Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Mampukah Manusia Melihat Jin (Bag. 2)

Mampukah Manusia Melihat Jin (Bag. 2)

Imam al-Alusi juga mengatakan :

ﻭﻋﻨﺪﻱ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻣﺎﻧﻊ ﻣﻦ ﺭﺅﻳﺘﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻟﻠﺠﻦ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﻫﻢ ﺍﻟﺘﻲ ﺧﻠﻘﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﺎ ، ﻓﻘﺪ ﺭﺃﻯ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﺑﺼﻮﺭﺗﻪ ﺍﻷﺻﻠﻴﺔ ﻣﺮﺗﻴﻦ . ﻭﻟﻴﺴﺖ ﺭﺅﻳﺘﻬﻢ ﺑﺄﺑﻌﺪ ﻣﻦ ﺭﺅﻳﺘﻪ . ﻭﺭﺅﻳﺔ ﻛﻞ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻓﻲ ﺣﻴﺰ ﺍﻹﻣﻜﺎﻥ

“ Menurutku, tidaklah ada halangan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat jin dengan bentuk asli penciptaannya, karena sungguh nabi pernah melihat wujud Jibril alihis salam dengan wujud aslinya dua kali terlabih lagi dengan wujud jin. Kemampuan melihat atas segala sesuatu yang wujud itu masih batas memungkinkan “.

Di antara sandaran dalil mereka ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu, bahwa ia pernah melihat jin dalam bentuk yang aslinya.

ﺍﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻟﻪ ﺟﺮﻥ ﻣﻦ ﺗﻤﺮ ، ﻓﻜﺎﻥ ﻳﻨﻘﺺ ؛ ﻓﺤﺮﺳﻪ ﺫﺍﺕ ﻟﻴﻠﺔ ؛ ﻓﺈﺫﺍ ﻫﻮ ﺑﺪﺍﺑﺔ ﺷﺒﻪ ﺍﻟﻐﻼﻡ ﺍﻟﻤﺤﺘﻠﻢ ، ﻓﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ ؛ ﻓﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ، ﻓﻘﺎﻝ : ﻣﺎ ﺃﻧﺖ ﺟﻨﻲ ﺃﻡ ﺇﻧﺴﻲ ؟ ﻗﺎﻝ : ﺟﻨﻲ .
ﻗﺎﻝ : ﻓﻨﺎﻭﻟﻨﻲ ﻳﺪﻙ ﻓﻨﺎﻭﻟﻪ ﻳﺪﻩ ﻓﺈﺫﺍ ﻳﺪﻩ ﻳﺪ ﻛﻠﺐ ﻭﺷﻌﺮﻩ ﺷﻌﺮ ﻛﻠﺐ .
ﻗﺎﻝ : ﻫﺬﺍ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﺠﻦ ؟
ﻗﺎﻝ : ﻗﺪ ﻋﻠﻤﺖ ﺍﻟﺠﻦ ﺃﻥ ﻣﺎ ﻓﻴﻬﻢ ﺭﺟﻞ ﺃﺷﺪ ﻣﻨﻲ .
ﻗﺎﻝ : ﻓﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﺑﻚ ؟
ﻗﺎﻝ : ﺑﻠﻐﻨﺎ ﺃﻧﻚ ﺗﺤﺐ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﺠﺌﻨﺎ ﻧﺼﻴﺐ ﻣﻦ ﻃﻌﺎﻣﻚ .
ﻗﺎﻝ : ﻓﻤﺎ ﻳﻨﺠﻴﻨﺎ ﻣﻨﻜﻢ ؟
ﻗﺎﻝ : ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻓﻲ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ : ‏( ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ ﺍﻟﺤﻲ ﺍﻟﻘﻴﻮﻡ ‏)‏[ ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ 552 ‏] ؛ ﻣﻦ ﻗﺎﻟﻬﺎ ﺣﻴﻦ ﻳﻤﺴﻲ ﺃﺟﻴﺮ ﻣﻨﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﻳﺼﺒﺢ ، ﻭﻣﻦ ﻗﺎﻟﻬﺎ ﺣﻴﻦ ﻳﺼﺒﺢ ﺃﺟﻴﺮ ﻣﻨﺎ ﺣﺘﻰ ﻳﻤﺴﻲ .
ﻓﻠﻤﺎ ﺃﺻﺒﺢ ﺃﺗﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﺬﻛﺮ ﺫﻟﻚ ﻟﻪ .
ﻓﻘﺎﻝ ‏( ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : " ﺻﺪﻕ ﺍﻟﺨﺒﻴﺚ "

“ Dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu menceritakan bahwa ia mempunyai satu bejana berisi kurma, namun selalu berkurang. Pada suatu malam, ia mencoba menjaganya. Tiba-tiba muncul seekor binatang sebesar anak remaja. Maka, ia memberi salam kepadanya, lalu bintang tersebut menjawab salamnya. Ubay bertanya, “Siapa kamu? Jin atau manusia?”. 

“Bukan manusia, akan tetapi jin”, jawabnya. 

Ubay berkata, “Coba perlihatkan tanganmu kepadaku!”. Maka ia memperlihatkan tangannya kepada Ubay, tangannya mirip dengan tangan anjing dan berbulu mirip bulu anjing pula. Ubay berkata lagi, “Seperti inikah bentuk ciptaan jin?”. 

Ia menjawab, “Sesungguhnya para jin tahu bahwa di tengah-tengah mereka ada yang lebih mengerikan daripada aku”. 

Ubay bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”. 

Jin menjawab, “Kami mendengar bahwa kamu orang yang suka bersedekah, kami ke sini karena ingin mendapat bagian dari makananmu”. 

Ubay bertanya, “Apa yang dapat menjaga kami dari gangguan kalian?”. 

Ia menjawab, “Ayat yang terdapat dalam surat al-Baqarah (Ayat Kursi). Barang siapa yang membacanya di sore hari, maka ia terjaga dari kami sampai pagi hari. Barang siapa yang membacanya di pagi hari, maka ia terjaga dari kami sampai sore hari”. 

Keesokan hari, Ubay Radhiyallahu anhu mendatangi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan perihal tersebut kepadanya. Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Si keji itu telah berkata jujur". (HR. al-Hâkim dalam al-Mustadrak 1/749 (2064), dan ath-Thabrâni dalam al-Mu'jam al-Kabîr 1/201 (541).)

Dalam hadits di atas memuat beberapa poin yang dapat kita simpulkan :

1. Bahwa jin itu memiliki wujud nyata, bukan gambaran tentang nilai-nilai negatif yang ada dalam diri manusia sebagaimana pandangan orang-orang ahli filsafat dan orang yang mengikuti mereka dari kalangan intelektual. Buktinya, dalam kisah di atas jin memiliki bentuk dan punya kebutuhan biologis.

2. Bahwa jin itu memiliki kebutuhan biologis seperti manusia, di antaranya kebutuhan untuk makan. Dasarnya, dalam kisah di atas jin mengambil buah kurma milik Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu anhu. Demikian pula hal ini ditunjukkan kejadian yang dialami Abu Hurairah Radhiyallahu anhu sewaktu ditugasi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga harta zakat, tiba-tiba ada jin yang mencuri dari harta zakat.

3. Bahwa jin itu memiliki bentuk dan rupa yang berbeda-beda, ada yang seperti ular, anjing dan binatang lainnya. Buktinya dalam kisah di atas jin muncul dalam rupa yang mirip anjing. Dalam kisah lain, seorang Sahabat yang ingin turut serta berperang bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu ia pulang sejenak sebelum berangkat perang. Ia mendapati sang istri berdiri di pintu dan memberi tahu kepadanya bahwa di kamar ada seekor ular besar. Serta merta Sahabat tersebut langsung membunuhnya, akan tetapi ia dan jin yang menjelma ular itu pun mati di tempat.

4. Bahwa manusia bisa berbicara dengan jin dan sebaliknya jin dapat mengerti bahasa manusia. Dalam hadits di atas Ubay bercakap-cakap dengan jin. Begitu pula dalam kisah Abu Hurairah Radhiyallahu anhu saat menangkap jin yang mencuri harta zakat.

5. Agar terhindar dari gangguan jin salah satu caranya adalah dengan membaca Ayat Kursi pada pagi dan sore hari.

Pengalaman penulis dalam hal ini : dari banyaknya kasus orang-orang yang penulis jumpai baik itu pasien-pasien sendiri ataupun bukan pasien adalah orang yang mampu melihat jin adalah dua karakter orang berikut ini :

1. Orang yang di dalam tubuhnya terdapat jin. Ketika jin-jin dalam tubuhnya melihat jin lainnya di luar tubuhnya, maka seketika itu orang itu kedua matanya ikut terlihatkan penampakan jin-jin itu.

2. Orang yang memang Allah anugerahi dengan tersingkapnya dimensi jin tanpa campur tangan adanya jin dalam tubuhnya. Ciri-ciri kedua ini, biasanya sudah ada dan ditengeri sejak bayi.



Ust. Ibnu Abdillah Al-Katibiy
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger