Hiburan merupakan salah satu alternatif yang sering
dilakukan untuk mendapatkan perhatian masyarakat dalam mendakwahkan agama. Jika
di jaman dahulu kita mengenal penyebaran islam di tanah jawa dengan menggunakan
hiburan wayang kulit, maka di jaman sekarang banyak juga yang mengadopsi
hiburan untuk menarik perhatian masyarakat dalam dakwah islamiyah dengan
mengusung konsep Nada dan Dakwah.
Mungkin yang teringat di benak kita, Nada dan
Dakwah diperkenalkan di Indonesia melalui Grup Soneta yang dipimpin oleh Rhoma
Irama. Namun, nyatanya konsep Nada dan Dakwah juga banyak dilakukan oleh
panitia-panitia pengajian di Indonesia.
Masih sedikitnya antusias masyarakat untuk ikut
ngaji, membuat panitia pengajian harus membuat strategi untuk menarik perhatian
masyarakat. Menyelipkan hiburan yang sesuai dan tidak melanggar norma serta
etika beragama, serta mengandung pesan-pesan keagamaan juga sangat penting
untuk dipertimbangkan. Salah satu hiburan yang sering diselipkan dalam
pengajian adalah rebana dan qasidah.
Hal inilah yang coba dilakukan dalam peringatan
Tahun Baru 1440 H oleh Pemerintah Desa Getas Pejaten. Melalui pengajian umum
dengan Konsep Nada dan Dakwah, Pemdes Getas Pejaten mengundang seluruh
masyarakat untuk hadir dalam pengajian umum tersebut di Gedung Graha Mustika
Getas Pejaten pada Kamis 27 September 2018.
Panitia akan mengundang Grup Qasidah Modern asal
Kudus, el Sonia, yang digawangi oleh vokalisnya bernama Yanti yang tentunya
akan menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui lagu-lagunya. El Sonia
merupakan grup Qasidah Modern asal Kudus yang sudah malang melintang dalam
pertunjukan. Tembang seperti “Jilbab Putih” , “Syauqan”, “Sa’lu Linnas”, dan “Sisa
Umur” sudah banyak yang menguploadnya di jejaring sosial semacam youtube.
Dalam pengajian yang akan berlangsung malam jumat
tersebut, mauidhoh hasanah akan dibawakan oleh Kyai Ansori dari Kudus.
Posting Komentar