Akal ini pun sebenarnya berkembang
hingga suatu saat mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, semua nabi yang
diangkat, telah memiliki akal yang sempurna, kecuali beberapa nabi. Hal ini
seperti yang tercantum dalam surat Al Qashash ayat 14: Dan setelah Musa
cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan
pengetahuan.
Ayat tersebut merupakan contoh
sempurnanya akal pada nabi Musa. Oleh karena itu, ada sebagian ulama yang
menyatakan bahwa anak kecil yang banyak bergerak, sebenarnya merupakan pertanda
berkembangnya akal. Bahkan, banyak para ulama yang membiarkan anak-anaknya
bergerak dan nakal, karena bila pergerakan fisiknya berkurang, menandakan bahwa
akalnya telah berkembang maksimum. Dalam hal ini, akal berhenti berkembang,
kecuali dilatih sendiri.
Bila dilihat dari sisi ilmiah,
ketika kita beranjak dewasa dan berpikir setiap hari, menyebabkan jutaan sel
otak rusak. Hal ini menyebabkan manusia sulit untuk menghafal lantaran akalnya
sudah tidak berkembang lagi.
Ciri-ciri orang yang berakal, di
antaranya adalah, apabila orang yang berakal dekat dengan seseorang, maka orang
yang berakal akan mengerahkan segenap pertolongannya sebagai rasa cinta kepada
sesamanya. Apabila sedang dimusuhi, orang berakal itu bisa menghindari
kedzaliman orang yang sedang memusuhinya.
Berkat akal sehatnya, maka
sahabat-sahabatnya akan berbahagia dan musuh-musuhnya akan terhindar dengan
keadilannya. Andai saja kita tidak memiliki akal sehat, ketika kita disakiti
kemudian kita berkuasa, yang akan kita lakukan adalah membalas dendam. Tetapi
dengan akal sehat, musuhnya akan terlindungi lantaran dia tidak akan membalas
dendam karena diliputi rasa keadilan.
Rasa keadilan inilah, yang
menyebabkan musuhnya terlindungi dari kedzaliman bersangkutan. Jika dia berbuat
baik, tidak akan menuntut rasa terima kasih. Jika orang lain berbuat jelek,
akan mencari alasan untuk diri sendiri agar tidak membalas.
Hal ini dicontohkan oleh anak nabi Adam
bernama Khabil yang tidak akan menggerakan tangannya walaupun Khobil hendak
membunuhnya. Selain itu, nabi Isa juga menyatakan bahwa apabila engkau dipukul
bagian kiri, berikanlah bagian kanan. Contoh inilah yang merupakan cerminan
akal yang luhur.
Kita jangan berprasangka bahwa akal
itu adalah kepandaian kita untuk mengatur kehidupan dunia. Sebabnya, penghuni
neraka akan menyesali keadaan mereka lantaran tidak mendapat petunjuk tentang
kebaikan agama, padahal mereka pandai mengelola dunia. Hal ini tercantum dalam
surat Al Mulk ayat 10: Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau
memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala.”
Oleh karena itu, sebagian ulama seperti Habib Ali bin Hassan Al Atthos,
menyampaikan bahwa orang yang berakal adalah orang yang bisa mengikat dirinya
dengan syariat yang kokoh dari segala hal yang diharamkan oleh Allah. Oleh
sebab itu, dalam konteks ini, maka manusia yang paling hebat akalnya adalah
Rasulullah.
Ust. Edwan Kardena
Posting Komentar