Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Kisah Hijrah Rasulullah SAW (3)

Kisah Hijrah Rasulullah SAW (3)

Perlu diketahui bahwa hijrahnya Rasul itu bukan di bulan Muharram tetapi pada tanggal 1 Rabi'ul Awwal. Lantas mengapa 1 Muharram dijadikan awal perhitungan hijriah, karena pada saat 1 Muharram itulah munculnya izin bagi Rasul untuk hijrah, dan para sahabat mulai hijrah ke Madinah pada 1 Muharram diantaranya adalah sayyidina Utsman dan sahabat lainnya mulai hijrah, tetapi Rasulullah masih bertahan di Makkah, beliau masih sibuk mengatur, meskipun rumah beliau sempit tetapi beliau memiliki kantor juga, kantor untuk penitipan amanat, jika ada yang akan pergi ke luar Makkah untuk beberapa lama maka barang-barang berharga akan dititipkan disana, atau mungkin ada yang mempunyai anak dan membutuhkan orang yang bisa menyusuinya maka meminta bantuan kepada Rasulullah untuk mencarikannya, inilah shahibul amanah maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam masih bertahan di Makkah Al Mukarramah menyelesaikan amanahnya terlebih dahulu, yaitu barang-barang yang dititipkan kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam, termasuk juga barang-barang Abu Lahab dan Abu Jahl dan semua musuh-musuhnya juga menaruh amanah kepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam karena beliau adalah orang yang paling amanah.

Ketika telah selesai semua amanahnya, barang-barang dikembalikan kepada pemiliknya, maka Rasul mulai melakukan hijrah, malam itu malam 1 Rabi'ul Awwal beliau keluar sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari, Sirah Ibn Hisyam dan lainnya, dan menginap di goa Tsaur selama tiga malam dan pada hari ketiga melanjutkan perjalanan dan dikejar oleh Suraqah, sebelum ia masuk Islam, Suraqah mempunyai ketajaman di dalam memahami jejak, jadi kalau ada sepuluh langkah maka Suraqah ini bisa membedakan, biasanya kita bertanya yang mau kita cari ciri-cirinya bagaimana, tinggi badannya, umurnya dan lainnya. Tapi Suraqah bisa mengetahui langkah kudanya atau keledainya, bukan langkah orangnya karena orang-orang zaman dahulu tidak jalan kaki.

Di setiap harinya ratusan orang keluar Makkah, maka Suraqah berkata:”tidak perlu orang lain, aku sendiri yang akan mengejar Muhammad”yang lain tidak usah ikut mengejar, kalau sudah Suraqah yang mengejarnya maka yang lain tidak ada gunanya. Maka Suraqah keluar mencari dan kemudian menemukannya, karena memang pakarnya, kalau dalam bahasa kita adalah bagian tim penyelidik, pencari jejak. 

Abu Bakr As Shiddiq orang yang sangat cinta kepada Rasul shallallahu 'alaihi wasallam yang selalu menjaga Rasul dari bahaya, yang terkadang di depan Rasul, terkadang di samping beliau, terkadang di belakang beliau. Beliau di belakang Rasul berfikir kalau ada jurang yang tajam di depan Rasul atau ada pegunungan barangkali ada orang di atas sana yang ingin memanah, maka Abu Bakr lari ke depan supaya kalau ada panah maka akan terkena ke beliau bukan terkena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam, dan ketika ia melihat di sebelah kiri banyak pohon kaktus maka ia lari ke sebelah kiri khawatir ada orang yang menyerang Rasul dari kiri, terus seperti itu yang dilakukan Abu Bakr As Shiddiq karena risau dan cintanya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Ketika Abu Bakr melihat ke belakang ternyata ada orang yang mengikuti mereka maka Abu Bakr berkata:”Ya Rasulullah ada orang yang mengejar kita di belakang”, tapi Rasulullah tetap berjalan dengan tenang sambil membaca Al Quran Al Karim, Rasul adalah orang yang paling damai dan tenang tidak risau dengan segala yang terjadi di alam semesta, di hadapannya keagungan Allah subhanahu wata'ala maka Rasulullah tetap santai saja berpaling pun tidak, sedangkan Abu Bakr berkata dengan risau:”Wahai Rasulullah orangnya semakin mendekat”, tapi Rasulullah tetap diam.

Yang ketiga kalinya Abu Bakr berkata:”Wahai Rasulullah yang datang adalah orang yang bersenjata, dia pakai perisai, membawa pedang dan tombak”. Maka Rasulullah hanya melirik sedikit dan berjalan maka Suraqah dan kudanya di pendam oleh bumi sampai ke lutut kudanya, Suraqah tidak bisa maju lagi, maka Rasulullah terus berjalan dan Abu Bakr terus melihat ke belakang, terlihat Suraqah mundur maka Suraqah keluar dari pendaman tanah itu, dan ketika dia maju lagi untuk mengejar Rasulullah ia pun terpendam lagi oleh tanah, terus saja begitu, ketika ia mundur ia terbebas dari pendaman tanah dan ketika ia maju maka ia kembali di pendam oleh tanah. 

