Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Rasul SAW Memerintahkan Perbuatan Sesuai Kemampuan (3)

Rasul SAW Memerintahkan Perbuatan Sesuai Kemampuan (3)

Diriwayatkan di dalam musnad imam Ahmad dan di dalam Ma'jam Al Kabir oleh Al Imam At Thabrany tentang Sayyidina Jabir bin Abdillah Ra, ia mendengar ada satu hadits yang belum pernah ia dengar, yaitu pada sayyidina Abdullah bin Unays di Syam. Syam adalah wilayah antara Iran dan Jordan yang mana perjalanan satu bulan dengan onta. Maka ia pun membeli onta dan berjalan menuju rumah Abdullah bin Unays untuk mendengarkan satu hadits yang belum pernah ia dengar itu, satu hadits saja. 

Kalian kesini berapa banyak hadits yang telah kalian dengar sejak tadi. Satu bulan perjalanan naik onta, berarti menginap dalam perjalanan selama 30 malam, kita belum pernah merasakan perjalanan selama satu bulan, kalau dengan pesawat jarak yang terjauh bisa ditempuh dengan beberapa hari saja.

Maka bagaimana dengan perjalananan satu bulan, apalagi menggunakan onta, beliau berjalan sendiri terus beliau menyusuri jalan sendiri, berhenti, berkemah, makan dan minum kemudian melanjutkan perjalanan lagi demikian selama satu bulan, berapa bekal yang harus ia bawa, berapa uang yang harus ia bawa, bagaimana ia melewati hari-harinya dalam panas terik matahari, melewati hutan dan padang pasir selama satu bulan perjalanan hanya untuk satu haditsnya Rasulullah SAW yang belum ia tau. 

Maka sesampainya di Syam, ia berkata kepada salah seorang pelayan Abdullah bin Unays Ra: " Katakan kepada tuanmu, bahwa Jabir bin Abdillah menunggu di depan pintu ",.

Maka Abdullah bin Unays datang seraya menyambutnya dan mereka saling berpelukan, kemudian Abdullah bin Syin berkata: " wahai Jabir, apa yang membuatmu jauh-jauh dari Madinah datang kesini?

Maka Jabir bin Abdillah berkata: " aku dengar engkau mempunyai satu hadits yang belum diajarkan kepada banyak orang, aku mau mendengar hadits itu". 

Abdullah bin Unays berkata: " wahai Jabir, satu bulan perjalanan engkau kesini hanya untuk satu buah hadits?! 

Ia berkata: " aku takut wafat sebelum aku mendengarnya, maka jangan sampai hal itu terjadi". 

Beliau ingin menambah ilmu haditsnya walaupun hanya satu, sampai-sampai ia takut keburu wafat dan belum mendengarnya. Kita sekarang telah memiliki bermacam-macam bahkan telah dibukukan, ribuan bahkan jutaan hadits. Dalam satu kitab Shahih Al Bukhari terdapat 70 ribu hadits, hadir di majelis ini malam selasa ada kajian Shahih Al Bukhari dan lainnya, majelis-majelis ta'lim yang lain, ada majelis tafsir, majelis fiqh, apalagi yang digabung dengan shalawat dan dzikir atau maulid nabi SAW, maka akan tumpah ruah zhahir dan bathin ilmu fiqh nya, tafsir, hadits dan lainnya, dan juga pengampunan dan kedekatan kepada Allah SWT.

Juga diriwayatkan bahwa seseorang datang bertanya kepada Al Imam Malik Ra. Beliau adalah seorang Imam besar di Madinah Al Munawwarah, datang seseorang yang sorbannya sangat besar, Al Imam tau di masa itu jika seseorang sorbannya semakin besar maka semakin banyak ilmunya. Suatu ketika datang kepada beliau seseorang yang sorbannya sangat besar, dan ketika itu Imam Malik sedang duduk dengan menyelonjorkan kakinya sedang duduk santai bersama beberapa muridnya karena bukan di waktu mengajar, ketika orang itu muncul dihadapannya Al Imam pun segera menarik kakinya seakan-akan beliau duduk tawarruk karena ia menyangka yang datang adalah Ulama besar. Maka orang itu berkata: " Assalamu'alaikum, wahai Imam Malik aku datang untuk bertanya ", 
Al Imam menjawab: " Labbaik wa sa'daik, iya silahkan apa yang akan kau tanyakan semoga aku bisa menjawabnya?"

Orang itu berkata: " wahai Imam bagaimana jika esok matahari tidak lagi terbit?" 

Maka Imam Malik diam lalu tersenyum dan berkata: " kalau besok matahari tidak terbit berarti aku boleh melonjorkan kakiku lagi". 

Maksudnya apa? Jika ia bukan orang yang tidak waras berarti ia bukan ulama, masa iya menanyakan jika matahari tidak terbit kepada Imam Malik, maka ia bukanlah ulama yang bertanya hal yang demikian itu. Demikianlah Al Imam Malik bin Anas bin Malik yang mengambil sanadnya dari Al Imam Ja'far bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib suami Fathimah Az Zahra' putrid Rasululllah SAW.

Makna dari yang saya sampaikan tadi adalah tidak semua pertanyaan harus dijawab. Jika muncul pertanyaan dari musuh-musuh Islam atau orang-orang yang tidak waras dan lainnya, maka tidak perlu semua pertanyaannya dijawab karena hal yang demikian telah diperbuat oleh para imam terdahulu, buktinya Imam Malik melakukan demikian.

Ketika ditanya " jika matahari tidak muncul besok", maka beliau santai saja menjawabnya sambil bercanda dan tertawa tidak serius menjawabnya, tidak perlu dihoramati sebgaimana penghormatan kepada ulama', karena penghormatan pada Ulama' sebagaimana dijelaskan oleh para muhadditsin jika para ulama datang maka dianjurkan untuk berdiri menghormatinya , atau orang shalih atau orang yang lebih tua dan tidak dikenal bahwa ia adalah orang yang fajir atau ia adalah pemimpin muslimin maka disunnahkan untuk berdiri menyambut kedatangannya, demikian pendapat Al Imam An Nawawy, dan Al Imam Ibn Hajar, dan lainnya.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger