Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Terkabulnya Doa Adalah Anugerah Allah SWT, Bukan Hasil Dari Doa Kita

Terkabulnya Doa Adalah Anugerah Allah SWT, Bukan Hasil Dari Doa Kita

Manusia adalah seorang hamba yang dimiliki oleh Allah SWT. Oleh karena itu di dalam setiap detiknya pasti dia membutuhkan Tuhannya di dalam menghadapi semua problem yang bermacam-macam. Diantara tugas hamba yang terpenting adalah memperlihatkan ubudiyyahnya kepada Allah SWT. Hal ini bias dilakukan dengan cara membuktikan bahwa dia sangat butuh kepada-Nya, dan dengan memperlihatkan bahwa kehidupannya, kebahagiaannya itu tergantung pada penjagaan Allah SWT. Perwujudan ubudiyyah ini bisa dilakukan dengan berdo’a baik dia menyangka bahwa do’anya ini akan berpengaruh ataupun tidak.

Allah SWT berfirman:

وقال ربكم ادعوني أستجب لكم

Ayat tersebut mengandung perintah kepada manusia agar memiliki sifat ubudiyyah kepada Allah SWT, yaitu pada kalimat أدعوني . dan perintah ini adalh perintah yang mutlak tanpa ada qoyyid tertentu dan tidak di hubungkan dengan syarat. Selain itu ayat tadi juga mengandung janji yang menunjukkan sifat rahmat Allah SWT kepada hambanya dengan memberi anugerah yang tidak terhitung yaitu pada kalimat استجب لكم .

Antara dua hal yang di kandung ayat tersebut tidak ada hubungan yang slaing mengikat. Maknanya, janji tersebut timbulnya bukanlah dari doa tetapi dari rahmat Allah SWT. Namun banyak orang yang mengira bahwa ketika dia berdo’a, maka dia telah membeli istijabah.

Rosululloh SAW, bersabda :

يستجاب لأحدكم مالم يعجل , يقول : قد دعوت فلم يستجب لي
Salah satu diantara kalian pasti dikabulkan do’anya selama tidak tergesa-gesa. Dia berkata: saya telah berdo’a tapi belum juga dikabulkan.

Maksudnya dari hadist di atas adalah seseorang akan di kabulkan do’anya selama dia tidak menyangka bahwa dia memiliki hak yang harus di penuhi oleh Allah SWT yaitu sitijabah dan selama hatinya tidak berkata, “saya sudah berdo’a, tetapi kenapa saya belum memperoleh hak saya yang berupa istijabah”.

Jadi ubudiyyah (do’a) dan istijabah adalah dua perkara yang berbeda dan tidak ada keterkaitan. Do’a adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang hamba sebagai perwujudan ubudiyyah di hadapan Allah SWT, tanpa memandang dari hasil yang di dapatkan dari do’a tersebut.

Rosululloh SAW, bersabda :

الدعاء هو العبادة
"Do’a adalah ibadah”. Sedangkan istijabah adalah anugerah dan karunia dari Allah SWT, bukan hasil dari do’a.

Kesimpulannya, jalan yang wajib di tempuh oleh seorang muslim adalah menunjukkan bahwa dia butuh kepada Allah SWT di dalam setiap keadaan. Dan memperlihatkan hal itu dengan tawadlu’ dan rendah hati tanpa memandang hasil-hasil yang akan di peroleh, tetapi dia harus yakin bhwa dengan sifat rahmat dan ihsan-Nya akan mengabulkan do’a-do’anya.

Adapun hikmah diakhirkannya istijabah itu adalah melatih seseorang hamba untuk memahami makna yang terkandung di dalam ayat ادعوني استجب لكم , dan supaya mengerti bahwa isijabah itu bukanlah hal yang wajib ada ketika seseorang berdo’a, melainkan istijabah adalah murni anugerah Allah SWT. Sehingga do’a dan penantian istijabah dengan kesabaran dan tenang menjadi bagian dari ibadah. Bahkan bisa menjadi kunci dan ruh ibadah. Rasulullah SAW, bersabda :

انتظار الفرج عبادة
Menanti kelapangan adalah ibadah.

Penjelasan di atas adalah makna dari juz akhir yang terdapat di dalam hikmah ini yaitu :

وفي الوقت الذي يريد لا في الوقت الذي تريد
Allah akan mengabulkan do’a pada waktu yang dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau inginkan.



Pengajian Kitab Al Hikam oleh KH Muhammad Wafi Maimoen
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger