Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam bersabda, ‘Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur
kenikmatan.’ Yakni kematian.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
biasa berziarah di tengah gelap dan keheningan malam, untuk mengasah
qalbunya dan menanamkan sedalam-dalamnya keimanan kepada Allah ‘Azza wa
Jalla di dalam dada. Bagaimana dengan kita, yang terbiasa dengan
gemerlap dan hiruk-pikuknya kehidupan duniawi? Berikut pesan-pesan
beliau yang semoga dapat dipetik dalam kehidupan kita.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
‘Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kenikmatan.’ Yakni
kematian.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi).
Hadits ini diriwayatkan At-Tirmidzi dalam kitab Zuhud bab Mengingat Mati. Pada hadits yang redaksinya tergolong singkat namun padat makna
ini, Rasululullah SAW menyuruh umatnya, baik yang dalam kondisi sehat
maupun yang tengah dirundung sakit, untuk mengingat mati, dengan hati
maupun lisan. Bahkan beliau memerintahkan untuk mempertinggi dan
memperbanyak intensitas ingatan akan kematian ini dalam kondisi apa pun
hingga senantiasa hadir di pelupuk mata, karena hal itu dapat
mencegah berbuat maksiat dan mendorong untuk berbuat taat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Buraidah Radhiyallahu ‘Anhu,
ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Dulu aku
pernah melarang kalian menziarahi kubur, tetapi sekarang berziarahlah
kalian’.” Dalam riwayat yang lain, “Siapa yang ingin berziarah kubur,
maka ziarahlah. Karena berziarah itu mengingatkan kita akan akhirat.”
(Diriwayatkan oleh Muslim).
Hadits ini diriwayatkan Muslim dalam kitab Jenazah bab Permohonan Izin Rasulullah SAW kepada Allah Azza wa Jalla untuk Menziarahi Kubur Ibunya. Hadits ini sangat termasyhur sebagai dalil disyari’atkannya ziarah
kubur. Para ulama sepakat tentang bolehnya bagi setiap laki-laki,
khususnya untuk menunaikan hak terhadap orangtua maupun saudara yang
telah tiada, apalagi di dalam ibadah ini terdapat hikmah mengingat
negeri akhirat, mengasah bathin, dan memperhalus hati, sebagaimana
banyak disebutkan dalam beberapa hadits lainnya. Adapun bagi kaum
perempuan, hukumnya makruh. Diharamkan atas mereka berziarah jika
ziarah mereka diiringi perbuatan yang melanggar syari’at, seperti
dikhawatirkan timbulnya fitnah dan tangisan yang tak terkendali. Jika
tidak seperti itu, dibolehkan, namun makruh.
Berkenaan dengan hadits ini pula, disunnahkan berziarah ke makam
Nabi Muhammad SAW dan makam para sahabat utamanya, setelah berziarah
dan shalat di Masjid Nabawi di Madinah, dengan membaca doa-doa yang ma’tsur (yang berasal dari Rasulullah) dan memperbanyak membaca shalawat.
Hadits ini juga menggambarkan adanya nasakh (menghapus
hukum yang lama) dalam syari’at Islam. Semula Rasulullah SAW
mengharamkan ziarah karena ada faktor animisme yang kuat dari masa
Jahiliyah, terutama yang menyangkut kubur, sehingga ada di antara
mereka yang melakukan penyembahan, meratap, dan sebagainya, yang
diharamkan ajaran Islam. Kemudian pengharaman ini dinasakh beliau
setelah menguatnya aqidah umat Islam dan semakin mantapnya dasar-dasar
keislaman mereka.
Setiap muslim hendaknya ingat bahwa dirinya akan mengalami kematian,
baik cepat maupun lambat. Lalu ia merenunginya, gerangan bekal apa
yang akan dibawanya saat kematian itu tiba. Sayyidina Umar Radhiyallahu
‘Anhu pernah dinasihati Nabi SAW, “Cukuplah kematian menjadi juru
nasihat bagimu, wahai Umar.”
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam setiap giliran bermalam
bersamanya (bersama Aisyah RA), di akhir malam beliau keluar menuju
Pemakaman Baqi, lalu berdoa, “Salam sejahtera semoga tercurah atas
kalian, penghuni negeri kaum yang beriman. Semoga datang kebaikan yang
dijanjikan bagi kalian pada esok hari yang telah ditentukan-Nya. Dan
kami dengan kehendak Allah akan menyusul kalian. Ya Allah, ampunilah
para penghuni Makam Baqi Al-Gharqad.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Hadits ini diriwayatkan Muslim dalam kitab Jenazah bab Bacaan yang Diucapkan ketika Masuk ke Pemakaman dan Doa bagi Penghuninya. Makam Baqi adalah makam yang sangat dikenal di Madinah. Di pemakaman
ini terdapat makam keluarga Rasulullah, seperti Sayyidah Khadijah
Radhiyallahu ‘Anha, dan makam para sahabat, tabi‘in, serta ulama-ulama
besar yang wafat di Madinah. Baqi‘ sendiri artinya tempat yang luas.
Sedangkan Gharqad, julukan pemakaman Baqi’, adalah sejenis tumbuhan
berduri yang tumbuh di Pemakaman Baqi‘, sehingga kata “Gharqad” lekat
dengan nama Baqi’.
Rasulullah SAW memiliki kebiasaan berziarah, yang sering kali waktu
berziarahnya dilakukan di malam hari yang gelap dan sepi, untuk
merenung dan mengisi relung bathinnya dalam kedekatan kepada Sang
Pemilik kehidupan dan kematian, Allah ‘Azza wa Jalla.
Hadits ini menunjukkan bolehnya berziarah kubur di tengah malam dan mengucapkan salam serta mendoakan para penghuni kubur.
Dari Buraidah Radhiyallahu ‘Anhu,
ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan para
sahabat, jika mereka hendak berziarah ke pemakaman, perkataan doa, ‘As-salâmu
‘alaykum ahlad-diyâr minal-mu’minîna wal-muslimîn, wa innâ insya Allahu
bikum lâhiqûn, as-alullâha lanâ walakumul-‘âfiyah (Semoga
keselamatan dan kesejahteraan terlimpah bagi kalian, wahai penduduk
negeri kaum mukminin dan muslimin. Dan sesungguhnya dengan kehendak
Allah kami pasti akan menyusul kalian. Saya bermohon kepada Allah agar
melimpahkan keselamatan bagi kami dan kalian)’.” (Diriwayatkan oleh Muslim).
Hadits ini diriwayatkan Muslim dalam kitab Jenazah bab Bacaan yang Diucapkan ketika Masuk ke Pemakaman dan Doa bagi Penghuninya. Sebagaimana beliau mempraktekkan ibadah ziarah pada dirinya sendiri,
Rasulullah SAW juga mengajarkan doa-doa yang diucapkan ketika seseorang
berziarah. Karena itu, sangat dianjurkan untuk mendoakan orang-orang
yang telah wafat seraya mengkhususkan doa bagi orang yang beriman atau
yang dikenal keistiqamahannya dalam ibadah semasa hidup, seperti ulama
dan awliya‘. Hadits ini juga menjadi petunjuk yang jelas dan nyata
bahwa orang-orang yang telah wafat mendapatkan manfaat dari doa yang
disampaikan orang-orang yang masih hidup untuk mereka.
Dari berbagai redaksi Hadis (Alkisah)
Posting Komentar