Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Cinta Pada Pandangan Pertama

Cinta Pada Pandangan Pertama


مُشَاهَدَةُ المُؤْثِرِيْنَ لِلدُّنْياَ تَمْحُو حُبَّ الآخِرَةِ مِنَ القَلْبِ وَكَيْفَ باِلمُجَالَسَةِ وَالمُخَالَطَةِ


Menyaksikan orang-orang yang lebih mementingkan kehidupan dunia dapat menghapus cinta akherat dari hati. Maka bisa dibayangkan jika selalu duduk bersama mereka, berkumpul dan berteman dengan mereka. (Imam Abdullah Al-Haddad)



Dalam surah Al-Hijr ayat 88 Allah berfirman:


لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ ﴿٨٨﴾



“Janganlah sekali-kali kamu mengarahkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-Hijr: 88).


Ayat di atas memberi penjelasan tentang larangan memandang kenikmatan hidup orang-orang kafir. Sebuah pandangan mempunyai pengaruh besar kepada jiwa. Memandang hal-hal positif tentunya berpengaruh positif pada hati, sikap, dan ucapan. Selain itu, pandangan menimbulkan rasa cinta. Dan cinta yang dimaksud adalah cinta akherat yang berarti cinta ibadah, cinta shalat berjama’ah, cinta baca Al Qur’an, cinta dzikir, cinta mempelajari ilmu agama.


Jika yang kita lihat adalah kaum sholeh, orang-orang yang ahli ibadah, hati kita tergerak untuk menirunya. Lambat laun hati kita tertarik beribadah bersama mereka. Tapi ketika kita menyaksikan orang-orang yang tidak baik, orang-orang yang lebih mementingkan urusan dunia, kita sudah terkena racun cinta dunia, kepedulian kepada akherat menjadi pupus sudah.


Mudahnya, jika kita senang menonton, senang melihat orang yang cinta dunia sebentar lagi kita akan cinta dunia. Jika yang dibaca adalah kabar para politikus, sebentar lagi kita senang politik. Namun jika yang kita dengarkan adalah orang yang membaca kitab, orang yang memberi nasehat, menceritakan sejarah Rasulullah, tidak lama kita akan mengikuti jejak Nabi SAW.


Bisa jadi pandangan kita yang terbatas tersebut membuat kita serasa terbuai oleh gemerlap dan gemerincing harta orang-orang kafir. Mungkin mereka menikmati semua itu. Sayang, kenikmatan tersebut ada batas pemakaiannya dan Allah jadikan semua itu sebagai tipuan dan fatamorgana belaka.


“Segala sesuatu itu awalnya pasti dari pandangan mata. Sama seperti api yang berkobar besar, pada awalnya dari api yang kecil,” bunyi sebuah pepatah.


Bayangkan puntung rokok yang ada di tengah hutan. Ia  akhirnya berubah jadi kebakaran hebat membakar ratusan sampai ribuan hektar. Hanya sepuntung rokok. Begitu juga perbuatan dosa yang besar, seperti zina. Awalnya saling tatap, berkenalan, dan terjadilah hubungan di luar nikah.

تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ ﴿٢٢﴾




“Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi.” (Qs. An-Najm: 22).


Cobalah kita pandang wajah orang-orang saleh yang teduh, para ahli ibadah, orang yang zuhud. Cerita-cerita yang kita dengar adalah cerita orang yang saleh, orang yang zuhud, orang-orang yang dekat kepada Allah, kita akan terangsang untuk bisa mengikuti jejak mereka. Imam Ats-Tsauri berkata :

النَّظَرُ إِلَى وَجْهِ الأَحْمَقِ خَطِيْئَةٌ مَكْتُوْبَةٌ


“Melihat orang yang bodoh (orang yang melanggar ajaran Allah) merupakan sebuah kesalahan yang tercatat.”


Dalam melakukan penilaian baik tidaknya seseorang janganlah dinilai dari pribadinya secara langsung. Tanyalah kepada temannya. Dengan begitu kita bisa mempunyai gambaran dan informasi yang memadai tentang latar belakang seseorang. Dari situlah, kita memutuskan jadi tidaknya menjalin persahabatan.


Tentu, mukmin yang baik menjauhkan diri dari pergaulan bebas yang berpotensi merusak masa depan seperti seks bebas, narkoba, miras dan tindakan kriminal. Sama halnya jika ada orang yang terkena penyakit kudis. Orang yang sehat kumpul dengan orang yang berpenyakit kudis, maka yang sehat akan tertular penyakit, bukan sebaliknya. Begitu teman yang tidak baik,  jika kita kumpul dengan mereka, sebentar lagi kita akan terpengaruh.


Kerusakan pemuda pada jaman sekarang lebih pada karena pergaulan yang tidak benar. Kerusakan yang terjadi meliputi perubahan akidah, agama, akhlaq, dan pola pikir. Habib Ali bin Muhammad bin Al-Habsyi menyatakan :


 وَإِياَّكموا من صُحْبَةَ الضّدِّ إِنَّنِي # رأيت فساد المرء صُحْبَةَ أَضْدَادِ


“Hati-hati kamu dengan teman-teman yang sejalan denganmu, karena aku melihat kerusakan pemuda yang ada di zaman sekarang ini karena teman yang tidak benar.”



Ali Akbar
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger