Abu
Bakar Ash-Shiddiq RA. berkata, "Tiga hal yang tidak bisa dicapai dengan tiga hal lainnya semata-mata (melainkan
dengan izin Allah): Kekayaan
tidak bisa dicapai dengan cita-cita semata, Keremajaan
tidak akan dapat dicapai dengan disemir semata, Kesehatan
tidak akan dapat dicapai dengan obat-obatan semata."
Dengan
kata lain, dapat disebutkan bahwa kekayaan tidak dapat dicapai dengan
cita-cita, melainkan karena anugerah Allah semata.
Keremajaan
tidak dapat dikembalikan dengan menyemir uban dan tindakan lainnya, sebab
berkaitan dengan usia, sedang usia berkaitan dengan zaman dan zaman itu tidak
dapat dimundurkan.
Begitu
pula halnya dengan kesehatan, ia tidak dapat diraih dengan memakai obat-obatan
bila orang yang bersangkutan jatuh sakit, melainkan yang menyembuhkannya pada
hakikatnya adalah Allah semata.
3
(Tiga) Hal Bagian Dari 3 (Tiga) Hal Lainnya.
Umar
RA berkata, "Bersikap
simpatik dengan orang lain adalah bagian dari kecerdasan akal; Bertanya
dengan cara yang baik adalah bagian dari iimu; dan
kepandaian memanage adalah bagian dari penghidupan."
Bersikap
simpatik kepada orang lain akan mendatangkan kecintaan mereka kepada yang
bersangkutan berkat kemuliaan akhlaqnya, dan memang untuk berakhlaq itu
memerlukan kecerdasan.
Begitu
pula halnya dengan kedua poin berikutnya, yaitu bertanya dengan baik kepada
orang yang lebih mengetahui akan mendatangkan pengetahuan; dan mengatur
penghidupan dengan cara yang baik akan membawa berkah bagi penghidupan orang
yang bersangkutan.
7
(Tujuh) Kerugian Orang Bakhil
Abu
Bakar Ash-Shiddiq RA berkata, "Orang
yang bakhil atau kikir tidak bisa terlepas dari salah satu tujuh perkara
berikut:
Ketika
ia mati, hartanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan dan
membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah.
Allah
akan membangkitkan penguasa zhalim yang akan merenggut seluruh hartanya setelah
menyiksanya terlebih dahulu.
Allah
menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta bendanya.
Muncul
ide pada dirinya untuk mendirikan bangunan di tempat yang rawan bencana,
sehingga bangunan berikut semua harta yang disimpan di dalamnya lalu ludes.
Dia
ditimpa musibah yang dapat menghabiskan hartanya, seperti tenggelam, terbakar,
mengalami pencurian, dan sebagainya.
Dia
tertimpa penyakit kronis sehingga hartanya habis untuk berobat.
Dia
menyimpan hartanya di sebuah tempat, kemudian ia lupa tempat itu, sehingga
hartanya hilang."
Kitab Nashaihul Ibad
- Imam Nawawi Al Bantani
Posting Komentar