Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Anugerah Jauh Lebih Banyak Dari Musibah (2)

Anugerah Jauh Lebih Banyak Dari Musibah (2)

Orang sekarang, apalagi media mereka lebih banyak meliput musibah saja tidak mau meliput anugerah, musibah terus diliput, mati di sumur saja diliput, majelis yang hadir ratusan ribu pemuda muslimin muslimat berzikir tidak ada media yang mau meliput kecuali satu dua detik saja.

Jadi manusia setiap hari di televisi hanya melihat musibah saja, kapan adanya anugerah Allah. Inilah cara musuh-musuh Islam menghancurkan cinta iman kepada Allah. Kalau kita lihat satu tempat terkena musibah, berapa lama tempat itu terkena musibah, berapa lama dalam rahmat Allah, berapa tempat di muka bumi yang terkena musibah, berapa tempat yang tidak terkena musibah, berapa banyak pendosa yang terkena musibah dan berapa banyak pendosa yang tidak terkena musibah, berapa banyak orang mukmin yang terkena musibah, berapa banyak mukmin yang tidak terkena musibah, tentunya Khazaain (anugerah) lebih banyak daripada fitnahnya (musibahnya), anugerah lebih banyak daripada cobaannya. 

Kehidupan kita sepanjang lahir hingga wafat kenikmatan tidak pernah putus. Kenikmatan mendengar, barangkali tiba-tiba sakit pendengaran tapi kenikmatan melihat terus, barangkali ia sakit tidak bisa melihat, tapi kenikmatan lainnya akan berjalan selalu, demikian kenikmatan bergerak, karena sakit jika tidak bisa bergerak, tapi tetap kenikmatan iman tidak di cabut darinya, dia non muslim jauh daripada kelembutan Allah Yang Abadi tapi tetap tidak Allah tutup kemungkinan dia masuk ke dalam Islam dan mendapat keluhuran yang abadi. Kenikmatan terus berlanjut dan tiada akan pernah terhenti. 

Dan Rasul SAW bersabda tiada yang lebih sabar dari Allah, didustakan dan di fitnah namun Allah SWT tetap memberikan rizki, (shahih Bukhari) didustakan dikatakan mempunyai anak, dikatakan banyak tuhan-tuhan yang lain, Allah didustakan dan difitnah tapi Allah tetap memberi, inilah Allah SWT Yang Maha Penyabar.

Beruntung mereka yang memahami betapa indahnya Allah, dan betapa ruginya mereka yang selalu menghindar dari Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Maka dalam setiap malam itu, Rasul SAW ingin membangunkan orang untuk shalat tahajjud supaya tidak terjadi hal-hal yang buruk di hari esok, karena ia bangun di saat itu dengan doa dan munajat, Allah akan jauhkan daripada musibah karena saat-saat sepertiga malam itu Allah sedang menentukan anugerah-anugerah yang akan diturunkan, mungkin kenikmatan hari esok yang sudah ditentukan untukmu dikalikan dan diperbesar, mungkin musibah hari esok yang akan terjadi disingkirkan oleh Allah dan digantikan yang lebih kecil atau digantikan dengan kebahagiaan, itulah Sang Maha Pengatur yang selalu mengatur dengan kelembutannya كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ “ dan setiap hari Allah itu selalu mengatur dan mengatur”. (QS Arrahman 29).

Oleh sebab itu Sayyidina Abdullah bin Umar RA ketika ia masih kecil, ia melihat para shahabat ketika mempunyai mimpi-mimpi mereka cerita kepada Rasul SAW, demikian dalam riwayat Shahih Al Bukhari. 

Berkata Sayyidina Abdullah bin Umar “ Duh, aku juga ingin mimpi yang indah-indah “. Ini menjadi pelajaran untuk kita, mimpi bukan suatu tujuan, tujuan hidup kita melihat apa yang terjadi pada Sayyidina Abdullah bin Umar RA, yang berkata kalau aku banyak beribadah pasti aku dapat banyak mimpi, aku pasti orang shaleh kalau dapat mimpi, maka ia pun banyak beribadah, dan dapat mimpi menjadi mulia. Datang kepada Rasul dan bercerita, Ya Rasulallah mimpiku seperti ini, maka Rasulullah SAW berkata :

عَبْدُ اللهِ رَجُلٌ صَالِحٌ لَوْ كَانَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ

“Abdullah tergolong hamba yang shaleh kalau ia bangun malam “. (shahih Bukhari).

Bukan masalah mimpimu, mimpi tidak mimpi kau termasuk orang yang shaleh kalau seandainya banyak shalat malam. Sejak itu Abdullah bin Umar memperbanyak shalat malamnya hampir sepanjang malam, demikianlah riwayat Shahih Al Bukhari menunjukkan jangan terlalu kita merujuk kepada mimpi, karena yang penting adalah hubungan jiwa dan ruh kita kepada Allah SWT . Seorang hamba Allah itu termasuk dari kelompok orang yang shaleh kalau ia banyak melakukan shalat malam. Semoga Allah SWT menghalalkan dan memberikan kemudahan bagi kita untuk mencapai kemuliaan qiyamul lail.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger