عَنْ
أُمِّ سَلَمَةَ
رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اسْتَيْقَظَ لَيْلَةً
فَقَالَ سُبْحَانَ
اللَّهِ مَاذَا
أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنْ
الْفِتْنَةِ مَاذَا
أُنْزِلَ مِنْ
الْخَزَائِنِ مَنْ
يُوقِظُ صَوَاحِبَ
الْحُجُرَاتِ يَا
رُبَّ كَاسِيَةٍ
فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ
فِي الْآخِرَة
(صحيح البخاري)
Dari
Salmah (Istri Rasul SAW), Sungguh Nabi SAW terbangun disuatu malam, dan berkata
: Subhanallah….!, betapa malam ini diturunkan daripada cobaan, betapa banyak
malam ini diturunkan anugerah anugerah, siapakah yang membantuku untuk
membangunkan semua keluargaku, Wahai …!, barangkali orang yg mempunyai sandang
di dunia, tidak mempunyai sandang di akhirat” (Shahih Bukhari)
Dalami makna ucapan Sang Nabi dalam
doanya “ Yaa Arhamar Raahimin“, Wahai yang Maha lebih berkasih sayang
dari semua yang berkasih sayang , jika kita mendalami maknanya kita
akan sampai pada samudera kasih sayang Allah yang lebih dari semua yang
menyayangimu. Merugilah mereka yang menutup dirinya dari cahaya kasih
sayang Allah, merugilah mereka yang menolak kelembutan Allah, merugilah mereka
yang menolak cahaya pengampunan Allah. Semoga aku dan kalian selalu terang
benderang jiwa sanubari dan jasad kita dengan cahaya kelembutan Allah, dengan
cahaya pengampunan Allah, dengan cahaya kasih sayang Allah.
Yaa Arhamar
Raahimin..Wahai Yang Maha berkasih sayang melebihi semua yang mempunyai sifat
kasih sayang, kalimat ini akan membuka keluhuran dan hubungan mulia
dari Rahmat Allah kepadamu.
Oleh
sebab itu Allah menenangkan jiwa para pendosa yang putus asa dari kasih
sayangNya. Firman Allah SWT :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
. ( الزُّمَر : 53
“ Katakanlah : Wahai hamba-hamabKu yang melampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya Dia lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. (QS. Az Zumar : 53)
Diriwayatkan oleh istri Rasul SAW Sayyidatuna Ummu
Salamah RA, bahwa suatu malam Rasul terbangun dari tidurnya, terbangun dengan
kaget dan berkata :
سُبْحَانَ الله مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ اْلفِتْنَةِ مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ اْلخَزَائِنِ مَنْ يُوْقِظُ صَوَاحِبَ اْلحُجُرَاتِ يَارُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٌ فِي اْلآخِرَةِ
.
Rasul
SAW berkata dengan kagetnya : “Subhanallah, sungguh malam ini diturunkan fitnah
ataupun musibah yang akan terjadi, dan malam ini diturunkan pula sedemikian
banyak anugerah-anugerah “, kita bisa lihat disini Rasul SAW mengatakan satu
kalimat fitnah bukan fitan , fitnah berarti satu atau ada musibah yang akan
terjadi suatu hari pada diri kita, mungkin.
مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ اْلخَزَائِنِ
“ Tapi sedemikian banyak yang diturunkan daripada
anugerah-anugerah”, kemudian Rasul SAW berkata :
مَنْ يُوْقِظُ صَوَاحِبَ اْلحُجُرَاتِ
“ Siapa yang bisa bangunkan semua kerabat keluarga, para tetangga
dibangunkan untuk shalat malam itu”.
يَارُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٌ فِي اْلآخِرَةِ
“ Betapa banyak orang-orang yang mempunyai sandang pangan di
dunia, namun di akhirat tidak mempunyai sandang pangan apa-apa”.
Makna dari Hadits ini adalah, di setiap malam
sebelum terbitnya fajar atau sebelum azan subuh, di saat itu Allah sudah
menentukan kejadian-kejadian yang akan terjadi di hari esok, mana musibah yang
akan terjadi mana musibah yang tidak jadi terjadi, mana musibah yang akan
dikurangi mana musibah yang akan di tambahi.
Ketahuilah bahwa setiap musibah
itu menghapus dosa, Allah melihat hamba-hambaNya, ini musibahnya ini, ini
musibahnya ini, dan demikian pula di malam itu kata Rasul SAW di dalam setiap
sepertiga malam terakhir itu sedemikian banyak anugerah yang diturunkan, yang
ini doanya di kabulkan, yang ini hajatnya diberi, yang ini permintaannya yang
sudah tertunda sehari, sebulan, setahun yang lalu di beri, yang ini tanpa
berdoa di beri, yang ini dipermudah, yang ini di ampuni, lebih banyak anugerah
yang di turunkan oleh Allah daripada musibah.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar