Diantara tanda lulus, berhasil
mencapai tujuan di akhir perjuangan
adalah kembali kepada Allah SWT di
awal perjalanan
Sebagaimana diketahui bersama, bahwa
kita diharuskan mengenal Allah SWT, tidak ada Tuhan yang wajib disembah
melainkan Dia, Dialah Tuhan Yang menciptakan kita. Sebagaimana firman Allah :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلا
اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ
يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya
tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (QS Muhammad 19)
Lalu masalahnya “Apakah tanda
keberhasilan mengenal Allah itu ??”
Diantara tanda lulus, berhasil
mencapai tujuan di akhir perjuangan mengenal Allah adalah kembali yaitu taat
serta patuh kepada Allah SWT di awal perjalanannya. Umumnya awal perjalanan
seorang muriid (seorang menelusuri jalan mengenal Allah) adalah karena
kian bertambah hubungannya dengan Allah.
Muriid itu memiliki awal dan akhir dalam perjalan, awal perjalanannya adalah pada saat mulai menelusuri jalan mengenal Allah dan akhir perjalanannya adalah pada saat sampai terhubung mengenal Allah. Terhubung kepada Allah adalah sumber segala kebahagiaan.
Muriid itu memiliki awal dan akhir dalam perjalan, awal perjalanannya adalah pada saat mulai menelusuri jalan mengenal Allah dan akhir perjalanannya adalah pada saat sampai terhubung mengenal Allah. Terhubung kepada Allah adalah sumber segala kebahagiaan.
Oleh karenanya apabila di awal perjalannya
kembali dengan baik kepada Allah, bertawakal dan mengaharap pertolongan Allah
agar mencapai terhubung dengan mengenal Allah, bukan bersandar pada amalnya
sendiri, maka dia akan bahagia dan berhasil mencapai tujuan di akhir
perjalanannya. Sebaliknya, apabila dia tidak baik di awal perjalannya, selalu
bersandar pada hasil usahanya sendiri maka dia akan terputus dari perjalannya
dan terpental kepada sesuatu yang menimpa dirinya.
Sebagian ahli makrifat berkata ;
مَنْ ظَنَّ أَنَّهُ يَصِلُ إِلىَ
اللهِ بَغَيْرِ اللهِ قَطَعَ بِهِ وَمَنْ اسْتَعَنَ عَلَى عِباَدَةِ اللهِ
بِنَفْسِهِ وُكِلَ إِلىَ نَفْسِهِ
“Barang siapa menduga bahwa dia akan terhubung makrifat
kepada Allah tanpa peran Allah, maka dia terputus. Dan Barang siapa mengharap
pertolongan atas ibadahnya sendiri kepada Allah, maka dia di wakilkan pada hawa
nafsunya.”
Barang siapa bersinar di awal
perjalannya yaitu mengisi awal perjalan dengan berbagai macam amal ibadah dan
menjadikannya rutinitas dan tetap teguh, istiqomah seperti itu maka ia akan
bersinar pula di akhir perjalanannya. Hal ini terjadi disebabkan dirinya
tersinari banyak cahaya makrifat dan secara sempurna hilangnya noda hawa nafsu
yang melekat antara dirinya dengan Allah SWT.
Sebaliknya, apabila di awal
perjalannya tidak di isi dengan berbagai macam amal ibadah, maka di akhir
perjalananya sedikitpun tidak akan ada sinar makrifat.
Oleh karena itu barang siapa kurang
bersungguh-sungguh di awal perjalanan maka di akhir perjalanannya tidak akan
mendapatkan cahaya apa-apa. Meskipun apabila dia dipastikan mendapat cahaya
maka cahaya itu bersinar lemah di banding cahaya yang lainnya.
Ust. Ahmad Daerobiy
Posting Komentar