Ahad 7 Januari 2018, Masjid Agung Kudus yang terletak di bagian barat Alun-alun Simpang Tujuh Kudus mengadakan kegiatan rutin yaitu Pengajian Bulanan Ahad Pagi yang selalu diadakan setiap hari Ahad awal bulan Masehi mulai pukul 06.00 WIB hingga kurang lebih pukul 08.00 WIB. Ratusan jamaah yang terdiri dari pria maupun wanita dari tua hingga anak-anak menghadiri acara rutin tersebut yang berbarengan dengan Car Free Day di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Untuk bulan Januari, panitia penyelenggara dari DKM Masjid
Agung menghadirkan penceramah KH. Idham Khalid dari Demak. KH. Idham Khalid
mengatakan bahwa Pembuka Pengajian Ahad Pagi diawal tahun 2018 terasa spesial.
Dalam ceramahnya, KH. Idham Khalid ini menyatakan bahwa kita di awal tahun 2018
ini masih terasa dalam bulan Maulid dimana lahir sosok mulia Nabi Muhammad SAW
yang selalu diperingati Maulidnya setiap tanggal 12 Rabiul awwal.
Namun, jangan juga dilupakan bahwa di bulan Rabiul Awwal tepatnya tanggal 13 Rabiul Awwal ada peristiwa besar, peristiwa duka yaitu wafatnya Syaikh Muhammad Bahauddin An Naqsabandhi . Kemudian, di bulan Rabiul Akhir dimana kita berada hari ini, pada tanggal 11 Rabiul Akhir telah wafat Sulthonul Aulia as Syaikh Abdul Qadir Al Jilany, sehingga pada bulan-bulan tersebut masyarakat tidak hanya sekedar memperingati Maulid Nabi Muhammad tetapi juga banyak Haul untuk wafatnya Syaikh Muhammad Bahauddin An Naqsabandhi dan Syaikh Abdul Qadir al Jilany.
Disini kita perlu bertanya, mengapa para ulama atau
orang-orang lain dihormati atau diperingati di hari kewafatannya tetapi Nabi
Muhammad SAW justru diperingati hari kelahirannya?
Dalam kajiannya, beliau menyebutkan karena Nabi Muhamad SAW waktu lahir di dunia sudah menyandang
pangkat Anbiya wal Mursalin. Buktinya ketika Nabi Adam dinikahkan dengan Siti
Hawa, Mahar pernikahannya adalah sholawat kepada Nabi Muhammad. Padahal, Nabi
Muhammad belum lahir di dunia waktu itu. Itu artinya, Nabi Muhammad
mendapat pangkat sebagai Nabi jauh-jauh waktu sebelum beliau dilahirkan ke dunia.
Sedangkan, wali-wali Allah dihormati bukan di hari kelahirannya tetapi di hari kewafatannya. Misalnya saja 10 Muharrom di Kudus diperingati Haul Sunan Kudus. Tanggal 15 Muharrom diperingati sebagai haul Sunan Muria dan Kyai Telingsing. Karena para wali Allah dan kita pada umumnya dilihat di akhir hidupnya. Khusnul Khotimah ataukah Su’ul Khotimah, kita semua tidak tahu.
Karena kita belum tahu akhirnya bagaimana, maka selalu lah
memohon kepada Allah agar diakhirkan dalam keadaan khusnul khotimah. Robbanah
timlana bi Khusnil Khotimah, begitulah yang kita mohonkan kepada Allah.
Selanjutnya, KH. Idham Kholid membahas tentang keutamaan
sholawat dan wasilah serta tawassul. Beliau juga membahas perihal ziarah qubur
ke makam-makam para Aulia Allah. Bagaimana kajian dan keterangan lengkap beliau
tentang hal-hal tersebut? Rekaman pengajian ini dapat Sahabat download dengan mengklik/ menyentuh pada
link download di bawah ini:
Posting Komentar