Maka ia berkata:”Wahai Muhammad”, maka Rasululullah pun menoleh sedikit dan Suraqah pun terlepas dari pendaman tanah itu, kemudian ia kembali mengejar dan ketika semakin dekat ia di pendam lagi oleh bumi, maka ia berkata:”Wahai Muhammad”, maka Nabi Muhammad menoleh seakan-sekan memberikan isyarat kepada bumi untuk melepaskan Suraqah, kemudian berjalan lagi, maka Suraqah terbebas dari pendaman bumi. Dan yang ketiga hampir tombak Suraqah mengenai belakang kuda Abu Bakr As Shiddiq, maka Abu Bakr berkata:”Wahai Rasulullah orang itu sudah dekat dengan kita”, maka Rasulullah berkata:”Ya Allah pendam dia sampai setengahnya”, maka terpendamlah Suraqah sampai ke leher kudanya, maka Suraqah tidak bisa bergerak, mundur tidak bisa, maju pun tidak bisa, maka ia mengangkat tombaknya dan berkata:”Aku menyerah, aku menyerah”. 

Maka Rasul berdoa dan Suraqah keluar dari tempatnya, kemudian Suraqah berkata:”wahai Muhammad, aku tidak akan mengejarmu lagi, tapi sebelum aku pergi berikan aku secarik surat bahwa aku pernah berjumpa denganmu”, maka disimpanlah surat itu oleh Suraqah kemudian pulang. Maka kuffar Qurays berkata:”Wahai Suraqah sudah kau temukan Muhammad ?, jika tidak maka kami siap mencarinya”, maka Suraqah berkata:”kalau aku sudah mencarinya dan tidak ketemu apalagi kalian, mereka sudah pergi tidak tau kemana arahnya, entah ke Syam, entah ke Persia, entah ke Baghdad entah kemana saya tidak tau, jejaknya tidak ketemu”. 

Maka Rasulullah terus melanjutkan perjalanannya dan ketika waktu dhuha, dan terik matahari mulai terasa maka mereka mencari tempat untuk berteduh, kemudian Abu Bakr As Shiddiq menaruh rida'nya ( sorban ) di buka dan dibentangkan di tanah dihadapan Rasulullah, karena tanah itu panas terkena sinar matahari. Maka rida'nya yang tebal dibentangkan supaya Rasulullah duduk tidak terkena tanah yang panas itu, maka Rasulullah beristirahat.

Kemudian Abu Bakr pergi ke beberapa penjuru barangkali ada air atau susu, maka beliau membeli air dan susu dari penggembala yang jauh dari tempat itu. Dan beliau kembali membawa susu itu yang ditutup dengan rida'nya yang satunya, dan ia mempunyai kain lain yang juga menutupi air agar jangan sampai terkena debu, sampai beliau duduk dihadapan sang Nabi maka ia meniup tutup dari bejana susu itu supaya bersih dari debu, barulah kemudian dihadapkan ke Rasulullah,”Minumlah wahai Rasulullah”, maka Rasulullah meminumnya lantas setelah itu Abu Bakr As Shiddiq memberikan air, dan Abu Bakr As Shiddiq berkata:”Wahai Rasulullah mari kita berjalan lagi”, maka Rasulullah berjalan sampai di suatu goa dan Rasul shallallahu 'alahi wasallam masuk ke goa itu untuk beristirahat, terlihat di dalamnya terdapat banyak lubang dan itu adalah sarang ular, maka Abu Bakr mulai menutupinya dengan batu, tanah dan kain bahkan pakaiannya ada yang disobek untuk menutupi lubang-lubang itu, tertinggal satu lubang belum tertutup.

Kemudian Rasulullah tidur di pangkuan Abu Bakr As Shiddiq maka Abu Bakr tertuju kepada satu lubang itu yang belum ditutup dan yang lain aman, begitu ia melihat ada yang bergerak dan ternyata seekor ular yang keluar maka ditutup dengan tangannya dan ular itu menggigit dan terus menggigit tangan Abu Bakr. Abu Bakr As Shiddiq hanya diam tidak berani bergerak, karena tidak ingin membangunkan Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam yang tidur di paha beliau. Ia biarkan tangannya hancur terkena gigitan ular itu yang sakit dan pedihnya tidak bisa ia tahan namun tidak berani bersuara apalagi bergerak, karena takut membangunkan sayyidina Muahammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka ketika air mata mengalir tidak tahan merasa sakit yang demikian dahsyat, maka airmata itu terjatuh terkena ke wajah Rasulullah, maka Rasulullah terbangun dan berkata:”kenapa kau wahai Abu Bakr ? maka Abu Bakr menjawab:”ular wahai Rasulullah”, maka Rasulullah berkata:”Angkat tanganmu”, maka tangannya diangkat kemudian Rasulullah meludahi tangan bekas luka yang hancur karena gigitan ular, dan tangan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq sembuh seperti semula, lalu Abu Bakr As Shiddiq membunuh ular itu.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger