Dari Aisyah dia bercerita, "Pada suatu malam aku pernah
kehilangan Rasulullah , lalu aku keluar rumah dan ternyata beliau berada di
Baqi’ sedang mengadahkan kepada ke langit, lalu beliau berkata kepadaku,
“Apakah kamu khawatir jika Allah akan menganiayamu sedang Rasul-Nya ada
dihadapanmu ?” aku menjawab, “Wahai Rasulullah, aku kira engkau mengunjungi
istrimu yang lain.” Maka Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah turun ke
langit dunia pada malam pertengahan bulan Sya’ban, lalu memberi ampunan kepada
orang yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah bulu biri-biri.”
Dari Ikrimah, budak Ibn ‘Abbas, mengenai firman Allah , pada malam itu
dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, Ibn ‘Abbas berkata, “Yaitu malam
pertengahan Sya’ban. Pada saat itu Allah mengurus segala urusan untuk waktu
satu tahun, menandai nama-nama yang akan mati dan menulis nama-nama yang akan
berangkat ibadah haji ke Baitullah. Dia tidak menambahkan kepada seorang pun
dari mereka dan tidak pula menguranginya.”
Abu Nashr memberitahuku, dari Malik bin Anas, dari Hisyam bin Urwah, dari Aisyah
, dia bercerita, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Allah mengalirkan
kebaikan pada empat malam, yaitu malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam
pertengahan (nisfu) Sya’ban, pada malam itu Allah menandai ajal dan rezeki
serta menetapkan orang yang akan berangkat haji dan malam Arafah sampai waktu
azan.”
Sa’id menceritakan, Ibrahim bin Abi Najih berkata, “Ada lima dan yang kelima
adalah malam Jum’at.”
Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda, “Jibril pernah mendatangiku pada malam
pertengahan (nisfu) Sya’ban dan dia berkata kepadaku, “Wahai Muhammad,
angkatlah kepalamu ke langit.” Kemudian aku bertanya, “malam apakah ini ?”
Jibril menjawab, “Pada malam ini Allah membuka tiga ratus pintu rahmat, Dia
memberi ampunan kepada siapa saja yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
pun, kecuali tukang sihir, dukun, pecandu khamar atu orang yang selalu
mengulang-ulang berbuat riba dan zina. Mereka tidak diberi ampunan oleh-Nya
hingga mereka bertobat.”
Setelah seperempat malam, Jibril turun dan berkata, “Wahai Muhammad, angkatlah
kepalamu.”
Maka beliau mengangkat kepalanya dan ternyata pintu-pintu syurga sudah terbuka
dan diatas pintu pertama ada malaikat berseru, “Beruntunglah orang-orang yang
berdzikir pada malam ini.”
Pada pintu kedua ada malaikat yang berseru,
“Beruntunglah orang-orang yang bersujud pada malam ini.”
Pada pintu ketiga ada
malaikat yang berseru, “Beruntunglah orang-orang yang berdoa pada malam ini.”
Sedangkan pada pintu keempat ada malaikat yang berseru, “Beruntunglah
orang-orang yang manangis karena takut kepada Allah pada malam ini.”
Dan pada
pintu keenam ada malaikat berseru, “Beruntunglah kaum Muslim pada malam ini.”
Pada pintu ketujuh ada malaikat berseru, “Adakah orang yang meminta, pasti akan
diberi.” Dan pada pintu kedelapan ada malaikat berseru, “Siapapun yang
bertobat, niscaya dia akan diberi ampunan.”
Lalu aku bertanya, “Wahai Jibril , sampai kapan pintu-pintu ini akan terbuka ?”
Jibri menjawab, “Sampai terbit fajar dari sejak permulaan malam.” Kemudian
Jibri berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya pada malam ini Allah akan
membebaskan manusia dari neraka sebayak bulu biri-biri.”
Ada yang berpendapat bahwa malam itu disebut malam bara’ah (pembebasan), karena
pada malam itu ada dua pembebasan. Pertama, pembebasan orang-orang yang sengsara
dari Allah , Tuhan Yang Maha Penyayang; kedua, pembebasan para wali dari
orang-orang yang hina dina.
Telah diriwayatkan dari Rasulullah , beliau bersabda, “Pada malam nishfu
Sya’ban, Allah melongok sekali longokan. Lalu Dia mengampuni orang-orang yang
beriman, mengabaikan orang-orang kafir dan membiarkan orang-orang yang dengki
dengan kedengkian mereka, sampai mereka meninggalkan kedengkiannya.”
Ada yang mengatakan bahwa para malaikat
mempunyai dua malam raya di langit, sebagaimana kaum Muslim mempunyai hari raya
di bumi. Malam raya para malaikat adalam malam bara’ah dan malam Lailatul
Qadar. Sedangkan hari raya orang-orang yang beriman adalah hari Idul Fitri dan
Idul Adha. Hari raya para malaikat berlangsung pada malam hari karena mereka
tidak tidur, sedangkan hari raya orang-orang Mukmin berlangsung pada siang hari
karena mereka tidur di malam hari.
Ada yang mengatakan, hikmah ditampakannya malam bara’ah dan malam Lailatul
Qadar disembunyikan adalah karena malam Lailatul Qadar merupakan malam penuh
rahmat, pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Malam itu disembunyikan
Allah agar mereka tidak membicarakannya.
Dan Allah memperlihatkan malam
bara’ah, karena malam itu merupakan malam pemberian keputusan. Malam itu
merupakan malam kemurkaan dan keridhaan, malam pengabulan dan penolakan, malam
kebahagiaan dan kesengsaraan, malam kemuliaan dan kehinaan. Pada malam itu ada
orang yang bahagia dan ada pula yang sengsara, ada yang dimuliakan ada pula
yang dihinakan. Berapa banyak kain kafan yang dicuci sedang pemakainya masih
terus sibuk di pasar. Berapa banyak kuburan yang sudah digali sedang pemiliknya
masih terus tertawa padahal mereka sudah dekat dengan kebinasaan. Berapa banyak
orang yang berharap syurga tetapi yang tampak padanya adalah petunjuk ke nereka.
Berapa banyak orang yang mengharapkan pemberian tetapi memperoleh musibah. Dan
berapa banyak orang yang mengharapkan kekuasaan, tetapi justru dia mendapatkan
kebinasaan.
Dari sebagian kitab Durratun Nasihin hasil karya dari Syeikh Utsman bin Hasan
bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyyi
Posting Komentar