Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Sifat Penduduk Ahli Surga dan Neraka

Sifat Penduduk Ahli Surga dan Neraka

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجنَّةِ : كُلُّ ضَعِيْفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ ، أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأََهْلِ النَّارِ: كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah SAW, “Ketahuilah, maukah kukabarkan pada kalian tentang (sebagian sifat) penduduk sorga?, semua yang lemah (tidak berdaya), dan rendah hati (berbuat seakan tak berdaya karena rendah hati), jika mereka berdoa dengan bersumpah atas nama Allah, maka akan langsung dikabulkan, maukah kukabarkan kalian tentang (sebagian sifat) penduduk neraka?, semua yang suka dengan pertengkaran, suka mengumpulkan harta namun sulit mengeluarkannya (tamak akan harta namun kikir), dan menyombongkan diri” (Shahih Bukhari)

Rasulullah bertanya kepada para sahabat: "Maukah kalian kuberitahu tentang ciri-ciri penduduk surga seperti apa?", maksudnya bukan kesemuanya tetapi diantara sifat-sifatnya, maka Rasulullah melanjutkan: "Semua orang-orang yang lemah (dalam riwayat lain peminta-minta yang terusir dari pintu rumah)", terhadap orang yang dha'if (lemah) kita harus berhati-hati janganlah sampai kita menzhaliminya, karena jika dia berdoa kepada Allah maka Allah tidak akan menolaknya.

Tetapi ada yang lebih berbahaya dari seorang dha'if dia adalah mutadha'if yaitu seorang yang mampu namun ia sangat merendahkan dirinya sehingga tidak terlihat kemampuan dan kekuatannya, tidak terlihat bahwa dia adalah seorang yang mempunyai kedudukan, tidak terlihat kalau dia seorang yang mempunyai keluhuran dan kemuliaan, ia selalu merendahkan dirinya serendah-rendahnya, orang yang seperti itu lebih berbahaya lagi maka hati-hati terhadap orang seperti itu jangan sampai kita menzhaliminya.

Dulu saat saya belajar di Tarim Hadramaut, As Syaikh Fadhl Bafadhal Ar adalah ketua mufti (ahli fatwa) di Tarim dan di saat itu ada 5 mufti. Mufti adalah ahli fatwa yang sudah memahami dan mendalami kesemua ilmu (hadits, fiqh, tafsir dan lainnya) dalam 4 madzhab. Ketika itu saya melihat para mufti membawa tumpukan buku sedangkan Syaikh Fadhl hanya bersenderan saja tetapi kesemua ilmu sudah menempel di kepala beliau, sehingga beliau hafal suatu pembahasan dalam kitab-kitab beserta halamannya. 

Saat pertama kali datang kami tidak mengenali beliau, hanya kami pernah melihat orang tua yang hadir di majleis ta'lim (tentunya tidak sebanyak ini) mungkin sekitar ratusan orang saja, di saat itu orang tua itu duduk di pojok belakang bersama orang yang biasa menuangkan air putih dan kopi, beliau mengenakan sorban dan pakaiannya biasa saja, maka kami mengira bahwa dia adalah orang yang menuangkan kopi juga, kami tidak begitu peduli dengan dia apalagi di saat itu kami datang terlambat, kami melihat beliau dan beliau pun melihat kami. Setelah selesai majelis maka semua orang berebutan untuk bersalaman dengan beliau, ternyata beliau adalah Syaikh Fadhl ketua mufti Tarim Hadramaut. Subhanallah sungguh sangat merendahkan diri.

Maka terhadap orang yang seperti ini berhati-hatilah karena jika mereka bersumpah dengan nama Allah maka akan Allah akan mengabulkan, berhati-hatilah terhadap para pengemis di jalanan barangkali kita akan cemburu dengan keadaannya kelak di hari kiamat, sekarang kita melihat ia kesusahan mungkin nanti kita akan cemburu dengan istananya kelak di surga, namun bukan berarti kita bertujuan untuk menjadi seperti mereka tetapi hal itu menjadi pelajaran bagi kita, karena Allah subhanahu wata'ala mengajarkan kita untuk berprasangka baik, maka berhati-hatilah kita terhadap orang yang lemah atau yang merendahkan diri, karena orang itu belum tentu lemah.

Diriwayatkan ketika seorang 'arif billah yang mempunyai murid, sepulangnya dari pasar murid ini berkata kepada gurunya: "wahai guruku, berilah aku Ism Al A'dzham", maka gurunya berkata: "kenapa, apa yang engkau inginkan dengan Ism Al A'dzham?".

Ism Al A'dzham ini jika seseorang berdoa dengannya maka akan dikabulkan doanya, maka murid itu berkata: " Tadi saya ke pasar, saya melihat ada seorang berkuda yang kaya raya dan membawa pedang, dan saya melihat ada seorang kakek yang sangat tua dan lemah membawa kayu bakar dari hutan untuk dijual di pasar, dan orang yang berkuda yang kaya raya itu merenggut kayu itu begitu saja, maka orang tua itu berkata: "mana upahnya?, saya mengumpulkan kayu-kayu ini dari hutan untuk dijual di pasar", tetapi lelaki berkuda itu justru menendangnya kemudian pergi, maka saya sangat marah terhadap lelaki itu, padahal dia mampu untuk membayar harga kayu itu, begitu jahatnya dia terhadap orang tua yang sudah bersusah payah mengumpulkan kayu dari hutan, maka jika aku memiliki Ism Al A'zham aku akan mendoakan orang itu agar celaka, sebab dia mampu untuk mencari kayu bakar dan mungkin hanya dalam beberapa jam saja dia akan mendapatkannya, tetapi orang tua itu mungkin butuh waktu satu hari untuk mendapatkan kayu bakar karena dia sudah lanjut usia dan sangat lemah".

Maka gurunya berkata: "beritahu kepadaku tentang ciri-ciri orang tua itu?", maka murid itupun menjelaskan ciri-ciri kakek tua itu kepada gurunya.

Jika orang tua itu berdoa maka celakalah lelaki berkuda itu, namun dia adalah orang yang rendah diri yang berjiwa sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah kalau mau berdoa untuk kecelakan kuffar quraisy, sekali ia mengangkat tangannya maka akan terpendam seluruh kuffar quraisy kedalam bumi dalam sekejap. Nabiyullah Nuh As telah berdoa sebagaimana dalam firman Allah:

وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا، إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا ( نوح: 26 )

Nuh berkata: "Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi" (QS. Nuh: 26 )

Maka Allah menjawab doa itu, Allah turunkan hujan sebanyak-banyaknya dan memerintahkan bumi untuk memuntahkan air sebanyak-banyaknya, dan tidak satu pun daratan yang tersisa di muka bumi, kecuali perahu nabiyullah Nuh As. Barangkali itu adalah akhir dari dinasti dinosaurus dan lainnya, karena di saat itu kesemuanya tenggelam oleh air dan yang tersisa hanyalah hewan-hewan yang dibawa oleh nabiyullah Nuh As.

Nabi Muhammad rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah pemimpin para nabi dan rasul, tetapi ketika beliau dilempari kotoran onta beliau hanya diam saja dan tidak bergeming dari sujudnya, sampai putrinya sayyidah Fathimah Az Zahra' berlari menangis dan berkata: "wahai para tetangga janganlah kalian berlaku demikian, tidaklah sepantasnya kalian melempari punggung ayahku dengan kotoran onta di saat beliau bersusujud di depan ka'bah", maka ketika itu Rasulullah bangkit dan menenangkan putrinya an berkata: "wahai putriku tenanglah, akan datang suatu waktu dimana ajaran ayahmu masuk ke semua rumah penduduk dunia ini, di barat dan timur", demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Melanjutkan hadits tadi, kemudian Rasulullah bersabda: "maukah kalian kutunjukkan ciri-ciri penduduk neraka, mereka adalah orang yang senang mencaci maki orang lain, orang yang selalu mengumpulkan harta dan tidak mau mengeluarkannya, dan orang yang menyobongkan dirinya", itu adalah sebagian dari sifat penghuni neraka, dan kita mempunyai sanubari yang belum tentu bersih dari sifat-sifat itu, namun kita mempunyai Sang Pencipta Yang Maha Mampu menghapus kesemua sifat itu dari sanubari kita dan menggatikan dengan kesucian, oleh sebab itu berkata hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Abdullah bin 'Alawy Al Haddad dalam munajatnya :

قَدِ اسْتَـعَنْتُكَ رَبِّيْ عَلَى مُدَاوَاةِ قَلْبِيْ وَحَلِّ عُقْدَةِ كَرْبِيْ فَانْظُرْ إِلَى الغَمِّ يَنْجَال

" Sungguh telah kupasrahakan (meminta pertolongan) kepada Tuhanku untuk mengobati sanubariku, dan lepaskanlah ikatan kesusahanku, lihatlah kegundahanku jauhkan dan hilangkanlah"

Padahal beliau adalah seorang Qutb al irsyad wa ghauts al bilad wal 'ibaad, shahib Ar Rathib namun demikian tawaddu'nya beliau bermunajat, demikianlah cara mereka membenahi dirinya, yaitu dengan berusaha kemudian memasrahkannya kepada Yang Maha Kuat, dan memahami bahwa dirinya adalah hamba yang lemah.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa salah satu kelompok yang dinaungi oleh Allah disaat tidak ada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang ketika mengingat Allah mengalirlah air matanya. Orang yang ketika mengingat dan menyebut nama Allah, merasa risau Allah akan menjauhinya, merasa risau Allah akan memutus cintanya, merasa risau Allah akan kecewa kepadanya, merasa risau jika Allah tidak ingin dekat dengannya, risau tidak dicintai Allah, ia selalu berharap diampuni oleh Allah, berharap dicintai Allah, berharap dipermudah oleh Allah, berharap diperindah oleh Allah, berharap dipersuci oleh Allah, diperluhur oleh Allah, dimuliakan oleh Allah, selalu penuh harapan dan kerisauan, harapan untuk selalu dekat dengan Allah dan risau akan jauh dari Allah, harapan untuk dicintai dan diridhai oleh Allah dan risau akan dimurkaiNya, jiwa yang seperti inilah yang merupakan jiwa yang agung di sisi Allah, dimuliakan Allah.




Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger