Berwisata edukasi tak melulu harus ke tempat-tempat rekreasi. Adalah Bank Sampah Tunjung Seto yang dipelopori oleh muda mudi Karang Taruna Tunjung Seto Desa Bae di awal tahun 2019 ini sukses memberikan alternatif wisata bagi anak-anak usia sekolah. Wisata Edukasi mengunjungi sekaligus melihat segala aktivitas Bank Sampah menjadi daya tarik baru di kalangan komunitas sekolah di Kudus. Tidak hanya bagi para siswa, tetapi para pengajar pun bisa belajar banyak dari pengolahan sampah ini untuk selanjutnya dipraktikkan di sekolah masing-masing maupun lingkungan sekitar.
SD NU Nawa Kartika mendapatkan kesempatan pertama untuk
mencicipi Wisata Edukasi Bank sampah ini. Dalam kesempatan itu, lebih dari 120
anak kelas 2 SD NU Nawa Kartika bersama para pengajar dan wali kelas mengikuti
keas Tour Bank Sampah. Menggunakan Angkot berwarna biru, Para Siswa dan
Pengajar diajak berkeliling dan melihat suasana kegiatan Bank Sampah di 6 posko
Bank Sampah Tunjung Seto yang kesemuanya beroperasi di pecan perdana 2019 ini.
Para siswa pun antusias melihat aktivitas penerimaan sampah di Posko-posko Bank Sampah yang tersebar di setiap dukuh di Desa Bae tersebut. Secara seksama para siswa dan pengajar pun mengamati proses penimbangan hingga pencatatan ke dalam buku tabungan serta antusiasme para nasabah menabung sampah.
Para siswa kemudian diajak ke Pusat Bank sampah Tunjung
Seto yang menjadi Basecamp pengumpulan sampah dari ke 6 posko di Daerah
karangdowo. Tuan rumah sekaligus ketua Karang Taruna Tunjung Seto, Ansori, pun
menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan sarana untuk bagaimana kita belajar
mengelola sampah demi kelestarian lingkungan yang lebih baik.
Di sela-sela program
wisata edukasi tersebut, Bank Sampah Tunjung Seto juga mendapatkan kunjungan
dari IAIN Kudus dan Karang Taruna Damaran yang melakukan studi pengolahan
sampah langsung ke Basecamp Tunjung Seto.
Selanjutnya, para siswa siswi SD NU Nawa Kartika diarahkan ke Balai Desa Bae untuk mendapatkan pelatihan kerajinan dari sampah. Menurut salah seorang guru kelas 2 SD NU Nawa Kartika, para siswa sebelumnya telah diberitahukan untuk mebawa sampah bekas berupa plastik, botol, maupun kaleng. Dari bahan-bahan sampah yang dibawa oleh para peserta, terkreasilah berbagai kerajinan mulai dari tempat pensil hingga mainan sederhana.
Antusias para pelajar ini menjadi semangat tersendiri
bagi para relawan Bank Sampah Tunjung Seto. Salah satu relawan, Ahmad Syafi’I, mengatakan bahwa Bank Sampah Tunjung Seto sudah seperti rumah ke tiga baginya.
“Disini saya menemukan kebahagian yang luarbiasa, Bisa
bertemu dengan orang-orang hebat. Perlahan lahan Merubah Pemikiran kita supaya
selalu berbuat baik kepada semua orang selalu memikirkan ide ide baru yg bisa
bermanfaat bagi masyarakat, Disinilah Rumah Ke 3, karna hampir setiap hari kita
bersama-sama pejuang lingkungan mencurahkan fikiran, tenaganya, dan ide-ide
kreatif”.
Dan dirinya tambah bersemangat tatkala ada adik-adik dari SD NU Nawa Kartika ingin menularkan semangatnya menjaga lingkungan di sekolah mereka.
Bank Sampah Tunjung Seto Desa Bae sendiri telah menjadi Bank Sampah yang banyak disorot oleh berbagai pihak. Bank Sampah yang digawangi oleh para pemuda desa dengan tujuan murni untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengedukasi masyarakat agar ramah lingkungan ini telah dijadikan rujukan beberapa pihak dalam melakukan studi banding. Liputan dari media massa lokal termasuk kedatangan Bupati Kudus dalam pameran kreasi sampah telah menjadi penyemangat tersendiri bagi para relawan untuk terus berkreasi dan berinovasi demi Desa Bae dan Kabupaten Kudus yang lebih baik.
Sumber berita dan foto: Bank Sampah Tunjung Seto Bae
Foto-foto lainnya dapat dilihat di Facebook "KT-Tunjung Seto" dan Twitter @mushollarapi
Foto-foto lainnya dapat dilihat di Facebook "KT-Tunjung Seto" dan Twitter @mushollarapi
Posting Komentar