnya adalah adzab Allah sangatlah pedih. Anas bin ‘Iyadh
rahimahullah berkata, “Aku melihat Shaf-wan bin Salim, jika dikatakan kepadanya
besok hari Kiamat, maka seakan-akan dia sama sekali tidak me-miliki bekal dari
ibadah.”
Mereka adalah kaum yang selalu melakukan ibadah dengan giat dan memikirkan
kehidupan akhirat mereka dengan mempersiapkan bekal untuknya.
Jika jiwa itu menjauh dari kebenaran,
maka kita membentaknya.
Dan jika dia menghadap dunia dengan
meninggalkan akhirat,
maka kita menahannya.
Dia menipu kita dan kita menipunya,
hanya dengan kesabaran kita dapat mengalahkannya.
Muhammad bin al-Hanafiyyah rahimahullah berkata, “Segala sesuatu yang dicari
bukan karena Allah, niscaya akan hancur.”
Siapa yang mencari dunia untuk dunia, maka dia akan meninggalkannya di hembusan
nafas terakhirnya, dia akan pergi di detik-detik yang sangat menakutkan. Dan
siapa yang mencari dunia untuk Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, maka
cukuplah baginya apa yang diinginkannya. Dunia baginya sebagai jalan menuju
Darus Salam (Surga) dengan kasih sayang (rahmat) Allah dan ridha/karunia-Nya.
Orang yang selalu melakukan kebaikan dan ketaatan adalah manusia biasa, seperti
kita yang mencintai dunia dan segala macam perhiasannya. Akan tetapi mereka
lebih mengutamakan yang kekal daripada yang fana, sehingga Allah memudahkan
baginya jalan untuk mendapatkannya dan mengeluarkan mereka dari berbagai
kesulitan.
Aku sabar dalam menghadapi kenikmatan ketika dia pergi,
dan aku menetapkan kesabaran di dalam diriku sehingga dia terus menetap.
Berhari-hari jiwaku berada dalam kemuliaan,
lalu ketika dia melihat tekadku ada di dalam kehinaan, dia pun ikut merasakan
kehinaan.
Lalu aku berkata kepadanya, “Wahai jiwa, matilah dalam keadaan mulia,
dahulu dunia memihak kepada kita, tetapi sekarang dia telah pergi.”
Tidak wahai kekasihku. Demi Allah, tidak ada satu musibah pun,
berlalu kepada hari-hari melainkan dia akan pergi.
Jiwa itu sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang kepadanya, jika
dia diberi makan,
maka dia memiliki kekuatan dan jika tidak, maka dia akan lumpuh.
FP Serial Obat Hati
Posting Komentar