Sebagai mukmin kita meyakini bahwa kita adalah makhluk ciptaan Allah, kita
tidak memiliki daya apa pun kecuali daya yang Allah berikan pada kita. Kita
adalah manusia yang hanya bisa berusaha dan berjuang, bahkan perjuangan pun hanya
dengan memanfaatkan potensi yang Allah berikan. Lalu kita pun tidak pernah
mampu menentukan hasil dari perjuangan kita. Berhasil tidaknya yang kita
perjuangkan menunggu keputusan dari Allah, karena tidak ada sesuatu di dunia
ini yang bisa terjadi tanpa keputusan dari Allah.
Maka kita harus memanfaatkan semua potensi yang Allah berikan, dan juga
tidak lupa berdoa. Karena itu seharusnya tidak ada seorang mukmin yang hidupnya
sepi dari berdoa, karena doa adalah salah satu komponen penting kita untuk berdialog
dengan Allah. Berkaitan dengan doa ini, suatu ketika ada orang yang bertanya,
mungkinkah Allah mengingkari janji-Nya? Kenyataanya adalah mustahil bagi Allah
mengingkari janjinya, ini berbeda dengan manusia yang merupakan gudangnya
kesalahan dan ingkar.
Ada tiga kemungkinan kenapa doa seseorang tidak dikabulkan atau terkesan
seperti yang tidak dikabulkan. Pertama, boleh jadi karena Allah menunda
mengabulkannya karena Allah masih ingin menguji keimanan orang itu. Misalnya,
apakah orang itu akan lebih mencintai Allah atau justru lebih mencintai hal
yang dia minta? Sebab orang mukmin baru bisa dikatakan beriman jika cintanya
kepada Allah melebihi dunia.
Kemungkinan kedua, boleh jadi Allah sudah mengabulkan doa itu dengan tidak
memenuhi permintaannya. Mengapa ini bisa terjadi? Karena bisa jadi yang orang
itu minta adalah hal yang tidak baik baginya. Alquran menyebut hal ini dengan
jelas dalam surat Al Israa ayat 11:
“Dan manusia mendoa untuk
kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat
tergesa-gesa.”
Untuk contoh ayat di atas, ada kisah yang sudah sering kita dengar, yaitu
tentang seseorang yang bernama Karun. Dulu Karun adalah seseorang yang miskin
tapi shaleh. Dalam kondisi hidup seperti itu, Karun berdoa minta kekayaan
dengan niat agar dia bisa beramal lebih banyak. Singkat cerita, Allah lalu
mengabulkan doanya, maka jadilah Karun manusia terkaya. Kekayaan Karun sangat
besar dan mungkin hanya Nabi Sulaiman yang mampu menandinginya. Mengenai
kekayaan Karun ini tergambar dengan baik dalam surat Al Qashash ayat 76:
“Sesungguhnya Karun adalah
termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah
menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh
berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat…”
Dalam ayat tersebut dikatakan Karun sangat kaya sampai-sampai kunci peti
hartanya pun harus dipikul oleh orang lain. Tapi setelah itu yang terjadi
adalah, Karun menjelma menjadi manusia yang paling kufur dan Allah melaknatnya.
Karun ditenggelamkan ke dalam tanah bersama kekayaannya.
Sekarang mari kita bayangkan, andaikan dulu ketika berdoa meminta kekayaan,
Karun tahu bahwa dengan kekayaan itu justru dia akan binasa, maka dijamin Karun
tidak akan pernah minta kaya. Dalam perspektif yang sama, andaikan seseorang
tahu bahwa jabatan yang dia minta akan menyeretnya ke dalam neraka, maka orang
itu tidak akan meminta-minta jabatan. Ini membuktikan bahwa kita sebagai
manusia tidak pernah tahu apa yang terbaik menurut Allah, maka sudah sewajarnya
bila kita menyerahkan semuanya dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang
terbaik.
Penyebab ketiga doa kita tidak dikabulkan, mungkin karena orang yang
memintanya tidak termasuk orang yang pantas dikabulkan doanya. Dalam surat Al
Baqarah ayat 186, Allah berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”
Jadi kesimpulannya, orang yang dekat dengan Allah pasti doanya akan
dikabulkan, dan salah satu kemungkinan doa tidak dikabulkan adalah karena dia
masih berada dalam posisi yang jauh dari Allah.
KH. Athian Ali
Posting Komentar