حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ، عَنْ نَافِعٍ، قَالَ:
كَانَ ابْنُ عُمَرَ يُطِيلُ الصَّلَاةَ قَبْلَ الْجُمُعَةِ، وَيُصَلِّي بَعْدَهَا
رَكْعَتَيْنِ فِي
بَيْتِهِ، وَيُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ
بَيْتِهِ، وَيُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ
Menceritakan kepada kami
Musaddad (bin Musarhad), menceritakan kepada kami Isma’il (ibnu Ibrahim),
mengabarkan kepada kami Ayyub, dari Nafi’, berkata: Senantiasa ibnu Umar
memanjangkan sholat sebelum sholat Jum’at, dan sholat setelahnya dua raka’at di
rumahnya. Dan dia menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam
senantiasa mengerjakan demikian. (Sunan Abi Dawud no. 1128, Shahih ibnu Hibban
no. 2476, Sunan al-Kubra al-Bayhaqi no.5943).
Mungkin sebagian orang mengira
bahwa yang dilakukan adalah sunnah muthlaq. Tidak demikian, karena dalam hadits
ini ada kata-kata “wa yushalli ba’daha” (dan shalat setelahnya), menunjukkan
bahwa yang dimaksud adalah sholat rawatib. Maka yang dimaksud “sebelum Jum’ah”
adalah qabliyah Jum’at. Wallahu a’lam.
Dalam kitab Shahih al-Bukhari
no. 885 diriwayatkan:
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَ
الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ وَبَعْدَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ وَكَانَ
لَا يُصَلِّي بَعْدَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ
Telah menceritakan kepada kami
‘Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi’
dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa
melaksanakan dua rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat
setelah Maghrib di rumahnya, dan dua rakaat sesudah Isya. Dan beliau tidak
mengerjakan shalat setelah Jum’at hingga beliau pulang, lalu shalat dua
rakaat.”
Hadits ini juga diriwayatkan
dalam Sunan Abi Dawud no. 1252, Sunan an-Nasa`i no.873, Muwatha` Imam Malik
no.551. Dalam Shahih Bukhari, hadits ini diletakkan dalam kitab Jum’at bab
Shalat Setelah Jum’at dan Sebelumnya.
Menunjukkan bahwa Nabi senantiasa shalat
Qabliyah Zhuhur, termasuk pada hari Jum’at. Pada hari Jum’at, tentunya Nabi
mengganti Qabliyah Zhuhur dengan Qabliyah Jum’at. Dan inilah yang dilakukan
oleh Sayyidina Abdullah bin Umar bin Khaththab. Wallahu a’lam.
Artikel Islami @wordpress
Posting Komentar