Orang
sekarang, apalagi media mereka lebih banyak meliput musibah saja tidak
mau meliput anugerah, musibah terus diliput, mati di sumur saja diliput,
majelis yang hadir ratusan ribu pemuda muslimin muslimat berzikir tidak ada
media yang mau meliput kecuali satu dua detik saja.
Jadi
manusia setiap hari di televisi hanya melihat musibah saja, kapan adanya
anugerah Allah. Inilah cara musuh-musuh Islam menghancurkan cinta iman kepada
Allah. Kalau kita lihat satu tempat terkena musibah, berapa lama tempat itu
terkena musibah, berapa lama dalam rahmat Allah, berapa tempat di muka bumi
yang terkena musibah, berapa tempat yang tidak terkena musibah, berapa banyak
pendosa yang terkena musibah dan berapa banyak pendosa yang tidak terkena
musibah, berapa banyak orang mukmin yang terkena musibah, berapa banyak mukmin
yang tidak terkena musibah, tentunya Khazaain (anugerah) lebih banyak daripada
fitnahnya (musibahnya), anugerah lebih banyak daripada cobaannya.
Kehidupan
kita sepanjang lahir hingga wafat kenikmatan tidak pernah putus. Kenikmatan
mendengar, barangkali tiba-tiba sakit pendengaran tapi kenikmatan melihat
terus, barangkali ia sakit tidak bisa melihat, tapi kenikmatan lainnya akan
berjalan selalu, demikian kenikmatan bergerak, karena sakit jika tidak bisa
bergerak, tapi tetap kenikmatan iman tidak di cabut darinya, dia non muslim
jauh daripada kelembutan Allah Yang Abadi tapi tetap tidak Allah tutup
kemungkinan dia masuk ke dalam Islam dan mendapat keluhuran yang abadi.
Kenikmatan terus berlanjut dan tiada akan pernah terhenti.
Dan Rasul SAW
bersabda tiada yang lebih sabar dari Allah, didustakan dan di fitnah
namun Allah SWT tetap memberikan rizki, (shahih Bukhari) didustakan
dikatakan mempunyai anak, dikatakan banyak tuhan-tuhan yang lain, Allah
didustakan dan difitnah tapi Allah tetap memberi, inilah Allah SWT Yang Maha
Penyabar.
Beruntung
mereka yang memahami betapa indahnya Allah, dan betapa ruginya mereka yang
selalu menghindar dari Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Maka dalam setiap
malam itu, Rasul SAW ingin membangunkan orang untuk shalat tahajjud supaya
tidak terjadi hal-hal yang buruk di hari esok, karena ia bangun di saat itu
dengan doa dan munajat, Allah akan jauhkan daripada musibah karena saat-saat
sepertiga malam itu Allah sedang menentukan anugerah-anugerah yang akan
diturunkan, mungkin kenikmatan hari esok yang sudah ditentukan untukmu
dikalikan dan diperbesar, mungkin musibah hari esok yang akan terjadi
disingkirkan oleh Allah dan digantikan yang lebih kecil atau digantikan dengan
kebahagiaan, itulah Sang Maha Pengatur yang selalu mengatur dengan
kelembutannya كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ “
dan setiap hari Allah itu selalu mengatur dan mengatur”. (QS
Arrahman 29).
Oleh
sebab itu Sayyidina Abdullah bin Umar RA ketika ia masih kecil, ia melihat para
shahabat ketika mempunyai mimpi-mimpi mereka cerita kepada Rasul SAW, demikian
dalam riwayat Shahih Al Bukhari.
Berkata Sayyidina Abdullah bin Umar “ Duh,
aku juga ingin mimpi yang indah-indah “. Ini menjadi
pelajaran untuk kita, mimpi bukan suatu tujuan, tujuan hidup kita melihat apa
yang terjadi pada Sayyidina Abdullah bin Umar RA, yang berkata kalau aku banyak
beribadah pasti aku dapat banyak mimpi, aku pasti orang shaleh kalau dapat
mimpi, maka ia pun banyak beribadah, dan dapat mimpi menjadi mulia. Datang
kepada Rasul dan bercerita, Ya Rasulallah mimpiku seperti ini, maka Rasulullah SAW
berkata :
عَبْدُ اللهِ رَجُلٌ صَالِحٌ لَوْ كَانَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ
“Abdullah tergolong hamba yang shaleh kalau ia bangun malam “. (shahih
Bukhari).
Bukan masalah mimpimu, mimpi tidak mimpi kau termasuk orang yang
shaleh kalau seandainya banyak shalat malam. Sejak itu Abdullah bin Umar
memperbanyak shalat malamnya hampir sepanjang malam, demikianlah riwayat Shahih
Al Bukhari menunjukkan jangan terlalu kita merujuk kepada mimpi, karena yang
penting adalah hubungan jiwa dan ruh kita kepada Allah SWT . Seorang hamba
Allah itu termasuk dari kelompok orang yang shaleh kalau ia banyak melakukan
shalat malam. Semoga Allah SWT menghalalkan dan memberikan kemudahan bagi kita
untuk mencapai kemuliaan qiyamul lail.
Habib
Munzir Al Musawwa
Posting Komentar