Berbicara mengenai permasalahan kemanusiaan dan sosial tidak bisa terlepas dari pola relasi pengambilan keputusan antara laki-laki dan perempuan. Dari konstruk sosial yang terjadi sering kali menempatkan perempuan sebagai warga negara kelas dua sehingga ketidak adilan gender lebih banyak dialami oleh kaum perempuan.
Menengok kembali salah satu tujuan Millennium Development
Goals yang ditanda tangani oleh negara-negara berkembang termasuk
Indonesia salah satunya, yakni mempromosikan kesetaraan serta keadilan gender
dengan memberdayakan perempuan. Maka sangatlah penting sebagai pengingat dan
pemerhati isu-isu sosial untuk turut membangun, mewujudkan dan
mempromosikan keadilan gender melalui kebijakan, budaya dan bentuk program yang
terimplementasikan.
Ketika terlaksananya Sekolah Islam dan Gender disini tidak
diharuskan atau diwajibkan bagi perempuan saja tetapi untuk laki-laki pun bisa
karna berbicara masalah Gender sebenarnya Tidak terpaku kepada perempuan saja,
karna arti dari Gender itu sendiri yakni “Relasi”. Gender yang sering diartikan
sebagai jenis kelamin itu hanya arti secara garis besar saja tetapi jika dikaji
lebih dalam gender bukan hanya sekedar jenis kelamin tetapi relasi antara
perempuan dan laki-laki.
Dari hal tersebutlah, Korps PMII Putri (Korpri) Kudus
mengagendakan acara bertajuk Sekolah Islam dan Gender (SIG) agar kader-kader
PMII khususnya bagi Kopri dapat lebih memahami tentang adil gender dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Acara SIG tersebut dijadwalkan
hadir pada bulan Desember 2018.
Sekolah Islam Dan Gender merupakan salah satu kaderisasi
formal yang harus ditempuh oleh kader-kader PMII khususnya bagi kopri itu
sendiri, yang mana itu merupakan sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga
adil gender akan mulai tertanam sejak dalam fikiran sehingga kedepannya tidak
akan lagi adanya ketimpangan-ketimpangan yang terjadi antara laki-laki dan
perempuan.
Sumber berita: Korpri Cabang Kudus
Posting Komentar