Dalam mengantarkan manusia untuk mengenal jati dirinya,
untuk kemudian membawanya pada proses penyempurnaan diri, perlu kiranya
mengenal beberapa tahapan yang dapat memudahkan sang makhluq menuju sang
kholiq, diantaranya:
1. Ta'alluq (Menggantungkan hati dan pikiran hanya untuk Allah)
Dalam istilah lain dikenal dengan zikir kepada Allah. Dengan berusaha mengingat
dan mengikatkan kesadaran hati dan pikiran kita kepada Allah. Apapun,
bagaimanapun dan dimanapun kondisi seorang mukmin berada, maka is terikat dan
tidak terlepas dari berfikir dan berdzikir kepada Allah. Sebagaimana dalam
firman-Nya:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (آل
عمران191)
Artinya: Yakni orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi sraya berkata:Ya Tuhan kami, tiadalah engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka perihalah kami darisiksa
neraka.
2. Takhalluq
Takhalluq merupakan suatu upaya menuju proses penyempurnaan diri melalui
pengejewantahan sifat-sifat Tuhan yang mulia untuk dapat ditiru dalam
sifat-sifat seorang mukmin, sehingga ia memiliki sifat-sifat mulia sebagaimana
sifat-sifat Tuhan.
Proses ini bisa juga disebut proses internalisasi sifat
Tuhan ke dalam diri manusia. Seperti halnya banyak di antara kalangan sufi yang
dalam hal ini menyandarkan Hadist Nabi yagn berbunyi: "Takhallaq bi
Akhlaq-I Allah". Yang artinya berakhlaglah seperti Akhlaq Tuhan.
3. Tahaqquq (Aktualisasi sikap)
Adalah merupakan suatu proses untuk mengaktualisasikan kesadaran dan kapasitas
dirinya sebagai seorang mukmin - sebagaimana tercermin dalam proses takhalluq -
untuk kemudian mengaplikasikannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. la
merupakan proses terakhir dari pengejewantahan proses takhalluq untuk menuju
manusia yang sempurna.
Sebuah gambaran singkat menuju proses penyempurnaan diri manusia, yang
berangkat dari pengenalan arti dan hakekat manusia itu sendiri, untuk kemudian
sampai kepada Tuhannya.
Us. Ali Halim
Posting Komentar