Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Bersabar Atas Musibah Yang Dihadapi

Bersabar Atas Musibah Yang Dihadapi

Orang yang selalu dalam dosa itu bagaikan hidup dalam lautan di malam yang gelap gulita, dalam kegelapan itu ia berada di tengah samudera yang ditindih oleh gelombang yang gelap, di atas gelombang itu ada gelombang yang gelap lagi, dan diatasnya ditutup oleh awan yang gelap, kegelepan di atas kegelepan, sampai-sampai untuk melihat tangannya sendiri ia tidak bisa melihatnya, karena gelapnya keadaan hatinya.

Apa maksudnya?, maksudnya ia tidak bisa melihat keindahan dan cahaya kenikmatan Allah dengan melihat tangannya, saat ia melihat tangannya seakan-sekan begitu saja adanya, padahal darimana tangan itu?, milyaran sel tulang, milyaran sel daging, milyaran sel darah, milyaran sel urat-urat, milyaran sel yang membutuhkan energi, membutuhkan mineral, membutuhkan kehidupan, ada pergantian dan ada kematian, kesemuanya ini siapa yang mengaturnya?!, siapa yang mengasuhnya?!.

Jika tangan ini terangkat sekali gerakan hal itu tidak bisa kita bayar walaupun dengan segala alam semesta beserta isinya, kita tidak bisa membeli satu sel pun dalam tubuh ini kecuali dengan kehidupan yang dikehendaki Allah, jika Allah tidak menghendaki maka berhentilah seluruh fungsi sel tubuh kita. Kita lahir ke bumi bukan dengan kemauan kita, tidak ada manusia yang terlahir ke bumi karena dia sendiri yang memintanya, bayi yang terlahir tidak tau mengapa ia dilahirkan, hal ini menunjukkan bahwa kehidupan bukan dari keinginan manusia, tetapi dari keinginan sang pencipta.

Orang yang terlahir tidak tau tentang kenikmatan mata, tetapi Allah telah memberinya sebelum ia memintanya, apakah seseorang tidak diberi kenikmatan berbicara sebelum ia memintanya, dan ia tidak tau betapa berharganya nikmat berbicara dan betapa rindu dan cemburunya orang yang tidak bisa berbicara jika melihat orang yang bisa berbicara. Betapa mahalnya orang yang bisa berdiri dan berjalan satu atau dua meter daripada orang yang tidak bisa berjalan.

Saya dulu hampir 6 bulan di kursi roda, dokter mengatakan butuh waktu 8 tahun untuk bisa berdiri lagi karena over dosis di ruang ICU, salah satu rumah sakit di Jakarta terlalu banyak memberi obat asma yang diinfuskan ke tubuh sehingga membuat tulang tempurung di lutut menjadi melembek dan tidak keras maka tidak bisa diobati, butuh waktu 8 tahun baru bisa berdiri, jadi hanya di kursi roda, dan Alhamdulillah hanya sampai 6 bulan saja kemudian Allah izinkan kembali hamba ini untuk berdiri. Namun di saat saya dalam keadaan seperti itu, sungguh saya sangat cemburu melihat orang yang bisa berjalan. Ketika saya duduk di tempat tidur dan merasa haus dan ingin minum, gelas yang berisi air minum yang hanya 2 meter di depan saya, saya tidak bisa mengambilnya dan menunggu orang lain yang mengambilkannya, jika tidak ada orang yang datang membantu saya maka saya tidak bisa minum walaupun air minum itu tersedia, saat itu saya cemburu terhadap orang yang bisa berjalan dengan mudahnya, betapa berharganya nikmat berdiri itu.

Namun ketika kita terkena musibah janganlah terburu-buru mencela Allah, karena barangkali musibah itu akan selalu membuat kita ingat akan kenikmatan Allah subhanahu wata'ala. Dan juga kenikmatan-kenikmatan yang lainnya seperti melihat, mendengar dan lainnya, bagaimana jika kita tidak bisa melihat?!, kita tidak akan tau perbedaan warna dan bentuk, apalagi dia yang sudah pernah melihat kemudian ia menjadi buta, bagaimana perasaannya, begitu cemburunya ia kepada yang bisa melihat, dimana dia terkadang terbentur disana sini, ditipu orang, ditertawakan orang dan lainnya, namun ingatlah bahwa setiap kesedihan itu diganjar oleh Sang Maha Baik dengan pahala dan keluhuran.

Allah subhanahu wata'ala mengabarkan kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bahwa Allah menurunkan malaikat untuk orang-orang yang buta seraya berfirman: "lihatlah hamba-Ku yang telah Kuambil kedua matanya, apakah ia bersabar?", maka malaikat itu menjawab: "hamba itu bersabar wahai Allah", maka Allah berfirman: "bangunkan surga untuknya".

Maka terbaslah ia dari segala hisab, lepaslah ia dari segala dosa. Allah memerintahkan kepada malaikat untuk membangunkan surga baginya, mengapa?, karena ia bersabar dalam musibah yang ia hadapi. Demikianlah keadaan orang-orang di dunia yang cemburu dengan orang yang sukses, orang-orang yang diberi keluasan harta oleh Allah dan lainnya, tetapi kelak di hari kiamat mereka yang sukses di dunia akan cemburu dengan orang-orang yang keadaannya susah semasa di dunia.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger