Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Kisah Hijrah Rasulullah SAW (2)

Kisah Hijrah Rasulullah SAW (2)

Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Sayyidatuna Aisyah radhiyallahu 'anha wa ardhaha berkata, ”saat itu aku masih sangat kecil, setiap hari Rasulullah datang ke rumah kami setiap pagi atau sore, begitu terus setiap harinya, maka ketika turun perintah shalat, tiga tahun sebelum hijrah, ketika itu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam masih di Makkah, dan ketika sayyidina Abu Bakr As Shiddiq melakukan shalat dan dilarang oleh kuffar Qurays. Karena melakukan shalat ini adalah hal yang wajib, maka Abu Bakr meninggalkan Makkah agar jangan sampai ia meninggalakan shalatnya.

Mana yang lebih lebih beliau cintai, shalat atau kampung halamannya dan harta nya ? 

Maka mereka tinggalkan kampungnya, keluarganya, hartanya demi untuk sujud dan mendekat kepada Allah, mereka keluar ke Habsyah diantaranya ada Abu Bakr As Shiddiq. Mereka tidak mempunyai harta dan keadaan disana tidak seperti sekarang, kalau zaman sekarang orang mau keluar dari Jakarta melewati pintu yang mana saja bisa, bisa lewat Tangerang, Depok, Bekasi, Bogor, lewat dari mana saja bisa, tetapi zaman dahulu jika itu gerbang masuknya maka itu juga tempat keluarnya, tidak boleh ada orang yang keluar masuk sembarangan.

Orang yang berhijrah karena mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tidak boleh membawa harta, pergi dengan apa yang ada di badannya, dengan bekal secukupnya yang kira-kira dia akan mati kehausan dan kelaparan di dalam perjalanan. Maka Abu Bakr As Shiddiq keluar dari Makkah terpaksa, karena ia lebih mencintai shalat daripada harta dan nyawanya, maka ia keluar meninggalkan kekasihnya sang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. 

Namun, di tengah jalan ia berjumpa dengan Ibn Dufnah, demikian riwayat Shahih Al Bukhari, kemudian ia berkata:”Wahai Aba Bakr engkau mau kemana?

Abu Bakr menjawab, ”Aku mau hijrah”

Lantas dia bertanya lagi, ”hijrah kemana dan untuk apa?” 

Abu Bakr menjawab, ”Hijrah ke Habsyah ( di Afrika ), untuk beribadah mengikuti ajaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tapi di Makkah tidak boleh beribadah”

Lantas dia berkata, ”Kenapa tidak kau teruskan beribadah, kau takut mati dengan membela ibadahmu ?”

Maka Abu Bakr As Shiddiq berkata, ”kalau kami beribadah di Makkah, yang akan disiksa adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan shalat adalah hal yang wajib dilakukan oleh kami maka tidak boleh kami tinggalkan, tapi jika kami melakukan maka Nabi Muhammad akan di bantai maka lebih baik kami keluar untuk menyelamatkan Rasul”.

Mereka tinggalkan semua keluarga, kerabat dan hartanya, demi cinta mereka kepada Allah dan RasulNya. Kemudian Ibn Dufnah tidak terima dan berkata, ”Wahai Abu Bakr, engkau keluar dari Makkah, padahal kau orang baik, dermawan dan kaya raya, menyambung silaturrahmi, maka kembalilah ke Makkah aku yang akan menjamin. Maka Rasul ikut kembali ke Makkah, kemudian Ibn Dubnah datang kepada Abu Jahl, Abu Lahab dan semua pembesar Qurays di datangi. Mereka kuffar Qurays itu sombong, kehormatan dirinya, harga dirinya lebih tinggi dari segala-galanya bagi mereka. Jadi kalau mereka mengatakan”A”, lantas ada orang yang menjadikan diri mereka terganggu maka perkataan itu akan berubah menjadi”Z”, seratus delapan puluh derajat bisa berubah jika sudah disinggung harga dirinya, karena sombong.

Maka Ibn Dubnah berkata kepada kuffar Qurays:”kalian ini ternyata hanya banci-banci yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa, tidak sanggup menghadapi satu orang saja, padahal dia tidak membawa senjata dan tidak memiliki pasukan, kaya raya dan dermawan serta menyambung silaturrahmi, dan tidak pernah berbuat salah apa-apa, yang hanya ingin melakukan ibadah untuk mengikuti kepercayaannya, tetapi kalian sudah ketakutan hingga mengusirnya, sungguh kalian pengecut !!, maka kuffar Qurays berkata:”bukan begitu maksudnya, tetapi kami tidak senang kalau mereka beribadah disini karena yang lain nanti akan ikut kepada ajarannya”, maka Ibn Dubnah berkata:”Aku yang jamin hal itu, biarkan dia tetap beribadah di tempatnya jangan kalian mengusirnya”, akhirnya mereka terdiam.

Abu Bakr As Shiddiq pun mulai membuat tempat shalat ( mushalla ) kemudian shalat dan membaca Al Qur'an di tempat itu, dan dia tidak pernah bisa menahan diri dari tangisnya ketika membaca Al Qur'an, maka mulailah kaum wanita, pemuda dan anak-anak asyik mendengar, karena Al Qur'an berbahasa Arab jadi mereka faham bacaannya. 

Mendengar hal itu, maka Kuffar Qurays marah dan memanggil Ibn Dubnah dan berkata:”Wahai Ibn Dubnah dulu kau yang akan menjamin, sekarang anak-anak, pemuda dan kaum wanita mulai mengikuti Abu Bakr As Shiddiq, maka cepat engkau keluarkan dia dari tempat ini, atau kami yang akan mengambil keputusan”, maka Ibn Dubnah berkata:”baiklah nanti saya akan membicarakannya dengan Abu Bakr As Shiddiq”. Ketika Abu Bakr diberi tau oleh Ibn Dubnah, maka beliau menghadap kepada Rasulullah dan berkata”Wahai Rasulullah aku akan hijrah”, maka Rasul menjawab:”tunggu wahai Aba Bakr, barangkali Allah akan menurunkan izin bagiku untuk hijrah, maka tidak lama kemudian Rasul shallahu 'alihi wasallam bersabda:

رَأَيْتُ فِي اْلمَنَامِ أَنِّي أُهَاجِرُ مِنْ مَكَّةَ إِلَى أَرْضٍ بِهَا نَخْل.

“Aku melihat di dalam mimpiku, bahwa aku akan hijrah ke tempat yang hijau yang terdapat banyak pohon kurma”. Maka semua orang tahu bahwa tempat yang dimaksud adalah kota Yatsrib yaitu Madinah Al Munawwarah. Maka mulailah para sahabat hijrah.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger