Semua dari para nabi dan rasul ingin
bersama dengan kelompok para shalihin, sebagaimana doa nabi Ibrahim AS, firman
Allah subhanahu wata’ala dalam surat As Syu'araa :
رَبِّ
هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
( الشعراء : 83 )
“ Ya
Allah, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan
orang-orang yang shalih”. ( QS. As Syu’araa : 83 )
Dalam surat yang sama Allah
subhanahu wata’ala berfirman :
يَوْمَ
لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
( الشعراء : 88-89 )
"
(yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang
yang menghadap Allah dengan hati yang bersih “ ( QS. As Syu’araa : 88 – 89 )
Nabi Ibrahim AS tidak memohon untuk
dijadikan sebagai orang shalih, namun meminta untuk dipertemukan dengan para
shalihin karena beliau merasa sangat jauh dengan mereka, seakan-akan orang yang
tertinggal dan berpisah dengan rombongannya dan ingin dipertemukan dengan
menyusul mereka. Demikianlah doa nabiyullah Ibrahim AS Abu Al Anbiyaa, beliau
digelari demikian karena banyak keturunannya dari bani Israil yang menjadi
nabi.
Kemudian nabi Ibrahim juga memohon kepada Allah untuk diselamatkan di
hari dimana tidak ada lagi gunanya harta dan keluarga, kecuali yang datang
menghadap Allah dengan hati yang baik dan indah, hati yang indah adalah hati
yang penuh cinta kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, hati
yang dipenuhi dengan cinta kepada Rasulullah itulah hati yang akan dituangi
cinta kepada Allah subhanahu wata'ala, semoga Allah menjadikan kita diantara
mereka. Jika kita tidak mampu untuk mencapai derajat itu namun kita telah
mendengarnya, maka semoga Allah tidak mewafatkan kita kecuali kita telah
mencapai derajat itu, amin.
Sungguh Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam adalah orang yang paling ingin agar kita selamat, maka
ummatnya ditolong di dunia, di alam barzakh, dan di hari kiamat. Pertolongan
rasulullah ketika hari kiamat, hal itu sudah sangat sering kita bahas di
majelis-majelis dan dimana-mana.
Adapun pertolongan Rasulullah di barzakh
sebagaimana dalam riwayat Shahih Muslim Ketika Rasulullah bertanya tentang
seorang wanita yang dalam kebiasaannya selalu menyapu masjid, dan ketika itu
tidak lagi pernah kelihatan dan ternyata wanita itu wafat, maka Rasulullah
marah dan berkata kepada para sahabat : " mengapa kalian tidak
memberi tahu aku ", maka sahabat menjawab : " Wahai
Rasulullah disaat itu kami menguburkannya sudah larut malam ,dan kami tidak
ingin mengganggumu dengan membangunkanmu ", Rasulullah berkata : "
Tunjukkan aku kuburnya ", kemudian sahabat mengantar beliau ke
kuburan wanita itu lalu Rasulullah melakukan shalat ghaib di depan kuburnya
bersama para sahabat, maka setelah selesai melakukan shalat Rasulullah berkata
: " Perkuburan disini penuh dengen kegelapan, namun Allah menerangi
kubur mereka semua karena aku menshalati mereka".
Maka syafaat
Rasulullah juga terdapat di alam kubur sebagaimana riwayat Shahih Muslim. Dan
syafaat beliau shallallahu 'alaihi wasallam juga untuk para pendosa di dunia,
sebagaimana riwayat Shahih Muslim ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah hijrah ke Madinah maka ada dua orang sahabat ingin menyusul
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk Hijrah dari Makkah, di tengah
perjalanan salah seorang teman itu sakit parah, karena tidak bisa lagi menahan
sakitnya maka ia mengambil pisau dan memotong urat nadinya.
Hal ini merupakan
dosa besar karena telah melakukan bunuh diri, setelah dimakamkan temannya
melanjutkan perjalanannya, dan di tengah perjalanan ia bermimpi bertemu
temannya yang telah wafat kemudian ia berkata : " bagaimana
keadaanmu?, kini aku melanjutkan perjalananku seorang diri menuju ke Madinah
untuk berjumpa Rasulullah", maka temannya yang telah wafat
menjawab : "Aku telah diampuni oleh Allah karena aku ingin hijrah
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun tangan yang aku gunakan
untuk memotong urat nadiku ini tidak diampuni oleh Allah", maka
setelah bangun tidur ia melanjutkan perjalanan ke Madinah dan sesampainya di
Madinah ia bercerita kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang
mimpi itu.
Dalam ilmu hadits jika sudah diceritakan maka bukan lagi termasuk
mimpi, bahkan setelah diceritakan kepada Rasulullah, beliau pun telah
membenarkannya, kemudian Rasulullah berdoa berkali-kali : " Wahai
Allah ampunilah tangannya". Demikianlah akhlak nabi kita Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda :
صَلُّوْا
كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ
"Shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat "
Kita tidak melihat langsung shalatnya
Rasulullah, tetapi kita mempunyai guru dan sanad, namun tidak semua orang bisa
melihat atau mengikuti guru-guru mereka secara mutlak, karena terkadang kita
hanya mengikutinya saja dan ternyata guru kita lagi kurang sehat, misalnya diantara
kita ada yang berkata : "guru saya kalau shalat duduk tahiyyat nya
kok berbeda dengan yang lain, maka lebih baik saya mengikuti guru saya
saja", tidak demikian namun harus kita tanyakan terlebih dahulu
mungkin saja beliau pernah kecelakaan sehingga cara duduk nya berbeda dengan
yang lain, maka jangan terburu-buru mentaqlid tanpa ilmu tapi tanyakanlah
terlebih dahulu kepada guru kita.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar