Seseorang berkata kepada al-Fudhail bin 'Iyadh, “Bagaimana
keadaanmu pagi ini wahai Abu ‘Ali?” Beliau adalah orang yang tidak senang
dengan ungkapan: “Bagaimana keadaanmu pagi ini?” atau “Bagaimana keadaanmu sore
ini?” Lalu beliau menjawab, “Dalam keadaan sehat.” Lalu orang tadi bertanya,
“Bagaimana keadaanmu?” Beliau berkata, “Keadaan mana yang engkau tanyakan?
Keadaan dunia atau akhirat?” Jika engkau menanyakan keadaan dunia, maka
sesungguhnya dunia telah berpaling dan pergi.
Dan jika engkau bertanya tentang
keadaan akhirat, maka aku sebagaimana engkau melihat orang yang banyak
melakukan perbuatan dosa, amalnya lemah, umurnya sudah punah, tidak
mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan hari Akhir, tidak takut akan
kematian, tidak menghias diri untuk menghadapi kematian, akan tetapi hanya
menghias diri untuk dunia.”
Kebanyakan dari kita sebagaimana digambarkan oleh ‘Auf bin ‘Abdillah ketika
beliau ditanya, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menyempatkan
kehidupannya untuk dunia dengan sisa hidupnya untuk akhirat, sedangkan kalian
menyempatkan kehidupan kalian untuk akhirat dengan sisa hidup kalian untuk
dunia.”
Dan yang kita lihat sekarang ini berupa pengorbanan waktu,
kemampuan, pemberian, dan penelitian hanya untuk dunia, maka kita dapatkan
sungguh menakjubka. Bahkan sebagian dari mereka jika akan membeli sebuah
kebutuhan yang sangat sederhana, akan menyibukkan dirinya untuk memikirkannya
selama beberapa hari, dia telah membuang waktunya yang sangat berharga. Akan
tetapi jika engkau melihatnya di dalam masjid, maka engkau akan melihat orang
tersebut melakukan shalat, seperti ayam yang sedang makan, dia sama sekali tidak
memperhatikan sujud maupun ruku’nya, bahkan dia mendahului imam, tidak
melakukannya dengan khusyu’, dan tidak pernah terlihat di mukanya bekas air
mata.
Kebanyakan dari manusia mabuk dengan urusan dunia dan tidak sedikit pun hatinya
tergerak ketika kesempatan melakukan kebaikan hilang dari dirinya, atau ketika
kesempatan yang penuh dengan pengabulan do’a dari Allah tiba, maka engkau akan
melihatnya dalam keadaan lalai dan bermain-main, mengumpulkan lalu membuangnya,
menambahnya lalu dikurangi dari dirinya, seolah-olah hari-hari yang telah
berlalu akan kembali atau bulan-bulan yang telah pergi akan ditemuinya lagi?!
Bandar berbicara tentang Yahya bin Sa’id dengan ungkapannya, “Aku ikut
bersamanya selama dua puluh tahun dan aku sama sekali tidak pernah mendapatinya
bermaksiat kepada Allah.”
Bersabarlah dalam menghadapi pedihnya perjalanan,
ibadah di waktu malam, sore dan pagi.
Janganlah engkau merasa gelisah dan jangan pula merasakan lemah di dalam
mencarinya,
karena kegalauan ada di antara gelisah dan putus asa.
Aku menyaksikan pengalaman di setiap hari,
bahwa kesabaran memiliki akibat yang terpuji.
Sedikit sekali orang yang giat mencari dengan disertai,
kesabaran kecuali dia akan berbahagia dengan kemenangan.
Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata, “Wahai manusia engkau mencari dunia
dengan sungguh-sungguh, dan engkau mencari akhirat dengan usaha orang yang
tidak membutuhkannya. Padahal dunia sudah mencukupimu walaupun engkau tidak
mencarinya. Dan akhirat hanya didapatkan dengan usaha yang sungguh-sungguh
dalam mencarinya, maka fahamilah keadaanmu!”
FP Serial Obat Hati
Posting Komentar