أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجنَّةِ : كُلُّ ضَعِيْفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ
عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ ، أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأََهْلِ النَّارِ: كُلُّ
عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW, “Ketahuilah,
maukah kukabarkan pada kalian tentang (sebagian sifat) penduduk sorga?, semua
yang lemah (tidak berdaya), dan rendah hati (berbuat seakan tak berdaya karena
rendah hati), jika mereka berdoa dengan bersumpah atas nama Allah, maka akan
langsung dikabulkan, maukah kukabarkan kalian tentang (sebagian sifat) penduduk
neraka?, semua yang suka dengan pertengkaran, suka mengumpulkan harta namun
sulit mengeluarkannya (tamak akan harta namun kikir), dan menyombongkan diri”
(Shahih Bukhari)
Rasulullah bertanya kepada para sahabat: "Maukah kalian
kuberitahu tentang ciri-ciri penduduk surga seperti apa?",
maksudnya bukan kesemuanya tetapi diantara sifat-sifatnya, maka Rasulullah
melanjutkan: "Semua orang-orang yang lemah (dalam riwayat
lain peminta-minta yang terusir dari pintu rumah)", terhadap orang yang dha'if
(lemah) kita harus berhati-hati janganlah sampai kita menzhaliminya, karena
jika dia berdoa kepada Allah maka Allah tidak akan menolaknya.
Tetapi ada yang lebih berbahaya dari seorang dha'if dia adalah
mutadha'if yaitu seorang yang mampu namun ia sangat merendahkan dirinya
sehingga tidak terlihat kemampuan dan kekuatannya, tidak terlihat bahwa dia
adalah seorang yang mempunyai kedudukan, tidak terlihat kalau dia seorang yang
mempunyai keluhuran dan kemuliaan, ia selalu merendahkan dirinya serendah-rendahnya,
orang yang seperti itu lebih berbahaya lagi maka hati-hati terhadap orang
seperti itu jangan sampai kita menzhaliminya.
Dulu saat saya belajar di Tarim Hadramaut, As Syaikh Fadhl Bafadhal Ar
adalah ketua mufti (ahli fatwa) di Tarim dan di saat itu ada 5 mufti. Mufti
adalah ahli fatwa yang sudah memahami dan mendalami kesemua ilmu (hadits, fiqh,
tafsir dan lainnya) dalam 4 madzhab. Ketika itu saya melihat para mufti membawa
tumpukan buku sedangkan Syaikh Fadhl hanya bersenderan saja tetapi kesemua ilmu
sudah menempel di kepala beliau, sehingga beliau hafal suatu pembahasan dalam
kitab-kitab beserta halamannya.
Saat pertama kali datang kami tidak
mengenali beliau, hanya kami pernah melihat orang tua yang hadir di majleis
ta'lim (tentunya tidak sebanyak ini) mungkin sekitar ratusan orang saja, di
saat itu orang tua itu duduk di pojok belakang bersama orang yang biasa
menuangkan air putih dan kopi, beliau mengenakan sorban dan pakaiannya biasa
saja, maka kami mengira bahwa dia adalah orang yang menuangkan kopi juga, kami
tidak begitu peduli dengan dia apalagi di saat itu kami datang terlambat, kami
melihat beliau dan beliau pun melihat kami. Setelah selesai majelis maka semua
orang berebutan untuk bersalaman dengan beliau, ternyata beliau adalah Syaikh
Fadhl ketua mufti Tarim Hadramaut. Subhanallah sungguh sangat merendahkan diri.
Maka terhadap orang yang seperti ini berhati-hatilah karena jika mereka
bersumpah dengan nama Allah maka akan Allah akan mengabulkan, berhati-hatilah
terhadap para pengemis di jalanan barangkali kita akan cemburu dengan
keadaannya kelak di hari kiamat, sekarang kita melihat ia kesusahan mungkin
nanti kita akan cemburu dengan istananya kelak di surga, namun bukan berarti
kita bertujuan untuk menjadi seperti mereka tetapi hal itu menjadi pelajaran
bagi kita, karena Allah subhanahu wata'ala mengajarkan kita untuk berprasangka
baik, maka berhati-hatilah kita terhadap orang yang lemah atau yang merendahkan
diri, karena orang itu belum tentu lemah.
Diriwayatkan ketika seorang 'arif billah yang mempunyai murid, sepulangnya
dari pasar murid ini berkata kepada gurunya: "wahai guruku, berilah
aku Ism Al A'dzham", maka gurunya berkata: "kenapa, apa
yang engkau inginkan dengan Ism Al A'dzham?".
Ism Al A'dzham ini jika seseorang berdoa dengannya maka akan dikabulkan
doanya, maka murid itu berkata: " Tadi saya ke pasar, saya melihat
ada seorang berkuda yang kaya raya dan membawa pedang, dan saya melihat ada
seorang kakek yang sangat tua dan lemah membawa kayu bakar dari hutan untuk
dijual di pasar, dan orang yang berkuda yang kaya raya itu merenggut kayu itu
begitu saja, maka orang tua itu berkata: "mana upahnya?, saya mengumpulkan
kayu-kayu ini dari hutan untuk dijual di pasar", tetapi lelaki berkuda itu
justru menendangnya kemudian pergi, maka saya sangat marah terhadap lelaki itu,
padahal dia mampu untuk membayar harga kayu itu, begitu jahatnya dia terhadap
orang tua yang sudah bersusah payah mengumpulkan kayu dari hutan, maka jika aku
memiliki Ism Al A'zham aku akan mendoakan orang itu agar celaka, sebab dia
mampu untuk mencari kayu bakar dan mungkin hanya dalam beberapa jam saja dia
akan mendapatkannya, tetapi orang tua itu mungkin butuh waktu satu hari untuk
mendapatkan kayu bakar karena dia sudah lanjut usia dan sangat lemah".
Maka gurunya berkata: "beritahu kepadaku tentang ciri-ciri orang
tua itu?", maka murid itupun menjelaskan ciri-ciri kakek tua itu kepada
gurunya.
Jika orang tua itu berdoa maka celakalah lelaki berkuda itu, namun dia
adalah orang yang rendah diri yang berjiwa sayyidina Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam. Rasulullah kalau mau berdoa untuk kecelakan kuffar quraisy,
sekali ia mengangkat tangannya maka akan terpendam seluruh kuffar quraisy
kedalam bumi dalam sekejap. Nabiyullah Nuh As telah berdoa sebagaimana dalam
firman Allah:
وَقَالَ
نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا، إِنَّكَ
إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا (
نوح: 26 )
Nuh berkata: "Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan
seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi" (QS. Nuh:
26 )
Maka Allah menjawab doa itu, Allah turunkan hujan sebanyak-banyaknya dan
memerintahkan bumi untuk memuntahkan air sebanyak-banyaknya, dan tidak satu pun
daratan yang tersisa di muka bumi, kecuali perahu nabiyullah Nuh As. Barangkali
itu adalah akhir dari dinasti dinosaurus dan lainnya, karena di saat itu
kesemuanya tenggelam oleh air dan yang tersisa hanyalah hewan-hewan yang dibawa
oleh nabiyullah Nuh As.
Nabi Muhammad rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah pemimpin para
nabi dan rasul, tetapi ketika beliau dilempari kotoran onta beliau hanya diam
saja dan tidak bergeming dari sujudnya, sampai putrinya sayyidah Fathimah Az
Zahra' berlari menangis dan berkata: "wahai para tetangga janganlah
kalian berlaku demikian, tidaklah sepantasnya kalian melempari punggung ayahku
dengan kotoran onta di saat beliau bersusujud di depan ka'bah",
maka ketika itu Rasulullah bangkit dan menenangkan putrinya an berkata: "wahai
putriku tenanglah, akan datang suatu waktu dimana ajaran ayahmu masuk ke semua
rumah penduduk dunia ini, di barat dan timur", demikian indahnya
budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Melanjutkan hadits tadi, kemudian Rasulullah bersabda: "maukah
kalian kutunjukkan ciri-ciri penduduk neraka, mereka adalah orang yang senang
mencaci maki orang lain, orang yang selalu mengumpulkan harta dan tidak mau
mengeluarkannya, dan orang yang menyobongkan dirinya", itu adalah
sebagian dari sifat penghuni neraka, dan kita mempunyai sanubari yang belum
tentu bersih dari sifat-sifat itu, namun kita mempunyai Sang Pencipta Yang Maha
Mampu menghapus kesemua sifat itu dari sanubari kita dan menggatikan dengan
kesucian, oleh sebab itu berkata hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam
Abdullah bin 'Alawy Al Haddad dalam munajatnya :
قَدِ
اسْتَـعَنْتُكَ رَبِّيْ عَلَى مُدَاوَاةِ قَلْبِيْ وَحَلِّ عُقْدَةِ كَرْبِيْ
فَانْظُرْ إِلَى الغَمِّ يَنْجَال
" Sungguh telah kupasrahakan (meminta pertolongan) kepada Tuhanku
untuk mengobati sanubariku, dan lepaskanlah ikatan kesusahanku, lihatlah kegundahanku
jauhkan dan hilangkanlah"
Padahal beliau adalah seorang Qutb al irsyad wa ghauts al bilad wal 'ibaad,
shahib Ar Rathib namun demikian tawaddu'nya beliau bermunajat, demikianlah cara
mereka membenahi dirinya, yaitu dengan berusaha kemudian memasrahkannya kepada
Yang Maha Kuat, dan memahami bahwa dirinya adalah hamba yang lemah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda bahwa salah satu kelompok
yang dinaungi oleh Allah disaat tidak ada naungan kecuali naungan Allah adalah
orang yang ketika mengingat Allah mengalirlah air matanya. Orang yang ketika
mengingat dan menyebut nama Allah, merasa risau Allah akan menjauhinya, merasa
risau Allah akan memutus cintanya, merasa risau Allah akan kecewa kepadanya,
merasa risau jika Allah tidak ingin dekat dengannya, risau tidak dicintai
Allah, ia selalu berharap diampuni oleh Allah, berharap dicintai Allah,
berharap dipermudah oleh Allah, berharap diperindah oleh Allah, berharap
dipersuci oleh Allah, diperluhur oleh Allah, dimuliakan oleh Allah, selalu penuh
harapan dan kerisauan, harapan untuk selalu dekat dengan Allah dan risau akan
jauh dari Allah, harapan untuk dicintai dan diridhai oleh Allah dan risau akan
dimurkaiNya, jiwa yang seperti inilah yang merupakan jiwa yang agung di sisi
Allah, dimuliakan Allah.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar