Bujuk
rayu setan pada anak-anak Adam saat melakukan ibadah ketaatan dapat dipetakan
dalam 7 pendekatan:
1. Setan
melarang taat kepada Allah Swt. Apabila hamba Allah terpelihara, Setan
memerintahkan agar hamba itu diperangi.
2. Apabila
hamba diselamatkan Allah dari serangan Setan, hamba itu tergoda agar
tergesa-gesa.
3. Jika
Allah menyelamatkannya, hingga amalnya sempurna, Setan menggoda agar
memperlihatkan 1 kesempurnaan amalnya.
4. Apabila
Allah menjaganya dari godaan itu, Setan masuk melalui takjub terhadap diri
sendiri.
5. Apabila
hamba melihat adanya anugerah Allah, Setan menggoda agar hamba itu berijtihad
dalam wilayah sirri (rahasia Allah). Setan membisikkan kepada hamba,
"Sebenarnya Allah ingin menampakkan diri-Nya kepadamu!" Ucapan ini
penuh harapan agar si hamba terjerumus riya'. Tetapi apabila sang hamba
menyerahkan diri semuanya hanya pada ilmu Allah, maka ia akan selamat.
6. Jika
hamba melemah, tidak mengikuti aturan Allah Swt., Setan berbisik kembali,
"Anda tidak butuh lagi amal tersebut. Karena jika Anda ditakdirkan bahagia
pasti meninggalkan amal itu ddaklah membahayakan Anda. Namun jika Anda
ditakdirkan celaka, tentu, sama sekali amal itu tidak memberi manfaat kepada
diri Anda."
7. Apabila
Allah masih menyelamatkan hamba-Nya ini, maka sang hamba berkata pada Setan
itu, "Aku ini hanya hamba. Dan bagi seorang hamba harus melaksanakan
perintah tuannya. Sedangkan tuannya berbuat sekehendaknya dan menghukum
sekehendaknya pula." Maka, hamba ini selamat dari Setan, atas pertolongan
Allah Swt. Jika tidak maka hancurlah hati hamba tadi.
Di
antara cacat yang harus dihindari adalah nafsu. Anda harus hati-hati dengan
nafsu. Karena nafsu adalah musuh besar, dan pengobatannya sangat sulit. Nafsu
merupakan musuh dari dalam dan menjadi kendali.
Nafsu merupakan bahaya besar,
sekaligus musuh yang dikasihi. Sementara manusia buta dengan cacat yang ada
pada kekasihnya. Andaikata ia melihat cacat itu pun, namun matahatinya
terpejam.
Untuk mengendalikannya, nafsu harus diikat dengan tali taqwa dan
wara' agar kita mampu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Nafsu tidak akan menjadi hina dan hawanya tidak bisa hancur, kecuali dengan
tiga hal:
1)
Nafsu harus dicegah dari syahwatnya;
2)
Membebani dengan ibadah yang berat;
3)
Memohon pertolongan kepada Allah Swt. dan taqarrub kepada-Nya. Nafsu tidak akan
bisa bersih dari kejahatan kecuali atas pertolongan Allah Swt.
Mi'raj
as-Salikin, Imam Al Gazali

Posting Komentar