Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Selamat Jalan Ramadhan

Selamat Jalan Ramadhan

Sebentar lagi Ramadhan yang penuh berkah akan berlalu, dan sebagai orang yang ber-iman ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri; Mungkinkah kita akan bertemu kembali dengan Ramadhan tahun yang akan datang? Sebab bagaimanapun juga Ramadhan telah memberi kita banyak kesempatan dan pelajaran untuk lebih dekat dan mendekat kepada Tuhan;  Allah SWT, jika dibandingkan dengan hari-hari di bulan yang lain.

Suka tidak suka kita harus jujur pada diri sendiri, bahwa selama ini di dalam bulan Ramadhan kita selalu berusaha untuk bangun malam; ber-istighfar memohon ampunan Allah. Padahal di luar Ramadhan, hal yang demikian itu sangatlah sulit untuk kita lakukan. Kita lebih suka memilih tidur dan mendengkur dalam mimpi kehidupan yang kita bingkai sendiri.

Sementara itu di siang hari Ramadhan dalam keadaan haus dan lapar, kita juga berupaya untuk terus mengingat Allah dengan berbagai aktifitas ibadah yang kita lakukan. Sedangkan di bulan lain kita selalu lupa kepada-Nya dalam keadaan perut yang kenyang dan berusaha untuk meraih mimpi dengan berbagai macam aktifitas dan kesenangan.

Ramadhan juga telah mengajarkan kepada kita untuk lebih cepat membebas-kan diri dari kesibukan kerja dan usaha yang kita lakukan.  Sebab banyak di antara kita yang ingin cepat-cepat pulang ke rumah, agar bisa berkumpul bersama keluarga sambil menunggu waktu berbuka puasa. Setelah itu kitapun bergegas ke  masjid atau musholla untuk bergabung dengan saudara-saudara kita yang lain, melakukan sholat berjama’ah; Baik yang wajib maupun tarawih dan witirnya. Padahal di luar Ramadhan  kita tak pernah melakukan hal yang demikian. Kita cenderung menghabiskan waktu sehari suntuk, bahkan sampai larut malam untuk terus bekerja dan berusaha. Waktu yang tersedia untuk keluarga sangatlah sedikit. Apalagi untuk berjama’ah ke masjid, nyaris tak sempat kita lakukan.

Sebentar lagi Ramadhan  akan pergi meninggalkan kita, dan kita tak tahu apakah bisa bertemu lagi atau tidak lantaran rahasia umur adalah milik Allah semata. Jadi alangkah naifnya kita, jika usai Ramadhan tahun ini kita kembali melakukan hal yang sama dengan tahun lalu setelah ditinggalkan Ramadhan. Maka yang terbaik untuk kita lakukan adalah, jika kita terus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan atau paling tidak mempertahankan amalan-amalan atau ibadah yang telah kita lakukan selama Ramadhan tahun ini,  sambil bulan yang penuh berkah tersebut di tahun yang akan datang. Dan andaipun kita sempat bertemu lantaran  harus kembali kepada Allah sebelum tibanya Ramadhan tahun yang akan datang, maka tentulah kita tidak akan mengalami rugi besar, sebab kita masih punya modal yang telah berhasil kita raih dan kumpulkan di tahun ini.

Sebentar lagi Ramadhan tahun ini akan berlalu dari kehidupan kita dan akan menjadi saksi untuk kita; Apakah saksi yang memberatkan atau yang meringankan. Semuanya tergantung dari apa yang telah kita lakukan untuk-Nya, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya puasa dan Al-Quran akan memintakan syafaat bagi seorang hamba di Hari Kiamat nanti. Puasa berkata: “Wahai Tuhanku, aku telah mence-gahnya dari makan dan syahwat, maka berilah ia syafaat karenanya.” Al-Quran juga berkata: “Wahai Tuhanku, aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafaat.” Rasulullah SAW berkata: “Lalu keduanya memintakan syafaat.” ( Hadis riwayat Thabrani; Imam Ahmad dan al-Hakim r.a)

Namun demikian, tidak seharusnya kita hanya bergantung kepada Ramadhan, sebab Ramadhan hanyalah salah satu dari sekian banyak kasih sayang Allah ke-pada hamba-Nya. Sementara di bulan yang lain masih banyak kasih dan sayang Allah yang tersedia untuk kita raih dan nikmati. Oleh sebab itu hendaklah kita berupaya semaksimal mungkin dengan apa saja kebajikan dan amaliah yang bisa kita perbuat, agar kasih sayang Allah terus menerus mengalir dan tumpah kepada kita.

Sebentar lagi Ramadhan akan berlalu dan mati sebelum Allah kembali menghidupkannya pada tahun yang akan datang. Akan tetapi sebaliknya Allah tak pernah berlalu dan takkan pernah mati untuk kita. Oleh sebab itu jika kita menggantungkan amal ibadah kita semata-mata hanya lantaran Ramadhan, maka itu adalah tindakan keliru yang bisa membuat kita menjadi “syirik”. Sebab segala sesuatu-nya hanya bergantung kepada Allah sebagaimana yang dinyatakan-Nya:

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diper-anakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Q.S.Al-Ikhlas: 1-4)

Karenanya marilah kita menjadi seorang yang Rabbaniyyah dengan pemahaman: “Hidup senantiasa untuk Allah; berbuat hanya karena Allah dan meminta hanya kepada Allah.” Bukan menjadi seorang Ramadhaniyyah yang bermakna: “Orang yang senantiasa hidup hatinya dan berbuat kebajikan hanya di bulan Ramadhan.”

Biarlah Ramadhan tahun ini berlalu  dan kita ucapkan selamat jalan untuk bulan yang penuh berkah Allah tersebut.  Akan tetapi jangan ucapkan selamat jalan pada amal kebajikan yang terus menerus dapat kita lakukan. Biarlah ia akan berhenti dengan sendirinya ketika Allah telah menutup kesempatan dan menutup waktu kita untuk berbuat amal kebajikan dengan kematian yang datang menjemput, apabila sudah tiba masanya untuk itu.



KH. Bahtiar Ahmad
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger