Setiap orang yang hidup di permukaan bumi ini pasti menginginkan agar
perjalanan hidupnya berlangsung menyenangkan. Jasmani yang sehat, jiwa yang
tenang, memperoleh sesuatu yang dibutuhkan dengan mudah dan rizki yang cukup
merupakan diantara hal-hal yang membuat manusia merasakan hidup ini jadi
menyenangkan.
Apa-apa yang menjadi harapan manusia sebenarnya telah disediakan
oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya: Dialah yang menjadikan bumi itu
mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian
dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (QS
Al Mulk [67]:15)
Bumi tempat manusia bertempat tinggal dan berpijak diciptakan oleh Allah SWT
untuk kemudahan bagi manusia. Karena itu, Sayyid Quthb dalam
tafsirnya menyatakan: bumi ini mudah untuk manusia bertempat tinggal, berjalan,
mempergunakan tanahnya, airnya, udaranya, simpanannya, kekuatannya dan
rizkinya. Selanjutnya beliau menyatakan: Bumi yang mudah bagi manusia untuk
berjalan dengan kaki dan dengan kendaraan di atasnya, serta dengan kapal yang
membelah lautan. Bumi yang mudah untuk ditanami, dipetik dan dipanen hasilnya.
Mudah untuk hidup di atasnya dengan udaranya, airnya dan tanahnya yang baik
untuk tanaman dan tetumbuhan”.
Oleh karena itu, sebagai manusia yang telah dikaruniai tempat hidup yang
menyenangkan dengan segala rizki yang kita butuhkan, semestinya kita menjadi
orang yang pandai bersyukur kepada Allah SWT yang telah mengkaruniakannya, manakala
kita bersyukur, Allah SWT akan menambah karunia kenikmatan bagi kita dalam
menjalani kehidupan ini sebagaimana firman-Nya: Dan (ingatlah juga) tatkala
Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim [14]:7).
Rasa syukur kepada Allah SWT tidak cukup hanya dilakukan dalam bentuk
mengucapkan alhamdulillah dan mengakui bahwa hal itu memang berasal dari Allah SWT,
tapi bersyukur juga harus dilakukan dalam bentuk memanfaatkan segala anugerah
Allah SWT untuk mengabdi kepada-Nya dalam arti yang luas, yakni beramal shaleh
yang sebanyak-banyaknya, bila seseorang tidak beramal shaleh dari apa yang
diberikan kepadanya, maka ia termasuk orang yang tidak pandai bersyukur, Allah SWT
berfirman: Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah), dan
sedikit sekali hamba-hamba-Ku yang berterima kasih (QS Saba [34]:13).
Bersyukur kepada Allah SWT akan membawa keberuntungan bagi diri orang yang
bersyukur karena dengan demikian ketenangan dan kebahagiaan hidup dunia dan
akhirat akan diraihnya, sedangkan bila seseorang tidak pandai bersyukur maka
hal itu akan merugikan dirinya sendiri, sedangkan Allah SWT tidak pernah merasa
rugi bila ada manusia yang tidak bersyukur kepada-Nya, tapi orang itu
sendirilah yang rugi, karenanya Luqman menasihati anaknya agar bersyukur kepada
Allah SWT sebagaimana firman-Nya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan
hikmat kepada Luqman, yaitu: “bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang
bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri;
dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji” (QS Luqman [31]:12).
Ust. Ahmad Yani
Posting Komentar