Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Ketenangan dan Kekacauan (2)

Ketenangan dan Kekacauan (2)

Kehidupan di muka bumi yang semula tenang dan menyenangkan, bisa saja secara tiba-tiba menjadi begitu kacau, menakutkan dan mengakibatkan trauma yang sangat dalam serta penderitaan yang berkepanjangan. Semua itu karena kemurkaan Allah SWT disebabkan manusia tidak pandai bersyukur bahkan menyombongkan diri, seolah-olah semua kehebatan yang dicapai dalam hidup ini semata-mata karena kehebatan mereka. 

Untuk memberi pelajaran yang sangat berharga bahwa sebenarnya Allah-lah yang amat berkuasa, Allah SWT membuat mereka menjadi manusia-manusia yang tidak berdaya, sehebat apapun mereka dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah dicapainya selama ini. Pelajaran dari Allah SWT melalui berbagai kejadian yang menakutkan semestinya membuat manusia harus melepaskan egoisme atau kesombongan, baik kesombongan sebagai pribadi, keluarga, kelompok maupun bangsa. 

Allah SWT berfirman: Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain (QS Al An’am [6]:6).

Sejarah menunjukkan kepada kita bagaimana kehidupan menjadi tidak menyenangkan seperti pada masa Nabi Nuh dengan banjir besar hingga ke puncak gunung dan menenggelamkan orang-orang yang durhaka kepada Allah SWT. Fir’aun yang hebat kekuasaannya juga harus tenggelam di tengah lautan karena kesombongan dengan sebab kekuasaan yang dimiliki, begitu pula dengan Qarun yang amblas diri dan hartanya ke dalam bumi karena kesombongan dengan sebab kekayaan yang dimilikinya.

Karena itu hingga kini di berbagai belahan bumi ini, Allah SWT tunjukkan sebagian kecil bahkan sangat kecil dari kekuasaan-Nya yang Maha Besar dan itu sudah cukup untuk membuat manusia-manusia yang kuat menjadi tidak berdaya sehingga seharusnya manusia mengambil pelajaran bahwa kesombongan memang harus dibuang dari sikap hidup sebagai manusia yang terbukti amat lemah. Akhir tahun 2004 yang lalu, negeri kita, khususnya Aceh dilanda bencana yang menurut ukuran kita sangat dahsyat, yakni gempa bumi dan gelombang tsunami yang menewaskan lebih dari 200.000 nyawa. Dalam hitungan menit, air laut naik ke darat, menerjang dan menyapu apa yang ada bahkan mencabut pohon-pohon yang besar, mengikis jalan beraspal, menghancurkan rumah-rumah yang mewah bahkan memindahkan kapal-kapal kecil dan besar dari laut ke daratan dengan jarak berkilo-kilo meter. Peristiwa yang hanya berlangsung beberapa menit itu telah mengakibatkan kesedihan, kekacauan dan penderitaan yang panjang.

Belum hilang bayangan dan ingatan kita pada dahsyatnya Tsunami di Aceh, terjadi lagi bencana yang besar di Amerika Serikat, sebuah negeri yang selama ini merasa sangat berkuasa di dunia dan seolah-olah memiliki peradaban yang tinggi dan semua manusia harus tunduk pada mereka. Kali ini Allah SWT menunjukkan sebagian kecil dari kekuasaan-Nya dengan cara lain dari apa yang terjadi di Aceh, yakni angin kencang yang kemudian disebut dengan badai Katrina. Amerika yang sudah berkali-kali dilanda badai dengan nama yang berbeda-beda ternyata masih belum menyadarkan mereka. Badai Katrina ini diakui sangat besar karena terlihat dari kehancuran kota New Orleans yang 70-80 persen wilayahnya kemudian menjadi rawa-rawa besar dan korban jiwa yang diperkirakan mencapai 10.000 orang. Dalam waktu yang cukup lama, kota ini tidak bisa dihuni oleh penduduknya agar tidak terjadi dampak negatif yang lebih besar. Belum hilang kesedihan dan kesengsaraan akibat badai Katrina, Allah SWT mengutus lagi badai yang mereka beri nama dengan Rita. Badai seperti ini juga melanda banyak negara lain seperti Cina, Taiwan, Vietnam, Filipina, dll. Prakiraan cuaca telah memberitahukan akan terjadinya badai itu, namun negeri sekuat Amerika ternyata tidak bisa mencegahnya.

Kekacauan yang menyebabkan kesedihan yang mendalam terus berlangsung, gempa bumi dengan goncangan yang kuat bisa terjadi dimana-mana, terakhir seperti yang terjadi di Pakistan, Afganistan dan India yang menewaskan tidak kurang dari 40.000 orang tewas dan ratusan ribu lainnya luka-luka. Di negeri kita, terjadi lagi bencana yang mengacaukan kehidupan manusia seperti tanah longsor di Wasior Papua, meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Yogya,  dan sebagainya.

Dahsyatnya berbagai peristiwa yang menghilangkan kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupan di muka bumi ini tidak hanya hari ini dan kemarin, tapi sejarah mencatat bahwa hal itu telah terjadi berkali-kali pada masa-masa terdahulu. Karena itu, Allah SWT berfirman: Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?, atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?. Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku (QS Al Mulk [67]:16-18).

Setelah kita ingat kembali betapa Maha Kuasa Allah SWT dan betapa lemah diri kita, maka tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali harus tunduk kepada Allah SWT dengan segala ketentuan-Nya. Inilah memang konsekuensi sebagai manusia yang telah beriman kepada-Nya.



Ust. Ahmad Yani
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger