Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ancaman Siksa Api Neraka

Ancaman Siksa Api Neraka

Di samping itu, barangsiapa berani maksiat, melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, maka dengarkan baik-baik firman Allah : “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan.” (Qs. Al Nisa` [04]: 14).

Sebagai tamsil, jika kita masuk ke kebun binatang kemudian di situ ada pagar pembatas yang membatasi antara kita dengan kandang singa, kita tidak berani mendekatinya karena khawatir menjadi santapan lezat bagi singa tersebut. Anehnya, mengapa batas-batas yang telah digariskan oleh Allah, masih saja didekati bahkan diterjang. Tidakkah muncul perasaan takut masuk ke dalam neraka-Nya, menghadapi beragam siksa yang maha pedih di dalamnya. Kita takut kepada singa tapi kebencian, laknat, dan kemarahan Allah tidak kita khawatiri. Simaklah sebagian kecil penuturan Al Qur`an tentang keadaan penghuni neraka:

وَإِنْ يَسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمآءٍ كَالمُهْلِ يَشْوِي الوُجُوْهَ، بِئْسَ الشَّرَابُ وَسآءَتْ مُرْتَفَقاً.

“Dan jika meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istrirahat yang paling  jelek” (Qs. Al Kahfi [18]: 29).

Sungguh teramat mengerikan untuk membayangkan neraka. Neraka adalah jurang yang sangat dalam; berdindingkan batu bara; api berwarna hitam yang menjilat-jilat. Semua jenis warna api di dunia ini berasal dari api akhirat. Pembentukannya melalui beberapa proses “penyaringan”. Api neraka dicelupkan ke dalam air sebanyak tujuh puluh kali, barulah menjadi api dunia. Itu pun masih bisa membakar baja. Bisa kita bayangkan bagaimana panasnya. Sekali berada di dalamnya, seseorang akan berada di sana selama-lamanya.

Alangkah malang dan hinanya nasib seseorang yang masuk ke dalamnya. Ia menjerit-jerit, “HAUS…HAUS..HAUS..”. Dia mohon kepada Allah agar diberi keringanan, “Jika meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka.” Ia akan diberi minum dengan air seperti timah yang dipanaskan. Sekali meneguknya, lelehnya semua wajahnya. Alih-alih meminum timah, terkena saja bisa dibayangkan rasa sakit yang mendera. Keadaan ini berlangsung terus-menerus tiada berhenti sejenak pun. Hal itu terjadi akibat kelalaian seseorang dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia telah berani dan lancang melanggar ajaran Nabi Muhammad serta batas-batas syariat Islam. Ganjaran setimpalnya adalah mendekam di “hotel” api neraka untuk selama-selamanya.

Diceritakan, seandainya penghuni neraka diberi kabar bahwa jika dunia ini menjadi keranjang yang diisi dengan biji-biji jagung, satu biji dimasukkan ke dalam keranjang untuk setiap satu tahunnya sebagai penanda hukuman yang telah dijalaninya di dalamnya, niscaya penduduk neraka akan bersorak-sorai karena masih mempunyai harapan untuk keluar dari siksa neraka. Sayangnya, janji ini tidak pernah dijumpai kapan pun. Mereka justru kekal abadi. Sama sekali tidak ada kesempatan untuk keluar sehingga mereka menjadi orang yang putus asa, berada dalam keadaan sakit yang menyiksa.

Duhai betapa hina keadaan mereka. Perhatikanlah keadaan di sekitar kita. Lihatlah orang yang berada dalam keadaan sakit parah. Penyakit ganas menggrogoti tubuhnya. Dia tidak punya biaya berobat. Untuk makan sehari-hari saja sulitnya setengah mati. Menjadi pengemis akhirnya menjadi pilihan baginya. Berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya. Betapa naïf dan hinanya ibarat pepatah “sudah jatuh tertimpa tangga.” Namun ketahuilah, penduduk neraka lebih hina dan celaka daripada itu.  Oleh karena itu, jangan coba-coba untuk berani melanggar hukum-hukum Allah. Siapa kita yang berani maksiat kepada-Nya.

Sebagai kesimpulan, sesungguhnya Allah tidak pernah membutuhkan ibadah dan dzikir kita. Justru kitalah yang beribadah kepada-Nya dan hanya untuk-Nyas yang haus akan guyuran Rahmat-Nya. Saat kita bersujud, kita mendulang samudera Ampunan-Nya. Sekaranglah waktu untuk bertaubat. Niatkan sisa usia kita untuk meningkatkan ibadah kepada Allah. Jangan ada lagi keinginan yang melintas di dalam kalbu untuk bermaksiat agar kita selamat dunia dan akhirat.



Forsan Salaf
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger